Penghargaan Habibie Prize 2025

Authors

Rino Rakhmata Mukti; R. Tedjo Sasmono; Anuraga Jayanegara; Jimly Asshiddiqie; Muhammad Quraish Shihab

Keywords:

Habibie Prize, Inovasi

Synopsis

Penganugerahan Habibie Prize merupakan salah satu upaya untuk melanjutkan harapan dan cita-cita Habibie membangun SDM Indonesia unggul dan berdaya saing, yang sejalan dengan visi ke­negaraan Presiden Joko Widodo dalam hal pengembangan SDM. Pembangunan SDM unggul akan sangat mendukung kemajuan Indonesia dan menjadi salah kunci utama peningkatan daya saing di percaturan global. Hal yang harus disadari bahwa kemajuan suatu bangsa tidak cukup hanya dengan tersedianya sumber daya alam yang melimpah dan pembangunan infrastruktur yang masif, tetapi juga harus didukung dengan peningkatan kualitas SDM; SDM Indonesia yang mampu berinovasi untuk membangun bangsa.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Rino Rakhmata Mukti

predicate from Technische Universitaet Muenchen, Germany in 2007 under the supervision of Prof. J. A. Lercher and Prof. A. Jentys. He was a JSPS postdoctoral fellow at The University of Tokyo, Japan, under the group of Prof. T. Okubo, working on the development of hierarchically porous zeolite catalysts and understanding the crystallization mechanisms from 2007-2009. Since 2021, he has been an Associate Professor at Institut Teknologi Bandung, Indonesia. His research interests involve the synthesis of microporous, mesoporous, and hierarchically porous crystalline materials and the development of characterization based on spectroscopy techniques. Additionally, he had a four-year experience as a Deputy Director at Directorate of Research and Innovation under the office of ITB Vice Rector for Research and Innovation (2020 to 2025).

R. Tedjo Sasmono

R. Tedjo Sasmono, S.Si., PGDipSci., Ph.D. lahir di Yogyakarta pada tanggal 25 Mei 1971. Beliau menempuh pendidikan sarjana di Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, dan lulus pada tahun 1994 dengan predikat cum laude. Selepas lulus sebagai Sarjana Sains, Tedjo Sasmono langsung bergabung dengan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman di Jakarta sebagai asisten peneliti. Pengalaman awal inilah yang menumbuhkan ketertarikannya pada penelitian biologi molekuler, khususnya dalam bidang virologi dan penyakit infeksi. Keinginan untuk memperdalam ilmu membawanya melanjutkan studi ke University of Queensland, Australia, di mana dia meraih gelar Postgraduate Diploma in Science (PGDipSci) bidang Biologi Molekuler pada tahun 1998. Dia kemudian melanjutkan studi Doktoral di Institute for Molecular Bioscience, University of Queensland, dan berhasil menyelesaikan Ph.D. dalam bidang Biologi Molekuler pada tahun 2003. Selama masa studi doktoralnya, ia menekuni riset tentang regulasi transkripsi gen yang berkaitan dengan biologi sel makrofag.
Setelah meraih gelar Doktor, Tedjo Sasmono melanjutkan karier akademiknya sebagai Postdoctoral Research Fellow di University of Queensland (2003–2004) dan Monash University, Australia (2004–2006). Pada periode ini, ia semakin memperkuat keahliannya dalam biologi molekuler dan imunologi. Pada tahun 2006, Tedjo Sasmono kembali ke Indonesia di mana dia kemudian memimpin kelompok riset dalam proyek kolaborasi Novartis-Eijkman-Hasanuddin Clinical Research Initiative (NEHCRI) pada tahun 2006–2011 sebagai Research Investigator, yang berfokus pada riset penyakit demam berdarah dengue (DBD) dan tuberkulosis. Ia juga sempat menjadi Visiting Scientist di Genome Institute of Singapore dan Novartis Institute for Tropical Diseases pada tahun 2007. Pada tahun 2011, ia kembali ke Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Kementerian Riset dan Teknologi sebagai Senior Research Fellow sekaligus Research Group Leader, dan terus memimpin kelompok riset tersebut hingga kini di bawah Pusat Riset Biologi Molekuler Eijkman, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Selain aktif di laboratorium, Tedjo Sasmono juga berperan aktif dalam berbagai forum nasional dan internasional. Ia merupakan anggota WHO-SEARO Regional Technical Advisory Group for Dengue and Other Arboviral Diseases of Public Health Importance sejak 2025, serta duduk di berbagai komite etik termasuk Komisi Etik Kesehatan BRIN sejak tahun 2022, anggota kelompok kerja Arbovirosis Kementerian Kesehatan RI, dan dewan penasihat ilmiah di industri vaksin. Keterlibatannya dalam uji klinis Wolbachia (AWED trial) di Yogyakarta sebagai anggota Steering Commitee, serta penelitian tentang epidemiologi molekuler dengue dan arbovirus lainnya di Indonesia, menjadi kontribusi penting bagi pemahaman dan pengendalian penyakit dengue dan arbovirus di tingkat nasional maupun global.
Hingga kini, Tedjo Sasmono telah menulis lebih dari 100 publikasi ilmiah di jurnal internasional bereputasi (Scopus H-indeks: 37, Google Scholar H-index: 42). Karya-karyanya banyak mengupas tentang dinamika epidemiologi molekuler penyakit dengue di Indonesia, penemuan peredaran virus Zika dan Chikungunya, serta inovasi diagnostik dan pengembangan kandidat vaksin arbovirus dan COVID-19 dan bergabung dalam Konsorsium Riset Vaksin Dengue dan Vaksin Merah Putih. Dia juga memiliki beberapa paten terkait pengembangan diagnostik, penemuan obat, dan vaksin. Yang bersangkutan juga sering diundang menjadi pembicara dalam konferensi ilmiah nasional maupun internasional, berbagi pengetahuan mengenai epidemiologi molekuler dan strategi pengendalian penyakit menular. Dalam bidang pendidikan, Tedjo Sasmono telah membimbing puluhan mahasiswa dari tingkat Sarjana, Master, maupun Doktoral dari berbagai universitas di dalam dan luar negeri.
Atas dedikasi dan kontribusinya, Tedjo Sasmono menerima berbagai penghargaan, di antaranya menerima Excellent Award dari Menteri Kesehatan Republik Indonesia (2024), World Intellectual Property Organization (WIPO), Sabbatical Fellowship (2018), dan Australia Awards Fellowship (2016), dan University of Queensland Indonesia Alumni Award (2011). Sejumlah hibah riset internasional dari lembaga bergengsi juga didapatkan untuk mendukung kegiatan riset, seperti misalnya hibah dari Medical Research Council (MRC) UK, US Centers for Disease Controls and Prevention (CDC), LPDP, dan industri farmasi seperti Novartis, Sanofi Pasteur, dan Takeda.
Dengan latar belakang pendidikan yang kuat, pengalaman riset lintas negara, serta jejaring kolaborasi global, Tedjo Sasmono terus berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan kesehatan masyarakat, khususnya dalam bidang biologi molekuler, virologi, dan penyakit infeksi di Indonesia.

Anuraga Jayanegara

Anuraga Jayanegara lahir di Bojonegoro tanggal 2 Juni 1983, lahir dari pasangan Djoni Sumartono dan Lies Yulia. Beliau menikah dengan Eny Palupi dan hingga saat ini dikaruniai 8 orang anak. Anuraga menempuh pendidikan dasar hingga menengahnya di kota Bandung. Pendidikan sarjananya ditempuh pada bidang Nutrisi dan Makanan di Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (IPB) (1999-2003), dan lulus sebagai wisudawan terbaik (IPK tertinggi) dan termuda (usia 19 tahun). Pendidikan S2-nya ditempuh di University of Hohenheim, Jerman (2006–2008) dan pendidikan S3-nya di ETH Zürich, Swiss (2008–2011), dalam bidang Animal Nutrition. Anuraga juga menempuh program Postgraduate Diploma di Polytechnic University of Catalunya, Spanyol (2010), dalam bidang Modelling in Ecology and Natural Resource Management. Tidak berhenti di sana, beliau memperluas kompetensi di bidang Pendidikan Agama Islam (PAI) dengan meraih gelar Magister di Universitas Muhammadiyah Tangerang (2021–2022) dan Doktor di Universitas Islam Jakarta (2021–2024), keduanya dengan predikat cum laude dan sebagai lulusan terbaik.
Karir akademiknya dibangun di IPB sejak tahun 2005 sebagai CPNS dosen, hingga kemudian menapaki jenjang fungsional dosen secara bertahap dan meraih jabatan Guru Besar pada tahun 2021 di usia 37 tahun. Selain itu, beliau juga aktif dalam kepemimpinan akademik, antara lain sebagai Asisten Direktur Bidang Pengembangan Karir IPB (2013–2018), Ketua/Sekretaris Program Studi Pascasarjana Ilmu Nutrisi dan Pakan (2018–2021), Ketua Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan (2021–2023), dan sejak tahun 2023 hingga kini diberikan amanah sebagai Direktur Kajian Strategis dan Reputasi Akademik IPB. Anuraga juga merupakan Wakil Ketua Asosiasi Ahli Ilmu Nutrisi dan Pakan Indonesia (AINI) serta Tim Pakar World Class University, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi.
Dalam bidang riset, Anuraga fokus pada pemanfaatan senyawa metabolit sekunder asal tanaman lokal seperti tanin dan saponin untuk merekayasa produktivitas ternak, meningkatkan kesehatan saluran pencernaan, menurunkan emisi lingkungan, serta meningkatkan kualitas produk ternak yang menunjang terhadap kesehatan manusia. Hasil risetnya telah dipublikasikan pada lebih dari 375 jurnal dan prosiding internasional bereputasi dengan h-indeks Scopus 35. Beliau memiliki 9 buah paten/paten sederhana dengan status granted/registered. Terkait dengan industri pakan dan peternakan, sejak tahun 2015 Anuraga berperan sebagai narasumber atau konsultan pada beberapa perusahaan bidang aditif dan suplemen pakan.
Selain kiprah penelitian, Anuraga berperan aktif dalam pengajaran dan membimbing puluhan mahasiswa doktoral, magister, dan sarjana di IPB, serta diundang menjadi pengajar atau peneliti tamu di sejumlah perguruan tinggi luar negeri seperti Mie University (Jepang), Hiroshima University (Jepang), ETH Zürich (Swiss), Poznan University of Life Sciences (Polandia), Ghent University (Belgia), Universiti Putra Malaysia, dan Khon Kaen University (Thailand). Beliau juga acapkali menjadi narasumber pelatihan penulisan ilmiah dan publikasi internasional di berbagai perguruan tinggi dan lembaga penelitian di Indonesia. Dalam bidang PAI, Anuraga merupakan pengajar mata kuliah PAI di IPB serta menjadi dosen tidak tetap pada Program Studi Magister PAI, Universitas Muhammadiyah Tangerang (sejak 2023).
Kontribusi akademik beliau telah diakui melalui berbagai penghargaan, di antaranya Excellent Doctoral Dissertation Award dari Gesellschaft für Ernährungsphysiologie (Society of Nutritional Physiology)–Schaumann Stiftung, Germany (2013), Nominee for APEC Science Prize for Research, Innovation and Education (ASPIRE Prize, 2015), Regional Professorial Chair Award dari Southeast Asian Regional Center for Graduate Study and Research in Agriculture (SEARCA, 2018), Dosen Berprestasi Nasional Peringkat 1 Bidang Sains dan Teknologi dari Kemenristekdikti (2019), World’s Top 2% Scientists dari Stanford University-Elsevier (2022–2024), serta berbagai Best Paper Award di jurnal internasional bereputasi dan Best Presenter Award di konferensi/seminar internasional.
Dari pemahaman dan pengalaman hidupnya, Anuraga meyakini bahwa menjalani kehidupan berdasarkan prinsip Tawazun (seimbang) dan Wasathiyah (moderat) akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, insyaallah.

Jimly Asshiddiqie

1. Pernah aktif dan bekerja di pelbagai lembaga swadaya masyarakat, yaitu:
a. Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES), Jakarta, 1979-1980;
b. Pelatih kursus-kursus kepemimpinan, Lembaga Studi Pembangunan (LSP), 1980an;
c. Pelatih kursus-kursus kepemimpinan, Pusat Pengembangan Agribisnis (PPA), 1980-an;
d. Aktif dalam berbagai kelompok-kelompok diskusi terbatas tentang masalah-masalah agama dan pembangunan bersama Abdurrahman Wahid, Nurcholish Madjid, Utomo Dananjaya, M. Dawam Rahardjo, Djohan Effendy, Quraish Shihab, Alwi Shihab, Moeslim Abdurrahman, dan para aktifis pembaharuan pemikiran keagamaan lainnya, 1980-an s/d 1990-an.
2. Aktif sebagai pengurus atau sebagai pembina berbagai organisasi kemasyarakatan Islam, dakwah, dan sosial sejak siswa sekolah menengah sampai dengan sekarang, seperti:
a. Pelajar Islam Indonesia (PII) Palembang, Sumatera Selatan, 1970-1974;
b. Ketua Umum Youth Islamic Study Club Al-Azhar (1980-1982);
c. Ketua Umum Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI), (1982-1987);
d. Pengurus Harian Majelis Ulama Indonesia (MUI), sebagai aktifis MUI sejak didirikan pada tahun 1975 di Al-Azhar Jakarta, Anggota Kelompok Kerja (1980-1985), Sekretaris II (1985-1990), Sekretaris I (1990-1995), Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (2020 - sampai sekarang), dan terakhir Ketua Mahkamah Kehormatan MUI (2025);
e. Ketua Dewan Penasihat DMI (Dewan Masjid Indonesia), (2000-2005, dan 2005-2010);
f. Ketua Dewan Penasihat KAHMI (Korps Alumni HMI), 2004-2009;
g. Pendiri dan menjadi Ketua Bidang Organisasi Ikatan Cendekiawan Muslim SeIndonesia (ICMI, 1990-1995), Wakil Sekretaris Jenderal ICMI (1995-2000),
Ketua Dewan Pakar Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI, 20002005), Ketua Dewan Penasihat ICMI (2005-2010, 2010-2015), Ketua Umum Periode 2015-2020, dan sejak 2021-sekarang kembali menjadi Ketua Dewan Penasihat;
h. Anggota Dewan Penasihat Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia, dan anggota Badan Pembina Yayasan Menteng Raya 58, Jakarta;
i. Ketua Badan Pembina Yayasan Pesantren Islam Al-Azhar, Jakarta (2011-sekarang);
j. Ketua Badan Pembina Yayasan Masjid Raya Sriwijaya, Palembang (sedang membangun Masjid Raya Sriwijaya di atas lahan 20 ha di kota Palembang);
k. Ketua Badan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Darul Muttaqien, Baturaja, Sumatera Selatan (Pesantren Terpadu di atas lahan perkebunan k.l. 100 ha);
l. Ketua Dewan Pembina Yayasan Al-Manshur, membina Sekolah Negeri, SDN s/d SMAN secara terpadu dengan Pondok Pesantren di atas lahan 5 ha, di Rantau Panjang, Kecamatan Kedaton, OKU, Sumatera Selatan.
3. Aktif membina organisasi-organisasi profesi ilmiah dan gerakan-gerakan masyarakat, seperti:
a. Ketua Dewan Pembina Ikatan Sarjana Hukum Indonesia (ISHI);
b. Penasihat Asosiasi Pengajar HTN dan HAN (2000-sekarang);
c. Penasihat Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI);
d. Ketua Dewan Pembina Yayasan Jimly School of Law and Government (JSLG), Jakarta;
e. Ketua Dewan Pembina Perhimpunan Kebangsaan (PK);
f. Dewan Penasihat Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI);
g. Anggota Dewan Kehormatan MKGR;
h. Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Institut Peradaban, Jakarta;
i. Ketua Dewan Pembina Asosiasi Auditor Hukum Indonesia (ASAHI);
j. Ketua Dewan Pembina Perkumpulan Profesi Liquidator Indonesia (PPLI);
4. Aktif dalam berbagai organisasi dan forum lintas agama, seperti:
a. Anggota Dewan Kehormatan Majelis Tinggi Agama Konghuchu (MATAKIN);
b. Anggota Dewan Kehormatan Majelis Tao Indonesia (MTI);
c. Anggota Dewan Konsultasi Majelis Budayana Indonesia (MBI);

Muhammad Quraish Shihab

Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, M.A. (MQS) lahir di Rappang, Sulawesi Selatan pada 16 Februari 1944. MQS tumbuh dalam lingkungan yang menekankan pendidikan agama. Ayahnya, Prof Abdurrahman Shihab adalah Guru Besar dalam bidang Tafsir Al-Quran di IAIN Alauddin Makasar dan pendiri Universitas Muslim Indonesia (UMI) di Makasar.
Setelah menamatkan pendidikan dasar di Makasar, MQS melanjutkan studi menengahnya ke Malang sambil nyantri di Pesanteren Ma’had Dar Al-Hadist Al Faqihiyah di kota yang sama. Selanjutnya pada tahun 1958, MQS melanjutkan studinya ke Al-Azhar Mesir dan di terima setelah melalui ujian pada Tsaniwiyah Al-Azhar, Cairo. Setelah lulus, MQS melanjutkan ke Fakultas Ushuluddin hingga meraih gelar L.C (Sarjana Muda) pada tahun 1967 dalam bidang Tafsir dan Hadis, kemudian meraih di fakultas yang sama gelar Magister (MA) pada tahun 1969.
Setelah meraih gelar magister, MQS kembali ke kampung halaman di Makassar dan mengabdi sebagai pendidik, peneliti, dan pemimpin lembaga pendidikan tinggi Islam. Ketika itu, MQS menjabat sebagai Wakil Rektor bidang Akademik dan Kemahasiswaan IAIN Alauddin Ujung Pandang, serta Koordinator Perguruan Tinggi Swasta (Kopertais) Wilayah VII Indonesia Timur. Pada masa itu juga, MQS diangkat oleh pimpinan Kepolisian menjadi Pembantu Pimpinan dalam bidang pembinaan mental dalam ruang lingkup KORANDAK ( Koordinatorat Antar Daerah Kepolisian) di Indonesia Timur. MQS juga dipercaya menjadi Ketua bidang Da’wah IMMIM Makasar (Ikatan Masjid dan Mushola Indonesia Makasar).
Pada tahun 1980, MQS kembali ke Mesir untuk menulis desertasi dalam bidang Ilmu-ilmu Al-Quran dan berhasil meraih gelar Ph.d dalam bidang Tafsir dengan predikat summa cum laude disertai penghargaan Tingkat pertama, pada tahun 1982.
Sekembalinya ke tanah air, MQS mengabdikan diri sebagai pendidik, peneliti dan pemimpin Lembaga. Beberapa bulan setelah bertugas di Makasar, MQS dipindah tugaskan ke Jakarta sebagai dosen pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan pada tahun 1992 MQS dipercaya menjadi Rektor IAIN tersebut, selama dua periode. Pada masa kepemimpinannya, ia ditugaskan oleh Departemen Agama bersama beberapa dosen lainnya untuk mengikuti Training Program In Strategic Management For Upper Level Government Officials, pada The Institute For Training And Development, Amherst Massachusetts, di Amerika Serikat.
Di luar kampus, MQS aktif dalam Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lajnah Pentashih Al-Qur’an Departemen Agama, serta Badan Pertimbangan Pendidikan Nasional. Pada tahun 1998, MQS diberi amanah sebagai Menteri Agama Republik Indonesia dalam Kabinet Pembangunan VII. Setelah itu, MQS diangkat menjadi Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Mesir, merangkap Djibouti dan Somalia, periode 1999–2002. Sekembalinya ke Indonesia, MQS diangkat oleh Pemerintah Indonesia sebagai salah seorang anggota Eminent Group yang menggabung beberapa tokoh dari Indonesia dan Malaysia bertujuan mempererat hubungan Indonesia Malaysia. Tim dari Indonesia terdiri dari tujuh orang dipimpin oleh Bapak Jendral TNI (Purn.) Try Sutrisno.
Sumbangsih MQS dalam pengembangan kajian Al-Qur’an semakin terlembaga dengan berdirinya Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) pada tahun 2004, yang dipimpinnya dengan tujuan—sebagaimana tercantum dalam visi dan misi PSQ: “Menyebarkan nilai-nilai Al-Quran di tengah masyarakat plural”. Melalui lembaga yang didirikannya itu. PSQ telah melahirkan banyak program riset, kaderisasi mufassir, pendidikan literasi Al-Qur’an bagi publik, serta forum dialog keagamaan dan keindonesiaan.
Selain di dunia akademik dan organisasi keagamaan, MQS juga berperan dalam pengembangan Keuangan Syariah di Indonesia. Ketika berdirinya Bank Syariah pertama di Indonesia (Bank Muamalat), MQS merupakan salah seorang dari lima ilmuan Islam yang dipilih untuk melaksanakan tugas Pengawasan Syariah bank tersebut yang kemudian ditinggalkannya karena pengangkatannya sebagai Duta Besar Luar Biasa di Mesir. Tetapi pada bulan April 2008, setelah selesai penugasannnya di Mesir, MQS diangkat sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah CIMB Niaga dan pada tahun 2018, MQS juga dipercaya sebagai Ketua Dewan Pengawas Syariah Bank Tabungan Negara (BTN). Kedua jabatan tersebut masih diembannya hingga kini.
Berkat kontribusinya, MQS berulang kali termasuk dalam daftar The Muslim 500, yakni 500 tokoh Muslim paling berpengaruh di dunia Islam. Penilaian itu diberikan oleh Royal Islamic Strategic Studies Centre di Amman, Yordania. Bermula pada tahun 2010 dan berlanjut beberapa tahun sesudahnya antara lain pada tahun-tahun 2019- 2020 dan 2021. Sebelumnya, di Teheran Iran, MQS memperoleh penghargaan dengan pengangkatannya sebagai salah seorang anggota Lembaga Pendekatan antar Mazhab Islam—termasuk antara aliran Syiah dan Sunnah.
MQS juga tercatat sebagai salah seorang dari dua belas sosok ilmuwan yang menjadi pendiri serta anggota aktif Muslim Council of Elders (MCE) yang berbasis di Abu Dhabi-Uni Emirat Arab dan diketuai langsung oleh Grand Syekh Al-Azhar. Di forum ini MQS terlibat dalam berbagai pertemuan dan konferensi internasional untuk mendorong moderasi beragama, perdamaian global, dan rekonsiliasi antara berbagai mazhab dalam Islam.
Atas pengabdiannya, M Quraish Shihab menerima berbagai penghargaan bergengsi, baik dari dalam maupun luar negeri. Dari dalam Negeri MQS dianugerahi “Bintang Mahaputera Adipradana” pada tahun 2005. Pada tahun 2009, MQS menerima “Islamic Book Fair Award” sebagai Tokoh Perbukuan Islam. Juga “Lifetime Achievement Award” dari Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada tahun 2021, Kementerian Agama melalui Unit Percetakan Al-Qur’an (UPQ) menganugerahkan juga “Lifetime Achievement Award” sebagai pengakuan atas sumbangsihnya dalam pengembangan tafsir Al-Qur’an di Indonesia Media Nawa Cita Indonesia juga memilihnya sebagai penerima Award 2024 dalam kategori “Penguatan Kebhinekaan Indonesia” dan pada tahun 2025, ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) juga menganugerakan untuknya piagam penghargaan.
Dari luar negeri MQS antara lain dianugerahi pada tahun 2020 oleh Pemerintah Mesir atas usul Al-Azhar dengan berbagai Lembaganya termasuk Universitas Al-Azhar dan Majlis Ulama-ulama Senior–Bintang Tanda Kehormatan Tingkat Pertama–Grand Cordon of the Order of Sciences and Arts (First Class), sebuah tanda kehormatan tertinggi di bidang ilmu pengetahuan dan seni yang diserahkan langsung oleh Perdana Menteri Mostafa Madbouli atas nama Presiden Abdel Fattah Al-Sisi, MQS juga menerima medali dari Kementerian Waqaf/Agama Mesir serta dari Kementerian Hukum Mesir. Dari Uni Emirat Arab, pada tahun 2024 MQS dianugerahi Medali Zayed Award For Human fraternity.

References

Asshiddiqie, Jimly, Gagasan Kedaulatan Rakyat dan Pelaksanaannya di Indonesia: Pergeseran Kebijakan Demokrasi Politik dari Individualisme ke Kolektivisme dan Demokrasi Ekonomi dari Kolektivisme ke Individualisme), Jakarta: Ichtiar Baru-van Hoeve, 1994.

------, Green Constitution: Nuansa Hijau UUD 1945, Jakarta: Rajagrafindo, 2008.

------, Konstitusi Ekonomi, Jakarta: Penerbit Kompas, 2010, 2012.

------, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012

------, Gagasan Konstitusi Sosial: Institusionalisasi dan Konstitusionalisasi Kehidupan Sosial Masyarakat Madani”, Jakarta: LP3ES, 2015.

------, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Setjen MKRI, 2004.

------, Konstitusi Kebudayaan dan Kebudayaan Konstitusi, Malang: Intrans Publishing, 2017.

------, Peradilan Etik dan Etika Konstitusi, Jakarta: Sinar Grafika, 2014.

------, “Indonesian Post Crisis Constitutional Reform: An Incremental Big Bang Constitutional Changes Between 1999-2002”, The 2nd Melbourne Forum on Constitutional Building in Asia and the Pacific, jointly organized by International IDEA and the Constitution Transformaton Network, 3-4 October 2017, in Manila, the Philippines.

Thompson, Brian, Textbook on Constitutional Law and Administrative Law, London: Blackstone Press, 1997.

Hood, Phillips O., Paul Jackson, dan Patricia Leopold, Constitutional and Administrative Law, 8th edition, London: Sweet and Maxwell, 2001.

Keogh, Dermot, and Andrew McCarthy, ‘The making of the Irish Constitution 1937’, Cork: Mercier Press, 2007.

Cearúil, Micheál Ó, dan Bunreacht na hÉireann: A Study of the Irish Text, All Party Oireachtas Committee on the Constitution, The Stationery Office, 1999.

Bercusson, Brian (eds.), “Manifesto for a Social Constitution: 8 Options for the European Union”, European Trade Union Institute for Research, Education and Health and Safety (ETUI-REHS), 2007.

Charles Frederick Strong, Modern Political Constitutions: An Introduction to the Comparative Study of Their History and the Existing Form, Sidgwick and Jackson, London, 1st edition, 1930.

Wheare, Kenneth Clinton, Modern Constitutions, London: Oxford University Press, 2nd Edition, 1966.

Buchanan, James McGill, “The Constitution of Economic Policy”, Pidato Penerimaan Hadiah Nobel Ilmu Ekonomi di Stockholm, Swedia, 8 Desember, 1986.

Hardin, Russell, “Constitutional Political Economy – Agreement on Rules”, British Journal of Political Science, Volume 18, 4 Oktober 1988, pages 513-530. URL http://journals.cambridge.org/article_S000712340000524X.

Borrows, John, Canada’s Indigenous Constitution, University of Toronto Press (pertama terbit 1963), 2010.

Alston, Philip (ed.), Non-State Actors and Human Rights, London: Oxford University Press, 2005.

Cashore, Benjamin, “Legitimacy and the Privatization of Environmental Governance: How Non–State Market–Driven (NSMD) Governance Systems Gain Rule–Making Authority”, dalam Governance (an International Journal of Policy, Administration, and Institution), , Volume 15, Issue 4, pages 503–529, October 2002.

Sawer, Marian, Ethical State (?): Social Liberalism in Australia, Melbourne University Press, Melbourne, 2003.

Downloads

Published

November 10, 2025

Categories

HOW TO CITE