Synopsis
Serak Jawa dalam bahasa latin Tyto alba javanica atau burung hantu dikenal membantu petani dalam memberantas hama tikus. Wien Liem Sien, sosok pencetus kawasan studi konservasi Tyto alba javanica di Cangkringan Yogyakarta, mengajak para petani melestarikan satwa burung hantu dan memanfaatkannya dalam kegiatan bertani yang membutuhkan waktu tidak sebentar untuk merekayasa ekosistem pertanian dan menyadarkan para petani untuk menjalankan konservasi. Berkat pendekatan yang intens, Pak Liem berhasil membuktikan burung hantu bisa mengantarkan panen padi yang melimpah.
The Javan Serak, also known as the owl (Tyto alba javanica in Latin), is recognized for its role in helping farmers control rat pests. Wien Liem Sien, the founder of the Tyto alba javanica conservation area in Cangkringan, Yogyakarta, encouraged farmers to preserve owl populations and utilize them in farming practices. This approach aimed to engineer the agricultural ecosystem over time, while raising farmers' awareness about the importance of conservation. Thanks to his dedicated efforts, Pak Liem successfully demonstrated that owls can significantly increase rice harvests.
References
Harjanto, D. (2016). Penggunaan Serak Jawa (Tyto alba) sebagai Pengendali Hama Tikus pada Persawahan Daerah Istimewa Yogyakarta. ., 1-16.
Kusbaryunadi, M., UPY, F. P., & Paiman, I. (2015). UPAYA KONSERVASI BURUNG HANTU (Tyto atba) UNTUK MENGENDALIKAN HAMA TIKUS SAWAH DI DESA BANYUREJO, TEMPEL, SLEMAN, YOGYAKARTA.
Sudarmaji, S., Pustika, A. B., Yolanda, K., Pujiastuti, E., Martini, T., & Stuart, A. (2021). The Occupancy of Barn Owl in the Artificial Nest Box to Control Rice Field Rat in Yogyakarta Indonesia. PLANTA TROPIKA, 9(2), 116-125.
Susanto, H. (2016). KEMELIMPAHAN, DISTRIBUSI, DAN KARAKTERISTIK SARANG BURUNG SERAK JAWA (Tyto alba javanica) DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA (Doctoral dissertation, UAJY).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2024 Yohanes Aditya Sanjaya