Synopsis
Tenun Ikat tradisional merupakan salah satu kebutuhan bagi masyarakat Sumba. Mereka menggunakan kain ini sebagai pakaian sehari-hari dan untuk keperluan yang berkaitan dengan adat. Secara tradisional, orang Sumba memenuhi kebutuhan ini dengan memproduksinya sendiri. Kuanda Ana Amah, seorang warga Kampung Raja Praiyawang menjelaskan proses panjang pembuatan Tenun Ikat dan bagaimana mereka masih menggunakan produk alam sebagai bahan pewarna kain. Kain ini menjadi komoditas bernilai tinggi ketika dunia di luar Pulau Sumba mulai mengenal keindahannya.
Traditional woven ikat textiles are one of the essential needs for the people of Sumba. They use this fabric not only for everyday wear but also for various purposes related to their customs. The people of Sumba traditionally meet this need by producing it themselves. Kuanda Ana Amah, a resident of Raja Praiyawang Village, explained the lengthy process of making ikat textiles and how they still use natural products as dye for the fabric. When the outside world began to recognize the beauty of this fabric, it became a commodity with very high economic value.
References
Wulandari, M. R. (2020). Eksplorasi Tenun Ikat Sumba Timur Ditinjau Dari Etnomatematika. Satya Widya, 36(2), 105-115.
Murniati, M., & Takandjandji, M. (2015). Tingkat Pemanfaatan Tumbuhan Penghasil Warna Pada Usaha Tenun Ikat Di Kabupaten Sumba Timur. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman, 12(3), 223-237.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Erlangga Esa Laksmana