Synopsis
Pewarna alam merupakan bahan untuk mewarnai tekstil yang diekstrasi dari alam, khususnya tumbuh-tumbuhan. Karena bersifat organik, pewarna alam bisa menjadi salah satu upaya menjaga Sungai Bengawan Solo yang mana dicemari limbah tekstil yang menggunakan pewarna sintesis. Praktik pewarnaan alami yang dilakukan oleh nenek moyang terkesan sederhana, namun sebenarnya merupakan praktikum kimia organik yang kompleks. Selain itu, pewarna alam merupakan cycle product; bahan yang diambil dari alam dimanfaatkan untuk pewarnaan, kemudian dikembalikan ke alam sebagai pupuk atau dimanfaatkan kembali sebagai biomassa.
Natural dyes are materials used to color textiles that are extracted from nature, particularly from plants. Organic in nature, natural dyes can be a solution to help protect rivers, particularly the Bengawan Solo, where textile waste is a major cause of pollution due to the use of synthetic dyes. Natural dyes are a cycle product, where materials taken from nature are utilized for dyeing, then returned back to nature as fertilizer or can be reused as biomass.
References
Paryanto, P., Kwartiningsih, E., Pranolo, S. H., & Haningtyas, V. (2015). Pengambilan Zat Warna Alami Dari Buah Mangrove Spesies Rhizophora Mucronata Untuk Pewarna Batik Ramah Lingkungan. Jurnal Purifikasi, 15(1), 33-40.
Alamsyah, A. (2018). Kerajinan batik dan pewarnaan alami. Endogami: Jurnal ilmiah kajian antropologi, 1(2), 136-148.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Sugito