Synopsis
Mbah Darto, seorang petani dan penggerak seni di desanya, ingin melanjutkan kembali tradisi ritual Irung-irung yang telah terhenti karena keresahan warga lain akan keterbatasan akses ke lokasi mata air yang berada di dalam sebuah perusahaan. Mbah Darto pun memutuskan mengajak tokoh lain di desanya untuk mencari solusi agar ritual Irung-irung dapat dilaksanakan kembali tanpa harus dibatasi oleh waktu dan tempat.
A farmer and an art enthusiast in his village noticed that the villagers were worried about the limited access to a spring located on a company's property. He wanted to revive the tradition of the irung irung ritual, which was halted due to this issue. He gathered other village leaders to find a solution to conduct the irung irung ritual without any time or location restrictions.
References
Isya, W. (2017). Perancangan Informasi Ritual Ngalokat Irung-Irung Di Kabupaten Bandung Barat Melalui Buku (Doctoral dissertation, Universitas Komputer Indonesia).
Fadillah, D. N. (2017). UPACARA RITUAL IRUNG-IRUNG DI DÉSA CIHIDEUNG KECAMATAN PARONGPONG KABUPATÉN BANDUNG BARAT PIKEUN BAHAN PANGAJARAN BAHASAN BUDAYA SUNDA DI KELAS XI SMA (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan Indonesia).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Gharisa Nur Alam