Synopsis
Tanaman purun, yang tumbuh subur di lahan gambut Kalimantan Tengah, telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kerajinan anyaman. Di Desa Natai Baru, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat, keahlian menganyam purun diwariskan secara turun-temurun. Dahulu, anyaman purun hanya terbatas pada tikar. Kini, berbagai produk inovatif seperti tas, topi, kotak tisu, sandal, alas makan, bahkan sedotan, dibuat dari purun. Lebih dari sekadar fungsi praktis, anyaman purun memiliki nilai budaya dan filosofis yang penting. Produk purun tidak hanya berkontribusi melestarikan ekosistem gambut, tetapi juga meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
The purun plant, which thrives in the peatlands of Central Kalimantan, has long been used by local communities for various woven crafts. In Natai Baru Village, Arut Selatan Subdistrict, Kotawaringin Barat Regency, the skill of weaving purun has been passed down for generations. While traditionally limited to mats, purun weaving now includes innovative products such as bags, hats, tissue boxes, sandals, placemats, and even straws. Beyond its practicality, purun weaving holds significant cultural and philosophical value, contributing to peatland conservation and raising awareness about environmental preservation
References
-

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
