Penguatan Peran Program Kredit Mikro dalam Mendorong Pengembangan UMKM di Sektor Pertanian

Authors

Yeni Saptia dan Agus Eko Nugroho

Keywords:

UMKM, Pertanian, Kredit Mikro

Synopsis

Berdasarkan data Kementerian Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah (KKUKM) pada tahun 2013, iumlah UMKM tercatat 57,9 iuta. Lebih dari 90 persen merupakan usaha mikro. Berdasarkan sektor usaha, UMKM yang bergerak di sektor pertanian, sejumlah 49 persen. Namun, dengan iumlah tersebut terdapat persoalan berupa kekurangan modal untuk meningkatkan produksi usahanya. Jika dilihat berdasarkan penyaluran kredit, proporsi pada sektor pertanian juga lebih rendah dibandingkan dengan sektor lain. Lantas apa penyebab rendahnya proporsi kredit pada UMKM sektor pertanian? Mengapa perbankan cenderung enggan memberikan kredit kepada UMKM sektor pertanian? Padahal, kredit sangat dibutuhkan sebagai stimulus untuk meningkatkan produktivitas usaha pertanian. LalU bagaimana peran pemerintah dalam mempermudah akses permodalan bagi UMKM sektor pertanian? Dan, apa upaya pemerintah dalam mengembangkan skema keuangan mikro lmicrofinancel untuk membantu akses pembiayaan bagi UMKM sektor pertanian? 
Untuk mengetahui iawaban dari berbagai persoalan tersebut, simak dan pelaiari dalam bunga rampai ini.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adams, D. & Vogel, R. C. (1986). Rural nancial market in low income countries: Recent evidence, controversy and lessons. World Develop- ment, 14(5), 477–88.

ADB. (2001). Country operational strategy: Indonesia. Manila. Diakses dari http://www.adb.org/Documents/COSSs/INO/default.asp?p=doccosss.

Armendariz, B. & Morduch, J. ( 2005). Economics of micro nance. MIT Press.

Bank Rakyat Indonesia. (2001). Annual report. Jakarta: BRI.

CGAP (2008). Advancing Financial Access for the World’s Poor. Diakses pada 20 Maret 2016 dari https://www.cgap.org/sites/default/ les/ CGAP-Annual-Report-Dec-2008.pdf

Cull, R., Demirgu?c??Kunt, A., & Morduch, J. (2008). Micro nance meets the market. e Financial Access Intiatiative dan NYU Wagner Graduate School.

Charitonenko, S. & Afwan, I. (2003). Commercialization of micro nance Indonesia. Asian Development Bank.

Conning, J. & Udry, S. (2007). Rural nancial markets in developing countries. Dalam Handbook of Agricultural Economics. Oxford: Elsevier.

Funk. (2007). Remarks by Steven Funk, founder and member of the Dignity Fund Board. Microcredit Summit E-News, (5), No. 1, July 2007.

Ledgerwood, J. (1999). Micro nance handbook: an institutional and nancial perspective. Washington DC, USA: e World Bank.

Ledgerwood, J., dkk. (eds.) (2013). Micro nance handbook: an institutional and nancial perspective. Washington DC, USA: e World Bank.

Morduch, J. (2006). Smart subsidy. Economic Self-Reliance (ESR) Review, 8(1), 10–17.

Nugroho, A. E. (2011). Micro nance development in Indonesia: market segmentation, capital social and welfare outreach to the poor in rural Java. Saarbru?cken: Lambert Academic Publishing.

Sogo-Temi, J. & Olubiyo, S. (2004). e role of agricultural credit in the development of agricultural sector: e Nigerian case. African Re- view of Money Finance and Banking, 101–116. Diakses dari http:// www.jstor.org/stable/23026295.

Srinivas, H. & Higuchi, Y. (1996). A continuum of informality of credit: what can informal lenders teach us?, Savings and Development Vol. XX, No.2.

Downloads

Published

December 1, 2017

Categories