Gren Mahe Ritual Adat Etnis Tana Ai
Array

Synopsis

Gren Mahe adalah ritual adat etnis Tana Ai, salah satu dari lima etnis besar di Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Gren Mahe diadakan setiap 3, 5, 7, atau 9 tahun sekali sebagai ucapan syukur atas hasil panen, segala berkat, dan rezeki yang diterima, sekaligus untuk memupuk persaudaraan di antara sesama etnis Tana Ai maupun warga sekitar. Gren Mahe juga menyampaikan pesan tentang pentingnya menjaga keharmonisan dengan alam, Tuhan, leluhur, dan sesama manusia. Hal ini terlihat dari kondisi lingkungan sekitar Mahe (altar tempat persembahan atau ritual adat) yang selalu terjaga. Etnis Tana Ai sangat ketat dalam menerapkan aturan untuk menjaga alam dan lingkungan, dengan memberikan sanksi bagi siapa saja yang melanggar.

Gren Mahe is a sacred ritual of the Tana Ai ethnic group in Sikka Regency, East Nusa Tenggara. Held every 3, 5, 7, or 9 years, the ceremony expresses gratitude for harvests, blessings, and sustenance while fostering camaraderie among Tana Ai members and neighboring communities. The ritual emphasizes harmony with nature, God, ancestors, and humanity. The well-maintained environment surrounding the Mahe altar reflects the community’s strict adherence to rules for preserving nature, enforced with penalties for violations.

Creative Commons License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Downloads

Download data is not yet available.