Templates
Etnosains, Etnoekologi, dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal
Keywords:
etnosains, etnoekologi, etnoteknologi, antropologi, kearifan lokal, IndonesiaSynopsis
Buku ini menyajikan sejumlah hasil penelitian antropologi berparadigma Etnosains, yang dilakukan oleh beberapa sarjana antropologi lulusan UGM. Etnosains muncul di pertengahan abad lalu dari kalangan ahli antropologi Amerika Serikat sebagai efek samping yang tak terduga dari upaya mereka untuk menghasilkan etnografi-etnografi yang sebanding dengan cara mendefinisikan kembali konsep pokok dalam antropologi: kebudayaan. Di Indonesia paradigma ini mulai diperkenalkan pada tahun 1980an, namun pengaruhnya terhadap kajian-kajian akademik antropologi baru terlihat tiga puluh tahun kemudian. Buku ini adalah salah satu bukti adanya pengaruh tersebut.
Sebagian besar artikel di sini merupakan hasil penulisan kembali beberapa skripsi dan tesis etnosaintifik, yang telah diujiikan di Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, UGM. Dalam buku ini terlihat bahwa cabang Etnosains yang cukup berkembang di Indonesia adalah etnoekologi, sebagai mana terlihat dari kajian tentang sungai Ciliwung, tentang laut, tentang musim, serta tentang lahan dan tanah. Namun demikian, Etnosains sendiri kini telah semakin banyak cabangnya, sebagai akibat pertemuannya dengan disiplin ilmu lain yang kemudian dipengaruhinya, seperti misalnya ethnobiology, ethnozoology, ethnobotany, ethnopedology, ethnomedicine, ethnopharmacology dan sebagainya. Etnosains memang telah menjadi salah satu paradigma antropologi yang sangat luas pengaruhnya terhadap berbagai disiplin ilmu pengetahuan alam. Etnosains bahkan juga telah memengaruhi kajian seni, sehingga muncul ethnoart dan ethnochoreology.
Dalam konteks penelitian di Indonesia, etnosains sebagai perangkat pengetahuan dari suatu komunitas atau masyarakat tertentu sering kali disebut oleh para peneliti di luar disiplin antropologi sebagai “kearifan lokal” (local wisdom). Sayangnya, mereka umumnya kurang mengenal paradigma Etnosains yang telah banyak dimanfaatkan oleh para peneliti di Barat (dan kini juga di Amerika Latin dan Afrika) untuk mengungkap kearifan lokal tersebut. Akibatnya kajian tentang kearifan lokal di Indonesia tidak berhasil berkembang pesat, baik secara teoritis maupun substantif. Buku ini diharapkan akan mendorong munculnya berbagai penelitian tentang kearifan lokal dengan menggunakan paradigma yang paling cocok untuk menelitinya, yaitu Etnosains, sehingga penelitian semacam itu akan dapat memberikan sumbangan yang lebih besar dan bermakna terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.
Chapters
-
Etnosains: Paradigma Antropologi Untuk Kearifan Lokal
-
Etnosains di Indonesia: Kehadiran dan Perkembangannya
-
Etnoekologi
-
Air dan Sungai Ciliwung: Etnoekologi di Kampung Melayu, Jakarta
-
Tanduran lan Mangsane: Etnoekologi Petani di Mendak, Gunung Kidul
-
Gambut, Tanah, dan Lahan: Etnoekologi Orang Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah
-
Pokok Hari Mlaut, Pokok Hari Nyalah: Etnoekologi Melaut Nelayan Belawan
-
Nelayan dan Hasil Tangkapannya: Etnoekologi Nelayan Belawan
-
Etnoteknologi
-
Nelayan, Perahu, dan Awaknya: Etnoteknologi Nelayan Belawan
-
Etnosains dan Penelitian Kearifan Lokal: Metode, Temuan dan Manfaat
Downloads
Download data is not yet available.
References
Abbas, I. 2013. “Pappaseng: Kearifan Lokal Manusia Bugis Yang Terlupakan”. Sosiohumaniora 15 (3): 272 – 284.
Abdullah, 2010. ”Jenis-Jenis Ikan Hasil Tangkapan Nelayan yang Didaratkan di Tempat Pelelangan Ikan (Tpi) Kuala Tuha Kecamatan Kuala Pesisir Kabupaten Nagan Raya”. Jurnal Biologi Edukasi 2(1): 32-35.
Acheson, J.M. 1981. “Anthropology of Fishing”. Annual Review of Anthropology 10: 275-316.
Acheson, M. 1981. “Anthropology of Fishing”. Annual Review of Anthropology 10: 275-316.
Acquah, H.d-H., J. Nunoo dan K.N. Darfor. 2019. “Farmers’ Perceptions and Adaptation to Climate Change”. Codesria: 35-52.
Adi P., B.S. 1995. “The Traditional Triadic: Natural Resource Management of Sumbanese Kabisu” dalam Adaptation and Development, K.Adimihardja dkk.l (eds.). Bandung: Padjadjaran University.
Adimihardja, K. (ed). 1994. Sistem Pengetahuan dan Teknologi Rakyat. Bandung: Il-ham Jaya.
Adimihardja, K. 1994. ”Padi dan Ikan: Peran Ganda Petak-petak Sawah di Kalangan Warga Kasepuhan” dalam Sistem Pengetahuan dan Teknologi Rakyat, K. Adimihardja (ed.). Bandung: Ilham Jaya.
Adimihardja, K. 1994a. “Pendahuluan” dalam Sistem Pengetahuan dan Teknologi Rakyat. Bandung: Ilham Jaya.
Adimihardja, K. 1994b. “Padi dan Ikan: Peran Ganda Petak-petak Sawah di Kalangan Warga Kasepuhan” dalam Sistem Pengetahuan dan Teknologi Rakyat, K.Adimihardja. Bandung: Ilham Jaya.
Adimihardja, K. 1994c. “Arsitektur Tradisional Sunda di Jawa Barat” dalam Sistem Pengetahuan dan Teknologi Rakyat, K.Adimihardja. Bandung: Ilham Jaya.
Adimihardja, K. 1995. “Indigenous Knowledge and Development in Indonesia” dalam Adaptation and Development, K.Adimihardja dkk.l (eds.). Bandung: Padjadjaran University.
Adimihardja, K. dkk. (eds) 1995. Adaptation and Development. Bandung: Padjadjaran University.
Agrawal, A. 1998. “Indigenous Knowledge: Some Critical Comments”. Antropologi Indonesia 55. Th. XXII: 14-43.
Ahimsa-Putra, H.S. 1985. “Etnosains dan Etnometodologi: Sebuah Perbandingan”. Masyarakat Indonesia Th.XII (2): 103-133.
Ahimsa-Putra, H.S. 1986.“Strategi Beradaptasi Penjual Sate Ayam dari Madura: Pendekatan Etnosains”. Buletin Antropologi II: 13-20.
Ahimsa-Putra, H.S. 1989. “Dasar-dasar Pendekatan Etnosains Dalam Antropologi”. Buletin Antropologi 15. Th.V: 16-29.
Ahimsa-Putra, H.S. 1994. “Antropologi Ekologi: Beberapa Teori dan Perkembangannya”. Masyarakat Indonesia XX (4): 1-50.
Ahimsa-Putra, H.S. 1997a. Etnosains: Antropologi Fenomenologi Untuk Pembangunan Yang Lebih Manusiawi. Makalah dalam Widyakarya Nasional “Antropologi dan Pembangunan”.
Ahimsa-Putra, H.S. 1997b “Air dan Sungai Ciliwung: Sebuah Kajian Etnoekologi”. Prisma 1, Thn. XXVI: 51-72.
Ahimsa-Putra, H.S. 2002. “Kata Pengantar: Fungsionalisme, Etnoekologi dan Perubahan: Sebuah Dongeng dari Dayak” dalam Etnoekologi Orang Dayak Tunjung Linggang, Lahajir. Yogyakarta: Galang Press.
Ahimsa-Putra, H.S. 2002b. Etnosains dan Etnoteknologi: Wawasan Budaya Untuk Pengembangan Teknologi. Makalah seminar “Pembangunan Berwawasan Budaya”.
Ahimsa-Putra, H.S. 2003. “Ethnoart: Fenomenologi Seni Untuk Indiginasi Seni”. Dewaruci 1 (3): 343-367.
Ahimsa-Putra, H.S. 2004b. “Etnosains: Mengungkap Pengetahuan Masyarakat Pedesaan”. Dinamika Pedesaan dan Kawasan 4 (4): 34-45.
Ahimsa-Putra, H.S. 2004b. “Etnosains: Mengungkap Pengetahuan Masyarakat Pedesaan”. Dinamika Pedesaan dan Kawasan 4 (4): 34-45.
Ahimsa-Putra, H.S. 2007. ”Kata Pengantar” dalam Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan Dalam Pemeliharaan Lingkungan Hidup Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi DIY. Jakarta: Direktorat Nilai Budaya, Seni dan Film, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata.
Ahimsa-Putra, H.S. 2017. ”Etnosains di Indonesia: Kehadiran dan Perkembangannya” dalam Paradigma Ilmu Pengetahuan dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora di Indonesia, I.Kleden dan T.Abdullah (eds.). Jakarta: LIPI Press.
Ahimsa-Putra, H.S. 2022. “Apa Itu Etnosains? : Antropologi Untuk Kearifan Lokal” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Ahimsa-Putra, H.S. 2022. “Etnosains di Indonesia Kehadiran dan Perkembangannya” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Ahimsa-Putra, H.S. 2022. ”Air Dan Sungai Ciliwung: Etnoekologi Di Kampung Melayu” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Ahimsa-Putra, H.S. dan P.A.A. Nasution. 2022. “Nelayan, Perahu dan Awakny: Etnoteknologi Nelayan Belawan” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Ahimsa-Putra, H.S.1986. “Strategi Beradaptasi Penjual Sate Ayam dari Madura: Pendekatan Etnosains”. Buletin Antropologi II: 13-20.
Akbar, A. 1989. “Pengelolaan Limbah Domestik dan Industri di DAS Ciliwung”. Widya-pura 5, Th.VI: 31-40.
Akinyemi, F.O. 2017. “Climate Change and Variability in Semiarid Palapye, Eastern Botswana”. Weather, Climate, and Society 9 (3): 349-365.
Alam, S. dan D.Lingkungan. 2007. “Kajian Kearifan Lokal Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan Lingkungan”. Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta : 206-218
Albuquerque, U.P., L.V.F.C.da Cunha, R.F.P. de Lucena, R.R.N. Alves eds.). 2014. Methods and Techniques in Ethnobiology and Ethnoecology. New York, NY: Humana Press.
Alves, R.R.N., dan W.M.S.Souto. 2015. ”Ethnozoology: A Brief Introduction”. Ethnobiology and Conservation 4 (1): 1-13.
Anichtchenko, E. 2012. “Open skin boats of the Aleutians, Kodiak Island, and Prince William Sound”. Études/Inuit/Studies 36 (1): 157-181.
Ardiwidjaja, R. 2016. “Pelestarian warisan budaya bahari: daya tarik kapal tradisional sebagai kapal wisata”. Kalpataru 25 (1): 65-74.
Arnold, J.E. and J.Bernard. 2005. “Negotiating the Coasts: Status and the Evolution of Boat Technology in California”. World Archaeology 37 (1): 109-131.
Asirin dan T.A. Argo. 2017. “Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Implikasinya terhadap Ketangguhan Mata Pencaharian Nelayan”. Journal of Regional and Rural Development Planning 1 (1): 1-15.
Azizi, E.I.K.Putri dan A. Fahrudin. 2017. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Pendapatan Nelayan Akibat Variabilitas Iklim (Kasus: Desa Muara Kecamatan Blanakan Kabupaten Subang)”. J. Sosek KP 12 (2): 225-233.
Bakhsh, K. and M.A. Kamran. 2019. “Adaptation to Climate Change in Rain-Fed Farming System in Punjab, Pakistan”. International Journal of the Commons 13 (2): 833-847.
Barrera-Bassols, N. and A. Zinck. 2003. “Land Moves and Behaves’: Indigenous Discourse on Sustainable Land Management in Pichátaro, Pátzcuaro Basin, Mexico”. Geografiska Annaler 85 (3/4): 229-245.
Barrera-Bassols, N. dan J.A.Zinck. 2003. “Ethnopedology: a worldwide view on the soil knowledge of local people”. Geoderma 111 (3–4): 171-195.
Barrera-Bassols, N. dan V.M.Toledo. 2005. “Ethnoecology of the Yucatec Maya: Symbolism, Knowledge and Management of Natural Resources”. Journal of Latin American Geography 4 (1): 9-41.
Barrera-Bassols, N. J.A. 2016. “Linking Ethnopedology and Geopedology: A Synergistic Approach to Soil Mapping. Case Study in an Indigenous Community of Central Mexico”. Dalam Geopedology, J.A. Zinck et al. (eds.). Springer International Publishing: Switzerland.
Begum, D. dan S.C.Nath. 2000. “Ethnobotanical Review of Medicinal Plants Used for Skin Diseases and Related Problems in Northeastern India”. Journal of Herbs,Spices & Medicinal Plants 7 (3): 55-93
Benarjee, G., K.Srikanth, G.Ramu dan K.N.Ramulu. 2010. ”Ethnozoological study in a tropical wildlife sanctuary of Eturunagaram in the Warangal district, Andhra Pradesh”. Indian Journal of Traditional Knowledge 9 (4): 701-704.
Biro BLH-DKI. 1993. Neraca Kualitas Lingkungan Hidup Daerah. Buku I – Analisis Kebijaksanaan. Jakarta: Pemda DKI-Jakarta, Biro Lingkungan Hidup.
Brander, K.M. 2007. “Global Fish Production and Climate Change”. Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America 104 (50): 19709-19714.
Brata, I. 2016. “Kearifan Budaya Lokal Perekat Identitas Bangsa”. Jurnal Bakti Saraswati 5(1):
Brinkmann, K., L. Samuel, S. Peth, A. Buerkert. 2018. “Ethnopedological Knowledge and Soil Classification in SW Madagascar”. Geoderma Regional 14: 1-10.
Brookfield, M. 1998. “Indigenous Knowledge: A Long History and an Uncertain Future”. Antropologi Indonesia 55. Th.XXII: 5-13.
Brukman, J. 1964. “On the New Ethnography” dalam Concepts and Assumptions in Contemporary Anthropology, S.A.Tyler (ed.). Southern Anthropological Society Proceedings no.3. Athens: Univ.Georgia.
Brush, S.B. 1980. “Potato Taxonomies in Andean Agriculture” dalam Indigenous Knowledge Systems and Development, D.W.Brokensha et al (eds). Lanham: University Press of America.
Budirahardjo, E. 1989. “Hasil Pemantauan Sungai Ciliwung Th. 1989 dan Kecenderungan Selama Enam Tahun”. Widyapura 5, Th. VI: 89-110.
Burling, R. 1969. “Linguistics and Ethnographic Description”. American Anthropologist 71: 817-827.
Byg, A. dan J. Salick. 2009. “Local Perspectives on a Global Phenomenon – Climate Change in Eastern Tibetan Villages”. Global Environmental Change 19: 156–166.
Capra, G.F., A.Ganga, A.Buondonno, E.Grilli, C.Gaviano, S.Vacca. 2015. ”Ethnopedology in the Study of Toponyms Connected to the Indigenous Knowledge on Soil Resource”. PLOS ONE| DOI: 10:1371.
Cassirer, E. 1944. An Essay on Man. New Haven: Yale University Press.
Castro, F.d. dan A.Begossi. 1996. “Fishing at Rio Grande (Brazil): Ecological Niche and Competition”. Human Ecology 24 (3): 401-411.
Chandra, F. 2007. “Aplikasi Kegiatan Speleology Sebagai Salah Satu Upaya Pemecahan Masalah Krisis Air di Wilayah Kars Gunung Kidul”. Kapai Jurnal Manajemen Bencana dan Lingkungan 46: 10-21.
Chen, D. and J.K. Whalen. 2016. “Climate Change in the North China Plain”. Climate Research 69 (3): 261-273.
CIFOR. 2010. REDD: Apakah itu? Pedoman CIFOR tentang Hutan, Perubahan Iklim, dan REDD.
Colfer, C.J.P. 1995. “Beyond Slash and Burn: A Searching Look at Uma’ Jalan Forest Knowledge” dalam Adaptation and Development, K.Adimihardja, dkk.(eds.). Bandung: INRIK, Padjadjaran University.
Conklin, H.C. 1954. “An Ethnoecological Approach to Shifting Agriculture”. Transactions of the New York Academy of Science, 2nd Series, vol. 17: 133-142.
Daijunarita and M. Quaas. 2014. “Adaptation to Climate Change and Climate Variability: Do It Now or Wait and See?”. Climate Change Economics 5 (4): 1450013.
Daldjoeni, N. 1983. Penanggalan Pertanian Jawa Pranatamangsa: Peranan Bioklimatologis dan Fungsi Sosiokulturalnya. Yogyakarta: Seri Penerbitan Proyek Javanologi.
Desfandi, M. 2014. “Urgensi Kurikulum Pendidikan Kebencanaan Berbasis Kearifan Lokal di Indonesia”. Sosio Didaktika: Social Science Education Journal 1 (2): 192-198.
Dewantara, B.Y. et al. 2019. “Perancangan Perahu Nelayan Ramah Lingkungan Menggunakan Motor Listrik Bertenaga Surya”. Cyclotron 2 (1): 37-40.
Dewi, I.K. dan Y. Istiadi. 2016. “Mitigasi Bencana Pada Masyarakat Tradisional Dalam Menghadapi Perubahan Iklim Di Kampung Naga, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya”. Jurnal Manusia dan Lingkungan 23 (1): 129-135
Diggs, D.M. 1991. “Drought Experience and Perception of Climatic Change among Great Plains Farmers”. Great Plains Research 1 (1): 114-132.
Doll, J.E., B. Petersen, and C. Bode. 2017. “Skeptical but Adapting”. Weather, Climate, and Society 9 (4): 739-751.
Douglas, M. 1966. Purity and Danger. London: Routledge and Kegan Paul.
Dove, M. 1985. “Pendahuluan” dalam Peranan Kebudayaan Tradisional Indonesia dalam Modernisasi, M. Dove (ed.). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Dronkers, J.J. 1964. Tidal Computations in Rivers and Coastal Waters. Amsterdam: North-Holland Publishing Company.
Durbin, M.A. 1966. “The Goals of Ethnoscience”. Anthropological Linguistics 8 (8): 22-41.
Durbin, M.A. 1972. “Linguistic Models in Anthropology”. Annual Review of Anthropology 1: 383-410.
Durrenberger, E.P. and G. Pálsson. 1986. “Finding Fish: The Tactics of Icelandic Skippers”. American Ethnologist 13 (2) : 213-229.
Ediyono, S.H. 1989. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kualitas Air Baku Instalasi Air Bersih Pejompongan”. Widyapura 5, Th. VI: 78.
Eghenter C dan B. Sellato (eds,). 1999. Kebudayaan dan Pelestarian Alam: Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan. Jakarta: WWF Indonesia.
Elisabetsky, E. and D.S.Nunes. 1990. “Ethnopharmacology and Its Role in Third World Countries”. Ambio 19 (8): 419-421.
Ellanna, L.J. 1988. “Skin Boats and Walrus Hunters of Bering Strait”. Arctic Anthropology, Vol. 25, No. 1: 107-119.
Eludoyin, A.O., A.O. Nevo, P.A. Abuloye, O.M. Eludoyin, and O.O. Awotoye. 2017. “Climate Events and Impact on Cropping Activities of Small-Scale Farmers in a Part of Southwest Nigeria”. Weather, Climate, and Society 9 (2): 235-253.
Emiliya, A.Pratomo dan R.D.Putra, 2017. “Identifikasi Jenis Hiu Hasil Tangkapan Nelayan Di Pulau Bintan”. Repository UMRAH (February).
Endter-Wada, J. and S.P.Keenan. 2005. “Adaptations by Long-Term Commercial Fishing Families in the California Bight: Copingwith Changing Coastal Ecological and Social Systems”. Human Organization 64 (3): 225-239.
Engel, L. 1979. Laut: Pustaka Alam Life. Jakarta: Tira Pustaka.
Eryanto, E.G. Sa’id, M.S. Ma’arif. 1990. “Model Indeks Mutu Lingkungan: Kasus Pengendalian Limbah Cair Kawasan Industri”. Widyapura 1, Th. VII: 43.
Fabrega, H. 1971. “Some features on Zinacantecan medical knowledge”. Ethnology 10: 25-43.
Faizah, R. 2007. ”Keong Macan (Babylonia Spirata, L) Sebagai Primadona Baru Bagi Nelayan di Indonesia”. Bawal 1 (4): 139-143.
Fajarini, U.dan N.Handayani. 2020. “Dampak Teknologi Modern Terhadap Kearifan Lokal Sebagai Kelestarian Lingkungan Alam dan Ketahanan Pangan di Indonesia (Studi Kasus Kampung Adat Cireundeu Jawa Barat)”. Sosio Didaktika: Social Science Education Journal 7(2): 128.
Farida, L. 2013. Persepsi Masyarakat Lokal tentang Kalimantan Forests and Climate Partnership (KFCP) serta Partisipasinya dalam Pelaksanaan Kegiatan KFCP. Skripsi, tidak diterbitkan.
Firdaus, A.M., J.M.S. Pelupessy, dan J.R.Tampubolon. 2016. “Strategi Penyelesaian Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir Di Kepulauan Banda Neira, Kabupaten Maluku Tengah”. J. Sosek KP 11 (1): 55-74.
Firdaus, M. dan C.M. Witomo. 2014. “Analisis Tingkat Kesejahteraan dan Ketimpangan Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Pelagis Besar di Sendang Biru, Kabupaten Malang, Jawa Timur”. J. Sosek KP 9 (2): 155-168.
Firdaus, M., T.Apriliani dan R.A.Wijaya. 2013. “Pengeluaran Rumah Tangga Nelayan dan Kaitannya dengan Kemiskinan: Kasus di Desa Ketapang Barat, Kabupaten Sampang, Jawa Timur”. J. Sosek KP 8 (1) : 49-60.
Firth, R. 1941. “Economics of a Malayan Fishing Industry”. Man 41: 69-73.
Firth, R. 1973. Symbols : Public and Private. London: George Allen and Unwin.
Fleskens, L. and F. Jorritsma. 2010. “A Behavioral Change Perspective of Maroon Soil Fertility Management in Traditional Shifting Cultivation in Suriname”. Human Ecology 38 (2): 217-236.
Ford, D.C., D.W. Williams. 1996. Kars Geomorphology and Hydrology. Cambridge: Cambridge University Press.
Fowler, C.S. 1977. “Ethnoecology” dalam Ecological Anthropology, D.L.Hardesty. New York: John Wiley and Sons.
Frake, C.O. 1962. “Cultural Ecology and Ethnography”. American Anthropologist 64: 53-59.
Frake, C.O. 1962. “The Ethnographic Study of Cognitive Systems” dalam Anthropology and Human Behavior, T.Gladwin dan W.C.Sturtevant (eds.). Washington: Anthropological Society of Washington.
Frausin, V., J.A. Fraser, W. Narmah, M.K. Lahai, T.R.A. Winnebah, J. Fairhead, M. Leach. 2014. “God Made the Soil, but We Made It Fertile”: Gender, Knowledge, and Practice in the Formation and Use of African Dark Earths in Liberia and Sierra Leone”. Human Ecology 42 (5): 695-710.
Fritz-Vietta, N.V.M., H.S. Tahirindraza, S. Stoll-Kleemann. 2017. “Local People’s Knowledge with Regard to Land Use Activities in Southwest Madagascar – Conceptual Insights for Sustainable Land Management”. Journal of Environmental Management 199: 126-138.
Geertz, C. 1963. Agricultural Involution. Berkeley: University of California Press.
Geertz, C. 1973. The Interpretation of Cultures. New York: Basic Books.
Geertz, C. 1988. Works and Lives: The Anthropologist as Author. Stanford: Stanford University Press.
Gelpke, J.H.F.S. 1986 (1874). ”Budidaya Padi di Jawa: Sumbangan Pada Ilmu-ilmu Bahasa Daerah dan Penduduk Hindia Belanda” dalam Budidaya Padi di Jawa, Sajogyo dan W.L. Collier (eds.). Jakarta: Gramedia.
Gibson-Hill, C.A. 1951. “A Note on the Small Boats of the Rhio and Lingga Archipelagos”. Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society 24 (1) (154): 121-132.
Gilbert, B. dan B.H. Yeo. 2014. “Technological Change and Managerial Ability: Evidence from a Malaysian Artisanal Fishery”. Land Economics 90 (2): 352-371.
Gladwin, C. 1980. “Cognitive Strategies and Adoption Decisions: Study of Non-Adoption of an Agronomic Recommendation (Mexico)” dalam Indigenous Knowledge Systems and Development, D.W.Brokensha et al (eds). Lanham: University Press of America.
Goodenough, W.H. 1964a “Cultural Anthropology and Linguistics” dalam Language in Culture and Society, D.Hymes (ed.). New York: Harper and Row.
Goodenough, W.H. 1964b. “Introduction” dalam Explorations in Cultural Anthropology, W.H. Goodenough (ed.). New York: McGraw-Hill.
Goodenough, W.H. 1969a. “Frontiers of Cultural Anthropology: Social Organization”. Proceedings of the American Philosophical Society 113 (5): 36-39.
Goodenough, W.H. 1970. Description and Comparison in Cultural Anthropology. Cambridge: Cambridge University Press.
Goso dan S.M. Anwar. 2017. “Kemiskinan Nelayan Tradisional Serta Dampaknya Terhadap Perkembangan Kumuh”. Jurnal Manajemen 3 (1): 25-36.
Green, D., J. Billy and A. Tapim. 2010. “Indigenous Australians’ Knowledge of Weather and Climate”. Climatic Change 100: 337–354.
Gubernur DKI. 1988. SK Gubernur DKI 1608/1988: 19-20.
Gunawan, B. dan O.S.Abdoellah. 1995. “Forest Management and Utilization: A Case of Traditional System of the Wehean Dayak, in Dyak Lay Village, East Kalimantan” dalam Adaptation and Development, K.Adimihardja, dkk.(eds.). Bandung: INRIK, Padjadjaran University.
Hastik, R., C. Geitner, and M. Neuburger. 2013. “Amazonian Dark Earths in Bolivia? A Soil Study of Anthropogenic Ring Ditches near Baures (Eastern Llanos de Mojos)”. Erdkunde, Bd. 67, H. 2: 137-149.
Hecht, S.B. and D.A. Posey. 1989. “Preliminary Results on Soil Management Techniques of the Kayapó Indians”. Advances in Economic Botany 7: 174-188.
Helmi, A. dan A.Satria. 2012. “Strategi Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Ekologis”. Makara, Sosial Humaniora 16 (1): 68-78.
Henderson, J. dan J.P.Harrington. 1914. Ethnozoology of the Tewa Indians. Bulletin 56. Bureau of American Ethnology. Smithsonian Institution.
Hendiarti, N. 2008. “Hubungan antara Keberadaan Ikan Pelagis Dengan Fenomena Oseanografi dan Perubahan Iklim Musiman Berdasarkan Analisis Data Penginderaan Jauh”. Majalah Ilmiah Globë 2008.
Herbowo. 1989/1990. “Program Kali Bersih (PROKASIH) DKI Jakarta”. Widyapura 5, Th. VI: 3-16.
Hermana. 2006. ”Teknologi Pembuatan Perahu di Cirebon” dalam Sistem Teknologi Tradisional, Adeng dan S.Galba (eds.). Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional, Bandung.
Hidayat, M. 2017. “Problematika Internal Nelayan Tradisional Kota Padang: Studi Faktor-Faktor Sosial Budaya Penyebab Kemiskinan”. Jurnal Socius 4 (1): 31-40.
Holilah, M. 2015. “Kearifan Ekologis Budaya Lokal Masyarakat Adat Cigugur Sebagai Sumber Belajar IPS”. JPIS: Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial 24 (2): 163-179.
Hong, T.T. 1989. “Air di Jakarta: Kenangan Tempo Doeloe” dalam Jakarta Tempo Doeloe, de Vries (ed.). Jakarta: Antarkota.
Hufiadi. 2008. “Proporsi dan Komposisi Hasil Tangkapan Jaring Tiga Lapis (Trammel Net) di Pelabuhan Ratu”. Bawal 2 (2): 69-74.
Humaedi, M.A. 2012. “Kemiskinan Nelayan: Studi Kasus Penyebab Eksternal dan Upaya Revitalisasi Tradisi Pengentasannya Di Kaliori, Rembang, Jawa Tengah”. J. Sosek KP 7 ( 2): 193-206.
Hunn, E. 1989. “Ethnoecology: The Relevance of Cognitive Anthropology for Human Ecology” dalam The Relevance of Culture, M. Freilich (ed.). New York: Bergin and Harvey.
Hutabarat, S. 2001. Pengaruh Kondisi Oseanografi terhadap Perubahan Iklim, Produktivitas dan Distribusi Biota Laut. Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar Madya dalam Ilmu Oseanografi, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro.
Iban, A. 2013. Menggali Hidup di Balik Hitamnya Gambut: Sebuah Kajian Etnoekologi. Skripsi Sarjana. Departemen Antropologi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Iban, A. dan H.S. Ahimsa-Putra. 2022. “Gambut, Tanah Dan Lahan Etnoekologi Orang Dayak Ngaju” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Immanuel, J.M. 2010. Marapu Dalam Bencana Alam: Pemaknaan dan Respons Masyarakat Desa Wunga, Sumba Timur, Terhadap Bencana Alam. Tesis CRCS. UGM. Yogyakarta.
Indrawardana, I. 2012. “Kearifan Lokal Adat Masyarakat Sunda Dalam Hubungan Dengan Lingkungan Alam”. Komunitas 4 (1): 1-8.
Iriana, D. et al. 2012. “Efektivitas Alat Tangkap Ikan Lemuru di Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan”. Depik 1(3): 131-135.
Irrubai, M.L. 2019. “Implementasi Nilai-nilai Kearifan Lokal Awik-awik Desa Sesaot dalam Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial”. Sosio Didaktika: Social Science Education Journal 6 (2): 96-109.
Iskandar, J. 2017. Ornitologi dan Etnoornitologi. Yogyakarta: Plantaxia.
Iskandar, J. dan B. Iskandar. 2011. Agroekosistem Orang Sunda. Bandung: Kiblat.
Jiri, O., P.L. Mafongoya, and P. Chivenge. 2015. “Indigenous Knowledge Systems, Seasonal ‘Quality’ and Climate Change Adaptation in Zimbabwe”. Climate Research 66 (2): 103-111.
Johnson, A. 1974. “Ethnoecology and Planting Practices in a Swidden Agricultural System (Brazil)”. American Ethnologist 1 (1): 87-101.
Johnson, L. and I. Davidson-Hunt. 2011. “Ethnoecology and Landscapes” dalam Ethnobiology, E. N. Anderson, D. Pearsall, E. Hunn, N. Turner (eds.). Hoboken, NJ: John Wiley and Sons.
Jorgensen, J.G. 1979. “Cross-Cultural Comparisons”. Annual Review of Anthropology 8: 309-331.
Juniarta, H., E.Susilo, M.Primyastanto. 2013. “Kajian Profil Kearifan Lokal Masyarakat Pesisir Pulau Gili, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur”. ECSOFIM (Economic and Social of Fisheries and Marine) 1(1):
Kantun, W., A.Mallawa dan N.L.Rapi, 2014. “Struktur ukuran dan jumlah tangkapan tuna madidihang (Thunnus albacares) menurut waktu penangkapan dan kedalaman di perairan Majene Selat Makasar”. Saintek Perikanan 9(2): 39-48.
Kaplan, D. and R.A.Manners. 1999. Teori Budaya. Terjemahan oleh L.Simatupang. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Katili, A.S., Z. Latare, M.C. Naouko. 2015. “Inventarisasi tumbuhan obat dan kearifan lokal masyarakat Etnis Bune dalam memanfaatkan tumbuhan obat di Pinogu, Kabupaten Bonebolango, Provinsi Gorontalo”. Pro Sem Nas Masy Biodiv Indon 1 (1): 78-84.
Keesing, R.M. 1972. “Paradigms Lost: The New Ethnography and the New Linguistics”. Southwestern Journal of Anthropology 28 (4): 299-332.
Kementrian Lingkungan Hidup. 2010. Profil Ekosistem Gambut di Indonesia.
Koentjaraningrat. 1988. Sejarah Teori Antropologi l. Jakarta: UI Press.
Koentjaraningrat. 1990. Sejarah Teori Antropologi ll. Jakarta: UI Press.
Koestoro, dkk. 2010. Kearifan Lokal dalam Arkeologi Seri Warisan Budaya Sumatera Bagian Utara No. 0510. Medan: Balai Arkeologi.
Kone, W.M. dan K.K. Atindehou. 2008. “Ethnobotanical inventory of medicinal plants Used in traditional veterinary medicine in Northern Côte d’Ivoire (West Africa)”. South African Journal of Botany 74 (1): 76-84.
Kooijman, S. and A. Ploeg. 1999. “Boats and Sailing in Moce, Lau Islands, Fiji in 1973”. Pacific Arts 19/20: 1-11.
Krogh, L. and B. Paarup-Laursen. 1997. “Indigenous Soil Knowledge among the Fulani of Northern Burkina Faso: Linking Soil Science and Anthropology in Analysis of Natural Resource Management”. GeoJournal 43 (2): 189-197.
Kun, P. Z. 2013. “Pembelajaran Sains Berbasis Kearifan Lokal”. Prosiding: Seminar Nasional Fisika Dan Pendidikan Fisika 2 (1): 246–256.
Kurniawan, M. 2018. “Permainan tradisional Yogyakarta sebagai sumber belajar alternatif berbasis kearifan lokal bagi pembelajaran di sekolah dasar”. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran 8 (2): 98-111.
Lahajir, Y. 2002. Etnoekologi Orang Dayak Tunjung Linggang. Yogyakarta: Galang Press.
Lahajir, Y. dan H.S.Ahimsa-Putra 2000 “Etnoekologi Perladangan Berpindah Orang Dayak Tonyooy-Rentenukng di Dataran Tinggi Tunjung, Kabupaten Kutai, Kalimantan Timur”. Sosiohumanika 13 (2): 245-261.
Laksono, P.M. 1985. “Persepsi Setempat dan Nasional Mengenai Bencana Alam: Sebuah Desa di Gunung Merapi” dalam Peranan Kebudayaan Tradisional Indonesia dalam Modernisasi, M. Dove (ed.). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Laporan Nasional. 2012. Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia. Jakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Laporan Nasional. 2015. Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia. Jakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Laporan Nasional. 2017. Eksplorasi Pengetahuan Lokal Etnomedisin dan Tumbuhan Obat Berbasis Komunitas di Indonesia. Jakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Larastiti, C. 2011. Ngelmu Titen: Mengkaji Pengetahuan Masyarakat Petani Dusun Mendak Desa Kanigoro, Kecamatan Saptosari, Kabupaten Gunung Kidul. Skripsi Sarjana. Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Larastiti, C. dan H.S. Ahimsa-Putra. 2022. “Tanduran Lan Mangsane: Etnoekologi Petani Jawa di Mendak” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Lebel, P., N.Whangchai, C.Chitmanat, J.P.L. Lebel. 2015. “Perceptions of climate-related risks and awareness of climate change of fish cage farmersin northern Thailand”. Risk Management 17 (1): 1-22.
Leclerc, C., C. Mwongera, P. Camberlin, and J. Boyard-Micheau. 2013. “Indigenous Past Climate Knowledge as Cultural Built-in Object and Its Accuracy”. Ecology and Society 18 (4): 22.
Lehodey, P.et al. 2006. “Climate Variability, Fish, and Fisheries”. Journal of Climate 19 (20): 5009-5030.
Levi-Strauss, C. 1966. The Savage Mind. Chicago: University of Chicago Press.
Li, T. 2007. The Will to Improve: Governmentality, Development, and the Practice of Politics. Durham: Duke University Press.
Liker, J.K., C.J. Haddad and J.Karlin, 1999. “Perspectives on Technology and Work Organization”. Annual Review of Sociology 25: 575-596.
Lintang, C.J., I.L.Labaro dan A.T.R.Telleng. 2012. “Kajian Musim Penangkapan Ikan Tuna dengan Alat Tangkap Hand Line di Laut Maluku”. Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(1): 6-9.
Lisna, J.M.Amelia, Nelwida, M.Andriani. 2018. “Tingkat Keramah Lingkungan Alat Tangkap Gill Net di Kecamatan Nipah Panjang, Jambi”. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan 9 (1): 83-96.
Lohani, U. 2011. ”Eroding Ethnozoological Knowledge among Magars in Central Nepal”. Indian Journal of Traditional Knowledge 10 (3): 466-473.
Lucier, C.V., J.W. Van Stone, D. Keats. 1971. “Medical practices and human anatomical knowledge among the Noatak of Eskimo”. Ethnology 10: 251-264.
Ludwig, D. 2017. “The objectivity of local knowledge. Lessons from ethnobiology”. Synthese 194: 4705–4720.
Ludwig, D. dan C. El-Hani. 2019. “Philosophy of ethnobiology: understanding knowledge integration and its limitations”. Journal of Ethnobiology en prensa 1-29.
MacKnight, C.C. 1980. “The Study of Praus in the Indonesian Archipelago”. The Great Circle 2 (2): 117-128.
Malinowski, B. 1918. “Fishing in the Trobriand Islands”. Man 18 : 87-92.
Malinowski, B. 1922. Argonauts of the Western Pacific. London: George Routledge and Sons.
Manning, P.K. dan H. Fabrega. 1976. “Fieldwork and the New Ethnography”. Man (N.S.) 11: 39-52.
Marquardt, K., R. Milestad, and R. Porro. 2015. “Farmers’ Perspectives on Vital Soil-related Ecosystem Services in Intensive Swidden Farming Systems in the Peruvian Amazon”. Human Ecology 41 (1): 139-151.
Martin, G. 2001. “Ethnobiology and Ethnoecology”. Encyclopedia of Biodiversity. Elsevier Inc.
Matuk, F.A., C.E. G. R. Schaefer, F.N.B. Simas, T.T.C. Pereira, D.F. Gjorup, and F.M.G. Coelho. 2017. “Ethnopedology of a Quilombola Community in Minas Gerais: Soils, Landscape, and Land Evaluation”. Rev. Bras. Cienc. Solo 41: 1-19.
Micozzi, M.S. 1983. “Anthropological Study of Health Beliefs, Behaviors, and Outcomes: Traditional Folk Medicine and Ethnopharmacology”. Human Organization 42 (4): 351-353.
Montana, O., R. Loisa, L.S.S. Utami. 2018. “Masyarakat dan Kearifan Budaya Lokal (Bentuk Pela Masyarakat di Negeri Batu Merah Kota Ambon Pasca Rekonsiliasi)”. Koneksi 2 (2): 507-514.
Muis, E.W. 2011. Etnobotani Moronene dan Nene Dalam kehidupan Masyarakat Moronene. Tesis Pascasarjana. Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Murdiyanto, B., N. Nurhidayat dan D. Bahar, 2017. “Analisis Hasil Tangkapan Ikan Kakap Merah Dengan Bubu Pada Berbagai Kedalaman Di Perairan Sekitar Kepulauan Karimunjawa”. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 8(4): 39.
Murtiyono, S. 1994. “Klasifikasi Lahan pada Masyarakat Sunda Kuno, Sangyang Siksakanda Ng Karesian” dalam Sistem Pengetahuan dan Teknologi Rakyat, K. Adimihardja (ed.). Bandung: Ilham Jaya.
Mussadun dan P. Nurpratiwi. 2016. “Kajian Penyebab Kemiskinan Masyarakat Nelayan di Kampung Tambak Lorok”. Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 27 (1): 49-67.
Nasution, P.A.A. dan H.S. Ahimsa-Putra. 2021. “Pokok Hari Mlaut, Pokok Hari Nyalah: Etnoekologi Dan Siasat Melaut Nelayan Belawan” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Nasution, P.A.A. dan H.S. Ahimsa-Putra. 2022. “Nelayan dan Tangkapannya Etnoekologi Nelayan Belawan” dalam Etnosains, Etnoekologi dan Etnoteknologi: Antropologi Mengungkap Kearifan Lokal, H.S. Ahimsa-Putra (ed.). Yogyakarta: Kepel Press.
Nasution, P.P.P. 2012. “Ondak Ke Laut, Pokok Hari Nyalah”: Kajian Etnoekologi dan Siasat Melaut Nelayan Belawan Bahari di Tengah Gejala Perubahan Iklim. Tesis Pascasarjana. Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Natalia, M. dan M.M. Alie. 2014. “Kajian Kemiskinan Pesisir Di Kota Semarang: (Studi Kasus: Kampung Nelayan Tambak Lorok). Teknik PWK 3 (1): 50-59.
Nath, A.J., R.Lal, A.K.Das. 2015. ”Ethnopedology and soil quality of bamboo (Bambusa sp) based agroforestry system”. Science of the Total Environment 521–522:372–379.
Natha, A.J., R. Lal, A.K. Das. 2015. “Ethnopedology and Soil Quality of Bamboo (Bambusa sp.) Based Agroforestry System”. Science of the Total Environment 521–522: 372–379.
Nimmo, H.A. 1990. “The Boats of the Tawi-Tawi Bajau, Sulu Archipelago, Philippines” Asian Perspectives 29 (1): 51-88.
Noor, M. 2010. Lahan Gambut: Pengembangan, Konservasi, dan Perubahan Iklim. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Norr, J.L. dan K.L.Norr. 1978. “Work Organization in Modern Fishing”. Human Organization 37 (2): 163-171.
Norr, K.F. 1975. “The Organization of Coastal Fishing in Tamilnadu”. Ethnology 14 (4): 357-371.
Nurani, T.W. et al. 2012. “Performa Hasil Tangkapan Tuna Dengan Pancing Tonda Di Sekitar Rumpon”. Marine Fisheries 3 (1): 1-6.
Nurdin, E. 2009. “Perikanan Tuna Skala Rakyat (Small Scale) di Prigi, Trenggalek-Jawa Timur”. Bawal 2 (4): 177-183.
Nurhaeda, M.S.Dangnga dan Nurhapsah. 2019. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan (Studi Kasus Di Kelurahan Takkalasi Kecamatan Balusu Kabupaten Barru)”. Jurnal Pendidikan Teknologi Pertanian 5 (2): 61-66.
Nurhuda. 1992. “Pencemaran Air Ciliwung dan Usaha Pengelolaannya”. Lingkungan dan Pembangunan 12 (2): 139.
Nur-Islami, M.E. 2014. Pariwisata Pascabencana: Kajian Etnosains Pariwisata di Kampung Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Sleman. Tesis Pascasarjana. Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Obeyesekere, G. 1970. “Ayurveda and mental illness”. Comparative Study of Society and History 12: 292-296.
O'Connor, S. and S.Arrow. 2008. “Boat images in the rock art of northern Australia with particular reference to the Kimberley, Western Australia” dalam Islands of Inquiry: Colonisation, Seafaring and the Archaeology of Maritime Landscapes, G.Clark, F.Leach, S.O’Connor (eds.). ANU Press.
Pamenan, A.R., S. Sunarto, I. Nurruhwati. 2017. “Selektivitas Alat Tangkap Purse Seine di Pangkalan Pendaratan Ikan Muara Angke, Jakarta”. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan 6 (2): 100-105.
Paripurno, E.T. 2007. Pertambangan dan Kelestarian Kawasan Kars: Beberapa Persoalan yang Berkembang. Presentasi: Tidak Diterbitkan.
Pariwono, J.I. 1989. “Gaya Penggerak Pasang Surut”. dalam Ongkosongo, O.S.R. & Suyarso (ed.). Pasang Surut. Jakarta: P30-LIPI.
Parmono, K. 2013. “Nilai Kearifan Local dalam Batik Tradisional Kawung”. Jurnal Filsafat 23 (2): 134-144.
Patriana, R. dan A.Satria. 2013.“Pola Adaptasi Nelayan Terhadap Perubahan Iklim: Studi Kasus Nelayan Dusun Ciawitali, Desa Pamotan, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat”. J. Sosek KP 8 (1): 11-23.
Pauli, N., L.K. Abbott, S. Negrete-Yankelevich dan P. Andrés. 2016. “Farmers’ knowledge and use of soil fauna in agriculture a worldwide review”. Ecology and Society 21 (3): 19.
Pedroso-Júnior, N. dan M. Sato. 2005. “Ethnoecology and conservation in protected natural areas: incorporating local knowledge in Superagui National Park management”. Brazilian Journal of Biology (Revista brasleira de biologia) 65 (1): 117-127.
Peña-Venegas, C.P., T.J. Stomph, G. Verschoor, J.A. Echeverri, P.C. Struik. 2016. “Classification and Use of Natural and Anthropogenic Soils by Indigenous Communities of the Upper Amazon Region of Colombia”. Human Ecology 44: 1-15.
Perchonock, N. dan O.Werner. 1969. “Navaho Systems of Classification: Some Implications for Ethnoscience”. Ethnology 8 (3): 229-242.
Poerwadarminta, W.J.S. 2004. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Poerwodarminta, W.J.S. 1985. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Posey, D., J.Frechione, J.Eddins J, et al. 1984. “Ethnoecology as Applied Anthropology in Amazonian Development”. Human Organization 43 (2): 95-107.
PPMSL-UI. 1990. Persepsi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Ciliwung. Laporan Penelitian. Jakarta: Universitas Indonesia, Pusat Penelitian Sumberdaya Manusia dan Lingkungan.
Prijotomo, J. 1995. “Javanese Architecture in the Primbon: Issues in Design Consideration” dalam Adaptation and Development, K. Adimihardja, dkk. (eds.). Bandung: INRIK, Padjadjaran University.
Priyatna, M. 2017. “Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal”. Edukasi Islami: Jurnal Pendidikan Islam 5(10): 1311-133.
Puri, R.K. 1999. “Teknik-teknik Perburuan pada Masyarakat Penan dan Kenyah di Kawasan Sungai Lurah” dalam Kebudayaan dan Pelestarian Alam: Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan, C. Eghenter dan B. Sellato (eds.). Jakarta: WWF Indonesia.
Purwanto, S.A. 1995. “The Traditional Triadic Natural Resource Management of Sumbanese Kabisu” dalam Adaptation and Development, K. Adimihardja, dkk. (eds.). Bandung: INRIK, Padjadjaran University.
Purwanto, S.A. 1998. ”Menanam Padi: Kajian Pengambilan Keputusan Petani dalam Menentukan Varietas Padi”. Antropologi Indonesia 55. Th. XII: 69-83.
Rahardjana, D.T. 2005. Pengembangan Desa Wisata Berbasis Budaya: Kajian Etnoekologi Masy Dusun Ketingan Desa Tirtoadi, Kec. Mlati Kab Sleman DIY. Tesis Prodi Ilmu Lingkungan. Jurusan Antar Bidang Sekolah Pascasarjana, Universitas Gadjah Mada.
Rahayu, D.P. 2016. “Kearifan Lokal Tambang Rakyat sebagai Wujud Ecoliteracy di Kabupaten Bangka”. Jurnal Hukum Ius Quia Iustum 23 (2): 320-34.
Rahim, A. 2011. “Analisis Pendapatan Usaha Tangkap Nelayan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Wilayah Pesisir Pantai Sulawesi Selatan”. J. Sosek KP 6 (2): 235- 247.
Rahim, A., D.R.D. Hastuti, A. Syahma, Firmansyah. 2018. “Pengaruh Lama Melaut, Kekuatan Mesin Tempel, Dan Karakteristik Responden Terhadap Pendapatan Nelayan Tangkap Tradisional Di Kabupaten Takalar”. Agrisocionomics 2(1): 50-57.
Rainaldi, B., Zamdial, D. Hartono. 2017. “Komposisi Hasil Tangkapan Sampingan (By catch) Perikanan Pukat Udang Skala Kecil di Perairan Laut Pasar Bantal, Kabupaten Mukomuko”. Jurnal Enggano 2 (1): 101-114.
Rainey, S.J. 2005. “Folk Classification and Capability Assessment of Soils in Two Highland Guatemalan Municipios”. Journal of Latin American Geography 4 (1): 77-106.
Ramisch, J.J., M.T. Misiko, I.E. Ekise, and J.B. Mukalama. 2006. “Strengthening ‘Folk Ecology’: Community-Based Learning for Integrated Soil Fertility Management, Western Kenya”. International Journal of Agricultural Sustainability 4 (2): 154-168.
Rangel-Landa, S. et al. 2016. “Ixcatec ethnoecology: plant management and biocultural heritage in Oaxaca, Mexico”. Journal of Ethnobiology and Ethnomedicine 12: 30.
Ray, S. and R. Garada. 2018. “Boat automation and fishery livelihood: a case of Chilika Lake in Odisha”. Environ Dev Sustain 20: 2399–2414.
Rick, T.C. J.R. Johnson, J.M. Erlandson and L.H.Gamble. 2004. “Style, Context, and Chronology of a Wooden Canoe Model from Santa Rosa Island,California”. Journal of California and Great Basin Anthropology 24 (2): 301-308.
Ridwan, M. 2010. “Peningkatan kinerja sistem propulsi kapal penangkap ikan tradisional type purseine 30 sd 90 gt menggunakan sistim propulsi hybrid”. Gema Teknologi 16 (2): 106-112.
Riyadi, M., U.Budiarto, A.W.B.Santosa. 2016. “Analisa Teknis dan Ekonomis Penggunaan Sistem Pendingin Refrigerated Sea Water (RSW) Pada Kapal Ikan Tradisional”. Jurnal Teknik Perkapalan 4 (1): 101-112.
Rohaizat, M., A. Wahab and Z. Ramli. 2019. “The Malay Traditional Boat: Defending Malay Heritage Objects in Kelantan, East Coast of the Malaysian Peninsula”. Journal of Maritime Archaeology https://doi. org/10.1007/s11457-019-09247-8
Romney, A.K. dan R.A.G.D’Andrade. 1964 “Introduction” dalam Transcultural Studies in Cognition, A.K.Romney dan R.G.A.D’Andrade (eds.) American Anthropologist Special Publication 66 (3). Part.2.
Rosadi, C. 2018. Budaya Memelihara Burung Pada Masyarakat Sekitar Hutan di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Skripsi. Fakultas Kehutanan. Universitas Gadjah Mada.
Rosni. 2017. “Analisis Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Di Desa Dahari Selebar Kecamatan Talawi Kabupaten Batubara”. Jurnal Geografi 9 (1): 53-66.
Rudiak-Gould, P. 2013. ‘‘We Have Seen It with Our Own Eyes’’: Why We Disagree About Climate Change Visibility”. Weather, Climate, and Society 5 (2): 120-132.
Ruiz-Mallén, I., P.Domínguez, L.Calvet-Mir, M. Orta-Martinez, V. Reyes-García. 2012. “Applied research in ethnoecology: Fieldwork experiences”. Revista de Antropología Iberoamericana 7 (1): 9 – 30.
Russell, S.D. dan R.T.Alexander. 1998. “Measuring Seining Strategies and Fishing Success in the Philippines”. Human Organization 57 (2): 145-158.
Saifullah dan Susilawati. 2018. “Teknologi Rumpon Untuk Nelayan Tradisional di Kecamatan Pemangkat, Kabupaten Sambas”. Jurnal Pengabdian Masyarakat J-Dinamika 3 (1): 51-60.
Saile, M.S. 1989. Kesadaran Lingkungan Penduduk di Sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS): Studi Kasus DAS Ciliwung. Jakarta: Universitas Indonesia, Fakultas Pascasarjana Program Studi Ilmu Lingkungan-Ekologi Manusia.
Salam, A. 2018. “Technological adaptation in traditional fisheries: way to survive”. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science 139.
Samuel. 2016. “Analisa komponen hambatan kapal ikan tradisional di perairan Cilacap”. Jurnal Kelautan 9 (1): 1-6.
Sastrawijaya, A. 1994. ”Keterkaitan Masyarakat Sunda dengan Waktu” dalam Sistem Pengetahuan dan Teknologi Rakyat, K. Adimihardja (ed.). Bandung: Ilham Jaya.
Satriyati, E. 2017. Baras, Sake’ da’ Manyamanagih (Sehat, Sakit dan Kenyamanan) Kajian Etnomedisin Jamu di Bangkalan Madura. Disertasi Antropologi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Saussure, F. de. 1966. Course in General Linguistics. New York: McGraw-Hill.
Schneider, J. 1995. “Varietal Diversity and Farmer’s Knowledge: The Case of Sweet-potatoes in Irian Jaya” dalam Adaptation and Development, K. Adimihardja, dkk. (eds.). Bandung: INRIK, Padjadjaran University.
Scott, w.h. 1982. Boat-Building and Seamanship in Classic Philippine Society”. Philippine Studies 30 (3): 335-376.
Setyawati, I. 1999. ‘Pengetahuan tentang Varietas-varietas Padi dan Pemanfaatannya di Kalangan Orang Kenyah Leppo’Ke di Apau Ping” dalam Kebudayaan dan Pelestarian Alam: Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan, C. Eghenter dan B. Sellato (eds.). Jakarta: WWF Indonesia.
Setyorini, H.B. 2013. “Budaya Kemiskinan Nelayan di Mangunharjo Semarang”. Sabda 8: 7-17.
Silmi, A.N.N., E.S. Wiyono, S.H. Wisudo. 2018. “Pola Bagi Hasil Tangkapan Ikan Nelayan Pancing di Cisolok”. Albacore II (1): 079-091.
Silvano, R.A.M. dan A.Begossi. 2005. “Local knowledge on a cosmopolitan fish: Ethnoecology of Pomatomus saltatrix (Pomatomidae) in Brazil and Australia”. Fisheries Research 71 (1): 43-59.
Silver, H.R. 1979. “Ethnoart”. Annual Review of Anthropology 8: 267-307.
Sindhunata. 2008. Ana Dina Ana Upa, Pranata Mangsa. Yogyakarta: Bentara Budaya Yogyakarta.
Sindju, H.B. 1999. “Penyiapan dan Pemanfaatan Lahan dalam Perladangan pada Masyarakat Kenyah di Apau Ping” dalam Kebudayaan dan Pelestarian Alam: Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan, C. Eghenter dan B. Sellato (eds.). Jakarta: WWF Indonesia.
Siradz, A. dan Syamsul. 2008. "Karakteristik Tanah dan Prospek Pengembangan Pertanian Berkelanjutan Kawasan Karst Gunung Sewu Yogyakarta". Makalah Seminar Nasional.
Sirait, M.T. 1999. “Rotan, Pengelolaannya dan Kegunaannya pada Masyarakat Desa Long Uli” dalam Kebudayaan dan Pelestarian Alam: Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan, C. Eghenter dan B. Sellato (eds.). Jakarta: WWF Indonesia.
Siswadi, S., T. Taruna dan H. Purnaweni. 2012. “Kearifan Lokal Dalam Melestarikan Mata Air (Studi Kasus di Desa Purwogondo, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal)”. Jurnal Ilmu Lingkungan. 9 (2): 63-68.
Skingle, R.C. 1970. “Some medical herbs used by the natives of New Guinea”. Mankind 7: 223-225.
Slikkerveer, J. 1995. “INRIK: A Break-through in Sustainable Development in Indonesia” dalam Adaptation and Development, K. Adimihardja et al (eds.). Bandung: Padjadjaran University.
Smith, M.E. 1977. “Don’t Call My Boat a Ship!”. Anthropological Quarterly, 50 (1): 9-17.
Smith, R.C. 1985. “The Caymanian Catboat: A West Indian Maritime Legacy”. World Archaeology 16 (3): 329-336.
Soemarwoto, O. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup, dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan.
Soerjani, M. 1989. “Air dan Kehidupan”. Widyapura 5, Th.VI: 29.
Sofianto, A. 2016. “Prinsip-Prinsip Penanggulangan Kemiskinan Di Wilayah Pesisir Utara Jawa Tengah”. Buletin Ilmiah “Marina” 2 (2) : 81-91.
Sofyani, W.O.W. 2020. Etnobotani Kelor di Masyarakat Wolio. Disertasi Antropologi. Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Speranza, C.I., B. Kiteme, P. Ambenje, U. Wiesmann, dan S. Makali. 2010. “Indigenous Knowledge Related to Climate Variability and Change: Insights from Droughts in Semi-arid Areas of Former Makueni District, Kenya”. Climatic Change 100: 295–315.
Spradley, J.P. (ed.). 1972. Culture and Cognition. San Francisco: Chandler.
Spradley, J.P. (ed.). Culture and Cognition: Rules, Maps and Plans.
Spradley, J.P. 1970. You Owe Yourself a Drunk. Boston: Little Brown.
Spradley, J.P. 1975 “Adaptive Strategies among Urban Nomads: The Ethnoscience of Tramp Culture” dalam City Ways, J.Friedl and N.J.Chrisman (eds.) New York: Thomas Y.Crowell.
Spradley, J.P. 1979. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Spradley, J.P. 1979. The Ethnographic Interview. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Spradley, J.P. 1979b. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Spradley, J.P. 1980. Participant Observation. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Spradley, J.P. 1997. Metode Etnografi. Terj. M.Z. Elizabeth. Yogyakarta.: Tiara Wacana.
Steward, J.H. 1955. Theory of Culture Change. Urbana: University of Illinois Press.
Sturtevant, W.C. 1964 “Studies in Ethnoscience” dalam Transcultural Studies in Cognition, A.K.Romney dan R.G.A.D’Andrade (eds.) American Anthropologist Special Publication 66 (3). Part.2.
Sudiyono. 2015. “Strategi Bertahan Hidup Nelayan P. Rimau Balak di Kabupaten Lampung Selatan”. Jurnal Bina Praja 7 (3): 211 - 226.
Sujakhu, N.M., S. Ranjitkar, R.R. Niraula, B.K. Pokharel, D. Schmidt-Vogt, dan J. Xu. 2016. “Farmers’ Perceptions of and Adaptations to Changing Climate in the Melamchi Valley of Nepal”. Mountain Research and Development 36 (1): 15-30.
Sularso, P. dan Y. Maria. 2017. “Upaya pelestarian kearifan lokal melalui ekstra-kurikuler karawitan di SMP Negeri 1 Jiwan Tahun 2016”. Citizenship Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 (1): 1-12.
Sumar-karman, A. 2013. “Torang Mangael Sampe Jaoh”: Strategi Adaptasi Ekologi Nelayan Tomalou, kota Tidore Kepulauan. Tesis Pascasarjana. Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada.
Sumintarsih. 2007. Kearifan Tradisional Masyarakat Pedesaan dalam Pemeliharaan Lingkungan Alam Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi D.I.Yogyakarta. Jakarta: Direktorat Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film.
Sunarti, S. 2017. “Kosmologi Laut Dalam Tradisi Lisan Orang Mandar di Sulawesi Barat”. Aksara 29 (1): 33-48.
Suparmini, S. Setyawati dan D.R.S. Sumunar. 2013. “Pelestarian Lingkungan Masyarakat Baduy Berbasis Kearifan Lokal”. Jurnal Penelitian Humaniora, 18 (1): 8-22.
Suparmini, S. Setyawati, D.R.S. Sumunar. 2014. “Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal Masyarakat Baduy”. Jurnal Penelitian Humaniora 19 (1): 47-64.
Supriyanto, I. dan A. Lubis. 1990. “Kandungan Logam Berat dalam Sumber Air Minum di DKI Jakarta”. Widyapura 1, Th.VII: 31-37.
Surahman, A., et al. 2019. “Climate Change Mitigation Through Sustainable Degraded Peatlands Management in Central Kalimantan, Indonesia”. International Journal of the Commons 13 (2): 859–866.
Suratno, P., Setiyanto, Edi, Jatirahayu, Warih. 2004. Kamus Praktis Jawa-Indonesia. Yogyakarta: IQ Wacana.
Suryanta, G. 2001. Kajian Karakteristik Hidrograf Satuan Daerah Kars Gunung Kidul: Studi Kasus Daerah Tangkapan Air Sungai Bawahtanah Bribin Kabupaten Gunung Kidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta: Jurusan Geografi Fisik Pengkhususan Hidrologi Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada.
Suteja, Y., I.G.N.P. Dirgayusa , Widiastuti, I.D.N.N. Putra. 2019. “Pelatihan Penggunaan Fishfinder Bagi Nelayan Kedonganan Guna Meningkatkan Produksi Perikanan“. Buletin Udayana Mengabdi 18 (1): 143-148.
Suwandhini, E. 1991. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Sikap Penduduk Terhadap Penggunaan Air Sungai Ciliwung: Studi Kasus di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta Timur”. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial 1: 60-69.
Suwignyo, P., H. Siregar, E. Suwandi, W. Sumarsini. 1990. “Indeks Mutu Lingkungan Perairan Ditinjau dari Segi Biologis”. Widyapura 1, Th.VII: 67.
Syahirsyah. 1999. “Suksesi Vegetasi Setelah Perladangan Daur Ulang dan Pengetahuan Masyarakat di Apau Ping” dalam Kebudayaan dan Pelestarian Alam: Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan, C. Eghenter dan B. Sellato (eds.). Jakarta: WWF Indonesia.
Tain, A. 2011. “Penyebab Kemiskinan Rumah Tangga Nelayan di Wilayah Tangkap Lebih Jawa Timur”. Humanity 7 (1): 1 – 10.
Telleng, A.T.R. 2010. “Perikanan Tangkap Kembung (Rastrelliger Sp.) Di Perairan Sekitar Teluk Buyat”. Maritek 10 (1): 51.
Tim Prokasih DKI. 1990. “Laporan Evaluasi Prokasih Tahun Pertama (1989/1990) Pemerintah DKI Jakarta”. Widyapura 3, Th.VII: 3-17.
Tjasyono, B. 1991. “Pertumbuhan Badai Tropis Dan Hubungannya Dengan Perairan Panas Di Sekitar Indonesia”. Agromet, 7(2): 14–22.
Toledo, V. 1992. “What is Ethnoecology? Origins, Scope, and Implications of a Rising Discipline”. Etnoecologia 1(1): 5-21.
Torres-Irineoa, E., D. Gaertnera, E. Chassot, M.Dreyfus-Leónc. 2014. “Changes in fishing power and fishing strategies driven by new technologies: The case of tropical tuna purse seiners in the eastern Atlantic Ocean”. Fisheries Research 155: 10–19.
Tripathi, A. dan A.K. Mishra. 2017. “Knowledge and Passive Adaptation to Climate Change: An Example from Indian Farmers”. Climate Risk Management 16: 195–207.
Tyler, S.A. (ed.). 1969. Cognitive Anthropology. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Tyler, S.A. (ed.). 1969. Cognitive Anthropology. New York: Holt, Rinehart and Winston.
Tyler, S.A. 1969. “Introduction” dalam Cognitive Anthropology, S.A. Tyler (ed.). New York: Holt, Rinehart and Winston.
Ulfa, M. 2018. “Persepsi Masyarakat Nelayan Dalam Menghadapi Perubahan Iklim (Ditinjau Dalam Aspek Sosial Ekonomi)”. Jurnal Pendidikan Geografi, Tahun 23 (1): 41-49.
Van Baal, J. 1988. Sejarah Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya II. Jakarta: Gramedia.
Vayda, A.P. and R. Rappaport. 1968. “Ecology: Cultural and Non-Cultural” dalam Introduction to Anthropology, J.A. Clifton (ed.). Boston: Houghton Mifflin.
Vedwan, N. 2006. “Culture, Climate and the Environment: Local Knowledge and Perception of Climate Change among Apple Growers in Northwestern India”. Journal of Ecological Anthropology 10 (1): 4-18.
Vibriyanti, D. 2019. “Analisis Deskriptif Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi Pendapatan Rumah Tangga Nelayan Tangkap (Studi Kasus: Kota Kendari)”. J. Kebijakan Sosek KP 9 (1): 69-78.
Vink, G.J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Vinson, S. 1998. “Remarks on Herodotus’ Description of Egyptian Boat Construction (II, 96)”. Studien zur Altägyptischen Kultur, Bd. 26.: 251-260.
Wang, J.X., R. Mendelsohn, A. Dinar, and Jikun Huang. 2010. “How Chinese Farmers Change Crop Choice to Adapt to Climate Change”. Climate Change Economics 1 (3): 167–185.
Wardono, B. dan A. Fauzi. 2016. “Peranan “Bantal Sosial” Pada Mata Pencaharian Nelayan Skala Kecil Di Jawa”. J. Sosek KP 11 (2): 227-236.
Werner, O. 1972. “Ethnoscience”. Annual Review of Anthropology 1: 271-308.
Werner, O. 1969. “The Basic Assumptions of Ethnoscience”. Semiotica 1 (3): 328-338.
Werner, O. dan J. Fenton. 1970. “Method and Theory in Ethnoscience or Ethnoepistemology” dalam Handbook of Method in Cultural Anthropology, R. Naroll dan R. Cohen (eds.). New York: Natural History Press.
White, L.A. 1949. The Science of Culture: A Study of Man and Civilization. New York: Farrar, Straus and Giroux.
Whiteford, L.M. 1997. “The Ethnoecology of Dengue Fever”. Medical Anthropology Quarterly 11 (2): 202-223.
Wibowo, A. dan A.Satria. 2015. “Strategi Adaptasi Nelayan di Pulau-Pulau Kecil terhadap Dampak Perubahan Iklim (Kasus: Desa Pulau Panjang, Kecamatan Subi, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau)”. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan (Agustus): 107-124.
Widihastuti, R. dan L. Rosyidah. 2018. “Sistem Bagi Hasil Pada Usaha Perikanan Tangkap di Kepulauan Aru”. J. Kebijakan Sosek KP 8 (1): 63-75.
Widjaja, E.A. 1995. “Plants in the Eyes of the Ceramese Alune and Wemale” dalam Adaptation and Development, K. Adimihardja, dkk. (eds.). Bandung: INRIK, Padjadjaran University.
Widodo, S. 2011. “Strategi Nafkah Berkelanjutan Bagi Rumah Tangga Miskin di Daerah Pesisir”. Makara 15 (1): 10-20.
Widodo, S. 2011. “Strategi Nafkah Berkelanjutan Bagi Rumah Tangga Miskin Di Daerah Pesisir”. Makara 15 (1): 10-20.
Williams, B.J. and C.A. Ortiz-Solorio. 1981. “Middle American Folk Soil Taxonomy”. Annals of the Association of American Geographers 71 (3): 335-358.
Winarto, Y.T. 1998. ”Hama dan Musuh Alami”, ”Obat dan Racun”: Dinamika Pengetahuan Petani dalam Pengendalian Hama”. Antropologi Indonesia 55. Th. XXII: 53-68.
Winkler-Prins, A.M.G.A. and E. Barrios. 2007. “Ethnopedology along the Amazon and Orinoco Rivers: A Convergence of Knowledge and Practice”. Revista Geográfica 142: 111-129.
Winkler-Prins, A.M.G.A. and N. Barrera-Bassols. 2004. “Latin American Ethnopedology: A Vision of its Past, Present, and Future”. Agriculture and Human Values 21: 139–156.
WinklerPrins, A.M.G.A. dan E. Barrios. 2007. “Ethnopedology along the Amazon and Orinoco Rivers: A Convergence of Knowledge and Practice”. Revista Geográfica 142: 111-129.
Wright, D.K., J.A. Darling, B.V. Lewis, C.M. Fertelmes, C. Loendorf, L. Williams, M.K. Woodson. 2013. “The Anthropology of Dust: Community Responses to Wind-Blown Sediments within the Middle Gila River Valley, Arizona”. Human Ecology 41 (3): 423-435.
Wyrtki, K. 1961. Physical Oceanography of the South-East Asian Waters. Naga Report (2): 1-195.
Yahya, M.F. dan E.Rahmat. 2017. “Beberapa Jenis Pancing (Handline) Ikan Pelagis Besar yang Digunakan Nelayan di Ppi Hamadi (Jayapura)”. Buletin Teknik Litkayasa (BTL) 15 (2) : 115-119.
Yletyinen, J., J. Hentati-Sundberg, T. Blenckner, dan Ö. Bodin. 2018. “Fishing strategy diversification and fishers’ ecological dependency”. Ecology and Society 23 (3): 28.
Yuliana, L., S.Widiono dan I.Cahyadinata. 2016.“Strategi Nafkah Rumah Tangga Nelayan Tradisional Dan Modern Pada Komunitas Nelayan Sekunyit, Kaur, Provinsi Bengkulu”. Agrisep 15 (2): 163 - 175.
Zakaria. 2005. Direnggutnya Kedaulatan Petani Lahan Kering: Kajian Kemiskinan Bersama Komunitas Partisipatory Poverty Assessment (PPA) di Gunung Kidul, Madura dan Gorontalo. Jakarta: Penerbit Kikis dan Ford Foundation.
Zavaro, R.B. 2012. “Development and Fishing in the Mediterranean: A Case Study of Catalonia”. Anthropological Journal of European Cultures 21 (2): 114-130.
Zebua, Y., P.K. Wildani, A. Lasefa, R. Rahmad. 2017. “Faktor Penyebab Rendahnya Tingkat Kesejahteraan Nelayan Pesisir Pantai Sri Mersing Desa Kuala Lama Kabupaten Serdang Bedagai Sumatera Utara”. Jurnal Geografi 9 (1): 88-98.
Zhou, W. dan B.F. Beck. 2011. “Engineering Issues on Karst” dalam P.E. van Baynen (ed.). Karst Management. Florida: Springer.
Downloads
Published
October 31, 2024
HOW TO CITE
Copyright (c) 2022 Penerbit Kepel Press
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Details about this monograph
ISBN-13 (15)
978-602-356-179-7












