Synopsis
Istilah jaran kencak, juga dikenal sebagai "kuda kencak", berasal dari seni tradisional di Desa Kalipepe, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang. Kesenian ini menggabungkan atraksi tarian kuda dengan musik gamelan. Cak Yono, seorang seniman jaran kencak, menceritakan sejarah awalnya dan betapa pentingnya kesenian ini dalam acara-acara seperti pernikahan dan acara lainnya di Lumajang. Pada tahun 2015, jaran kencak diresmikan sebagai warisan budaya tak benda Kabupaten Lumajang.
The term jaran kencak, also known as kuda kencak, originates from the traditional art in Kalipepe Village, Yosowilangun District, Lumajang Regency. This art combines horse dance performances with gamelan music. Cak Yono, an artist of jaran kecak, recounts its early history and how important this art in events like weddings and other occassions in Lumajang. In 2015, jaran kencak was officially recognized as the intangible cultural heritage of Lumajang Regency.
References
Rahardi, D. S. Perkembangan Kesenian Tradisional Jaran Kencak (Kuda Kencak) di Kecamatan Yosowilangun Kabupaten Lumajang Tahun 1972-2014.
Devina, S., Bangsa, G., & Yudani, H. D. (2013). Perancangan Esai Fotografi Sebagai Penunjang Pelestarian Jaran Kencak Lumajang. Jurnal DKV Adiwarna, 1(2), 10.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Copyright (c) 2023 Yusrizal Novwaril Huda