Tirtha Parahyangan
Array

Keywords

Pertirtaan Jotolundo
Tirtha Parahyangan
Jotolundo
Wisata religi
Wisata

Synopsis

Berada di Desa Seloliman, Trawas, Mojokerto, petirtaan Jolotundo tidak pernah surut mengalirkan air. Dalam beberapa literasi, dijelaskan bahwa petirtaan Jolotundo dibangun pada tahun 991M oleh Raja Udayana di sebelah Barat Gunung Penanggungan dengan ketinggian sekitar 525 mdpl. Film ini berdurasi kurang lebih 12 menit mencakup sejarah, fakta, manfaat, serta mitos yang beredar di masyarakat sekitar dengan menghadirkan pengelola Jolotundo dan pelaku spiritual untuk menjawab pertanyaan para wisatawan karena Jolotundo bukan hanya destinasi wisata umum, namun juga wisata religi bagi pegiat spiritual dan budaya.

Petirtaan Jolotundo is a sacred site located in the village of Seloliman, Trawas, Mojokerto. It is said to have been built in 991 AD by King Udayana and has never stopped flowing water. The site is situated on the western slope of Mount Penanggungan at an altitude of approximately 525 meters above sea level. This place is not only a popular tourist destination but also a religious site for spiritual and cultural enthusiasts. The site's history, benefits, and myths are covered in various literatures and films.

References

Tamara, D. S. Y. O., & Murtini, S. (2018). Analisis strategi pengembangan obyek wisata situs Jolotundo sebagai obyek wisata di kawasan peruntukan pariwisata Budaya Kabupaten Mojokerto. Swara Bhumi, 5(5), 9-17.

Nurhalizza, M., Puji, R. P. N., & Soepeno, B. (2019). Peranan Petirtaan Jolotundo Untuk Meningkatkan Kesadaran Sejarah Peserta Didik Dalam Pembelajaran Sejarah. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 6(2), 319-337.

Basalamah, M. R. (2020). Jolotundo as an attraction of local wisdom based ecotourism.

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Copyright (c) 2024 M. Andi Fikri

Downloads

Download data is not yet available.