Synopsis
Gudeg telah menjadi ikon kuliner Yogyakarta dan dianggap sebagai makanan khas serta asli daerah tersebut, seiring dengan perkembangan sejarahnya. Mulai dari masa Kerajaan Mataram hingga saat ini, gudeg telah mengalami berbagai perubahan, baik dalam proses pembuatan, penyajian, maupun pengemasannya. Dalam tradisi masyarakat Yogyakarta, gudeg jarang memiliki peran khusus dalam ritual budaya yang diadakan. Meskipun demikian, gudeg sering kali disajikan kepada tamu sebagai bagian dari praktik sosial, menciptakan pengalaman personal yang unik bagi masyarakat Yogyakarta maupun para pengunjung.
Gudeg has become a culinary icon of Yogyakarta and is considered a signature dish of the region, deeply tied to its history. From the era of the Mataram Kingdom to the present day, gudeg has undergone various changes in preparation, presentation, and packaging. In Yogyakarta's traditions, gudeg rarely plays a significant role in cultural rituals. However, it is often served to guests as part of social practices, creating a unique personal experience for both locals and visitors.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
