Upaya Pelestarian Kain Celugam, Kain Tuha Masyarakat Adat Lampung Barat
Array

Keywords

Kain celugam
Kain
Adat
Lampung Barat

Synopsis

Celugam dipercaya sudah turun-temurun dipakai sejak ratusan tahun lalu oleh masyarakat Bumi Sekala Bekhak, Lampung Barat. Pada awalnya, kain motif celugam hanya dipakai untuk kain pembungkus singgasana raja. Lusiana adalah salah satu pelestari dan pengrajin kain celugam yang tergerak berkat sepucuk surat tentang sejarah kain celugam dari almarhum kakeknya. Sebagai salah satu upaya pelestarian budaya, Lusiana menjadikan kain motif celugam menjadi beberapa produk, di antaranya peci/kopiah, selendang, dan baju. Ia berharap kain motif celugam akan tetap eksis dan lebih dikenal oleh masyarakat luas.

Celugam is a traditional fabric used for hundreds of years by the people of Bumi Sekala Bekhak, Lampung Barat. Initially, it was only used as a cloth to wrap the king's throne. Lusiana is one of the craftsmen dedicated to preserving and promoting celugam. She was inspired to do so by a letter from her late grandfather about the history of Celugam. As part of her efforts to preserve the culture, Lusiana has innovated using Celugam fabric to create various products, including headscarves, scarves, and clothing. By making Celugam fabric a part of daily life, she hopes to keep the tradition alive and make it more widely known.

References

ANGGRAINI, N. I. (2022). PERANAN PEREMPUAN PENGRAJIN BATIK DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA (Studi Pada Pengrajin Batik Di LKP Batik Siger, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung).

Persada, C., & Rusmiati, F. (2021). MENUJU ARSITEKTUR BERKELANJUTAN; Analogi, Perilaku dan Kearifan Lokal dalam Perancangan. GrahaILmu/Teknosain.

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Copyright (c) 2024 Rohimat Zaidi

Downloads

Download data is not yet available.