Synopsis
Nyalin Pare berasal dari kata salin yang artinya mengganti. Oleh karena itu, upacara di mana para petani mengucapkan syukur atas keberkahan dan rezeki yang dilimpahkan Gusti Allah ini biasa dilaksanakan ketika padi hendak dipanen atau diganti dengan bibit baru untuk mewujudkan keseimbangan antara manusia dengan alam. Ketika panen mengambil hasil pertanian dan nyalin sendiri, hal tersebut merupakan prosesi izin atau tata krama di alam agar bisa berhati-hati memperlakukan padi karena telah memberi kehidupan kepada manusia. Adapun sebagai ritual atau hiburan diiringi oleh penari ataupun tarawangsa.
The Nyalin Pare ceremony is usually held when rice is about to be harvested or replaced with new seedlings. This ceremony represents the balance between humans and nature, so the farmers express their gratitude for the blessings and sustenance bestowed upon them by Allah. Essentially, the harvest is about taking the fruits of the land, while the Nyalin Pare ceremony is a ritual for seeking permission from nature to handle the rice with care, as it has given life to humans. Dancers or tarawangsa musicians accompany this ceremony.
References
Subekti, R. R., Paulus, E., Aprimulyana, Y., & Seniwati, P. Virtual Reality Design as Digital Learning Media in Preserving Local Culture of Tarawangsa Art.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Andriana