Synopsis
Keris Bali: Cultural Diplomacy Asset memperlihatkan Keris Bali sebagai pusaka budaya Bali yang memiliki citra kuat sebagai salah satu representasi Indonesia dalam diplomasi budaya. Keris Bali digunakan sebagai instrumen diplomasi oleh pihak pemerintah dan sebagai suvenir berbentuk senjata tradisional asli Nusantara. Upaya ini bertujuan untuk memperkenalkan budaya Bali dan mempererat persahabatan dengan negara lain. Di masa lalu, keris banyak terbawa ke luar negeri saat perang yang menyebabkan pusaka keris hilang dan dimiliki oleh negara asing, menyebabkan proses pengembalian lebih sulit untuk kembali dibawa ke Indonesia. Namun, kolektor bernama Komang Sudiarta bekerja sama dengan para pande untuk mengembalikan Keris Bali ini dari luar negeri seperti Israel. Pihak pemerintah juga turut serta mendukung. Maka, hal ini memperlihatkan tekad masyarakat Indonesia untuk menjaga kelestariannya. pemerintah dan seluruh masyarakat Indonesia sepatutnya bangga dan turut serta dalam upaya pelestarian warisan kebudayaan agar tidak tergerus oleh gempuran kebudayaan dan produk asing. Karena bangsa yang baik adalah bangsa yang cinta dengan sejarahnya.
Keris Bali: Cultural Diplomacy Asset discusses the significance of the Balinese Keris as a cultural heritage and its role in Indonesian cultural diplomacy. The Balinese Keris is not only a traditional weapon but also serves as an instrument of diplomacy and a symbol of Indonesian culture. Efforts to promote the Balinese Keris aim to showcase Balinese culture and foster stronger ties with other countries. Historically, many keris were taken abroad during wars, leading to the challenge of returning these heirlooms to Indonesia. However, through collaborative efforts between a collector named Komang Sudiarta and local artisans, some Balinese Keris have been successfully returned from countries like Israel. This reflects the Indonesian people's commitment to preserving their cultural heritage. The government's support for these efforts demonstrates the collective pride and responsibility of all Indonesians in safeguarding their cultural legacy against the influence of foreign cultures and products. It emphasizes the importance of cherishing and protecting their history.
References
Pahlevi, O. W. (2024). Filosofi Keris Bali. Audiovisual BRIN.
Wijayanto, E. (2019). Keris as a culture text: Hermeneutics review of Pusaka Keris Magazine. International Review of Humanities Studies, 4(1), 299-312.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Putu Ratih Kumala Dewi