Synopsis
Kabupaten Pacitan memiliki kearifan lokal yang terpelihara dengan baik hingga kini. Salah satunya adalah tradisi entas-entas, budaya warga Desa Sukoharjo, Pacitan, yang dilaksanakan setelah panen raya. Entas-entas merupakan tradisi mengumpulkan sebagian kecil (jimpit) hasil panen (gabah) secara sukarela dari para petani. Bulir padi yang terkumpul kemudian dibagikan kepada warga yang tidak ikut panen atau mengalami gagal panen.
Upacara adat entas-entas dimulai pada malam hari dengan membentuk kelompok pemuda yang bertugas mengumpulkan hasil panen dari warga. Acara ini juga dimeriahkan dengan berbagai kesenian dari sanggar-sanggar seni di Pacitan, bahkan melibatkan seniman dan kesenian dari luar Kota Pacitan.
Pacitan Regency retains well-preserved local wisdom, including the Entas-Entas tradition in Sukoharjo Village. This post-harvest tradition involves farmers voluntarily contributing a small portion of their harvest, which is then distributed to those who did not harvest or suffered crop failures. The ritual begins at night with youth groups collecting contributions from villagers. The event is enlivened with performances from local and visiting artists, fostering community spirit and cultural preservation.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
