Synopsis
Tradisi Kupatan merupakan akulturasi budaya yang dilakukan oleh salah satu Wali Songo, yaitu Sunan Kalijaga. Abdul Masyir atau lebih dikenal dengan sebutan Mbah Mesir adalah orang pertama yang merintis Kupatan di Durenan. Setelah Mbah Mesir wafat, tradisi ini tetap dihidupkan oleh tokoh-tokoh penerusnya, antara lain: KH. Imam Mahyin, KH. Ahmad Mu’in, dan KH. Abdul Fattah Mu’in. Kini, Tradisi Kupatan terus dipraktikkan oleh masyarakat Durenan secara alami, tanpa adanya intruksi dari seorang kiai. Saat ini, praktik Tradisi Kupatan sudah meluas sampai ke berbagai wilayah di Trenggalek.
The tradition of Kupatan is a cultural acculturation initiated by one of the Wali Songo, Sunan Kalijaga. Abdul Masyir, also known as Mbah Mesir, was the first to start Kupatan in Durenan. After Mbah Mesir's passing, his successors continued this tradition. Nowadays, the tradition of Kupatan is still practiced naturally by the people of Durenan. Currently, the tradition of Kupatan is practiced by the people of Durenan and has also spread to various regions in Trenggalek.
References
Amin, W. R. (2017). Living Hadis dalam Fenomena Tradisi Kupatan di Desa Durenan Kecamatan Durenan Kabupaten Trenggalek (Doctoral dissertation, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA).
Amin, W. R. (2017). Kupatan, Tradisi Untuk Melestarikan Ajaran Bersedekah, Memperkuat Tali Silaturahmi, Dan Memuliakan Tamu. Al-A'raf: Jurnal Pemikiran Islam dan Filsafat, 14(2), 267-282.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Yanu Andi