Pengelolaan Kebun Raya Daerah: Antara Kenyataan dan Harapan

Authors

achmini Saparita, Eki Karsani Apriliyadi, Savitri Dyah W. I. K. R., Akmadi Abbas

Keywords:

Pengelolaan, Kebun Raya Daerah

Synopsis

Pemerintah menyadari bahwa keberadaan kebun raya sangat penting sebagai pusat konservasi tumbuhan. Untuk itu, keberadaan kebun raya daerah, terutama Kebun Raya Jompie Parepare, Kebun Raya Batam, dan Kebun Raya Liwa, diharapkan dapat memicu munculnya kebun raya baru di setiap daerah di Indonesia. Keberadaan kebun raya sangat penting terkait fungsi utamanya, yaitu konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan. Namun, sejauh ini pembangunan kebun raya daerah (KRD) belum memberi banyak manfaat bagi ekonomi masyarakat. Buku ini selain memberikan rekomendasi bagi pengelola kebun raya di daerah, juga memberi gambaran adanya kesenjangan antara kenyataan yang menyimpan permasalahan dan harapan yang diinginkan. Semua permasalahan dan harapan tersebut menjadi dasar pengembangan model pengelolaan kebun raya yang dianggap sesuai dengan karakteristiknya. Dengan demikian, hasil rekomendasi kebijakan pengembangan sistem pengelolaan KRD yang tertuang dalam buku ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan kehidupan sosial ekonomi masyarakat di wilayah sasaran dan meningkatkan kesadaran tentang fungsi konservasi sehingga membantu dalam menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, agar pengelolaan KRD berwawasan lingkungan dan berkelanjutan, diperlukan koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah karena pembangunan kebun raya daerah tersebut bisa memberikan dampak positif, terutama bagi perekonomian masyarakat di sekitarnya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Agustinus, E. T. S. (2007). Bata keramik suhu bakar rendah sebagai bahan bangunan konstruksi ringan. Dalam Prosiding Seminar Geoteknologi, Kontribusi Ilmu Kebumian dalam Pembangunan Berkelanjutan. Bandung: Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

Agustinus, E. T. S. (2009a). Sintesis hidrotermal atapulgit berbasis batuan gelas vulkanik (perlit) dari Tasikmalaya: Tingkat perolehan dan daya serap terhadap bakteri E. coli. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Agustinus, E. T. S. (2009b). Sintesis hidrotermal atapulgit berbasis batuan gelas vulkanik (perlit): Perbedaan perlakuan statis dan dinamis pengaruhnya terhadap kuantitas dan kualitas kristal. Dalam Prosiding Seminar Material Metalurgi. Jakarta: Pusat Penelitian Metalurgi LIPI.

Agustinus, E. T. S. (2016). Teknologi rekayasa untuk meminimalkan pembentukan kerak silika pada pipa re-injeksi lapangan panas bumi Dieng, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia. Bandung: Universitas Padjadjaran.

Agustinus, E. T. S. (2017). Multi blending technology (MBT): Mineral processing method for increasing added value of marginal reserve. Dalam GCGE. Prosiding Geoteknologi LIPI.

Agustinus, E. T. S., & Sembiring, H. E. (2014). Teknologi rekayasa untuk peningkatan nilai tambah Silika Amorf (SiO2) lapangan panas bumi Dieng sebagai geomaterial. Dalam Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Bandung. Bandung: Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

Agustinus, E. T. S., Mursito, A. T., & Sembiring H. (2013). Peningkatan daya serap karbon aktif terhadap ion logam Hexavalent Chromium (CrVI) melalui modi kasi dengan Cationic Surfactant (Ethyline Diamine). Ris. Geol. dan Pertamb. Vol. 23(1).

Agustinus, E. T. S., Sembiring, H., & E endi. (2014). Aplikasi material preservasi mikroorganisme dalam pemrosesan limbah cair organik pada instalasi pengolahan air limbah. Ris. Geol. dan Pertamb. 24, 65–76.

Agustinus, E. T. S., Sembiring, H. E., & Listiyowati, L. N. (2010). Prototipe produk ground enhancement material (GEM) berbahan baku Na- bentonit Karangnunggal, Tasikmalaya sebagai bahan substitusi GEM impor. Ris. Geol. dan Pertamb. Vol 20(2), 81–93.

Al-Otoom, & Al-Harahsheh. (2015). Minerals processing & bene ciation. New Delhi, India: Daya Publishing House and Centre for Science and Technology of the Non-Aligned and Other Developing Countries (NAM S&T Centre).

Ardha, I. G. N., Ningrum, N. S., Damayanti, R., Suprapto, S., Handayani, S., & Wahyudi, T. (2011). Kamus pertambangan. Bandung: Puslitbang Teknologi Mineral dan Batu bara.

Ari n, D. N., & Hartanto, P. (2011). Pengembangan zeokeramik sebagai bahan bangunan ramah lingkungan: Klasi kasi mutu paving block berdasarkan SNI. Dalam Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Bandung: Pusat Penelitian Geotek- nologi LIPI.

Badan Geologi. (2012). Peta panas bumi vulkanik dan vulkano-tektonik. Diakses pada 7 November 2017 dari http://geomagz.geologi.esdm. go.id/ le/2012/09/GEOMAGZ-VOL-3-NO-3-SEPTEMBER-2013.pdf.

Bakharev, T. (2005). Resistance of geopolymer materials to acid attack. Cement and Concrete Research, Vol. 35(4), 658–670.

Balbich, H., & Davis, H. A. (1981). Phenol: A review of environmental and health risk regular. Toxicol Pharmacol. 1, 90–190.

Choi, H. D., Jung, W. S., Cho, J. M., Ryu, D. G., Yang, J. S., & Baek K. (2009). Adsorption of Cr+6 on to cationic surfactant modi ed activated carbon. J. Hazard Mate. 166, 642–6.

Davidovits, J. (1989). Geopolymers and geopolymeric materials. J. erm. Anal., vol 35, 429–444.

Davidovits, J. (1991). Geopolymers: Inorganic polymeric new materials. 37.

Deer, W. A., Howie, R. A., & Zussman, J. (1966). An introduction to the rock forming minerals. London: Longman Group Limited.

Fair, G. M., Geyer, J. C., & Okun, D. A. (1968). Water and wastewater engineering. New York: John Wiley and Sons.

Gaudin, A. (1971). Principles of mineral dressing. New Delhi, India: Tata McGraw Hill.

Gubernur Jawa Barat. (1999). SK Gubernur Jawa Barat No 6 Tahun 1999 Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Industri di Jawa Barat.

Hartanto P. (2016). Perubahan permeabilitas zeokeramik akibat penambahan abu sekam padi. J. Teknol. Miner. dan Batu bara TEKMIRA, 12(1), 59–68.

Hertanto, H. B. (2013). Persebaran barang tambang di Indonesia. Diakses pada 8 November 2017 dari http://geoenviron.blogspot.com/2013/02/ persebaran-barang-tambang-di-indonesia.html.

Hirnawan, F. (2007). Riset bergulirlah proses ilmiah menuju penemuan baru dan orisinal. Bandung: Unpad Press.

Ibarra, J. V., Mu oz, E., & Moliner, R. (1996). FTIR study of the evolution of coal structure during the coali cation process. Org. Geochem, 24, 725–35.

Ismayanto, A. F. & Agustinus, E. T. S. (2007). Batuan perlit Karangnunggal sebagai bahan sintesis hidrotermal. Jurnal RISET Geologi dan Per- tambangan, 17(2), 1–17.

Johnstones, S. J., & Johnstones, M. G. (1961). Perlite in mineral for the chemical and applied industries (2nd ed). London: John Wiley & Sons.

Kelly, E. G., & Spottiswood, D. J. (1982). Introduction to mineral processing. New York: John Wiley & Sons Inc.

Laure?n, Susanna. (2019). Surface and interfacial tension - What is it and how to measure it?. Diakses pada 22 Mei 2019 dari Biolin Scienti c https://www.biolinscienti c.com/hubfs/Pdf/Attension/White-papers- case-studies/surface-and-interfacial-tension-what-is-it-and-how-to- measure-it.pdf ?hsLang=en.

Lenny, M., & Agustinus, E. T. S. (2003). Zeolit alam sebagai matriks pembuatan lantai keramik: Penelitian pendahuluan. J. Ris. Geol. dan Pertambangan, Vol. 13(1), 65–75.

NOAA. (1997). Paci c ring of re. USGS. Diakses pada 2 November 2017 dari https://oceanexplorer.noaa.gov/explorations/05 re/background/ volcanism/media/tectonics_world_map.html.

Pemerintah Republik Indonesia. (1995). UU No. 51 Tahun 1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair.

Pemerintah Republik Indonesia. (2009). UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Pemerintah Republik Indonesia. (2010a). UU No 24 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara.

Pemerintah Republik Indonesia. (2010b). UU No. 23 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu bara. Diakses pada 22 November 2017 dari jdih.esdm.go.id/peraturan/PP No. 23 n 2010.pdf.

Pemerintah Republik Indonesia. (2012a). UU No. 08 Tahun 2012 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian.

Pemerintah Republik Indonesia. (2012b). UU No. 11 tahun 2012 Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral.

Presiden Republik Indonesia. (2013). Instruksi Presiden (Inpres) No. 3 Tahun 2013 tentang percepatan Peningkatan Nilai Tambah Mineral melalui pengolahan dan Pemurnian di dalam Negeri. Diakses pada 19 September 2017 dari m.antaranews.com https://www.antaranews. com/berita/402178/hilirisasi-industri-tingkatkan-pertumbuhan- ekonomi-nasional.

Rosana, F. M. (2017). Eksplorasi sumber daya geologi: Eksploitasi dan konservasi untuk pembangunan yang berkelanjutan. Bandung: Unpad Press.

Sembiring, H., & Agustinus, E. T. S. (2012). Pelletisasi Bentonit sebagai preservasi bakteri pengurai limbah organik cair: Rekayasa dan prototipe. Dalam Prosiding Pemaparan Hasil Penelitian Pusat Pene- litian Geoteknologi LIPI. Bandung: Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

Setijadji, L. D. (2010). Segmented vulcanic arc and its association with geothermal elds in Java Island, Indonesia. Dalam Proceedings World Geothermal Congress. Bali.

Sudjana. (1980). Desain dan analisis eksperimen. Bandung: Tarsito. Sudradjat, A. (1999). Teknologi & manajemen sumberdaya mineral.

Bandung: Penerbit ITB.

Simatupang, M., & Sigit, S. (1991). Pengantar pertambangan Indonesia (1st ed). Jakarta: Asosiasi Pertambangan Indonesia, Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah LIPI.

Supardi. (2013). Aplikasi statistika dalam penelitian: Konsep statistika yang lebih komprehensif. Jakarta: Change Publication.

Suprapto, S., Handayani, S., & Wahyudi T. (2007). Kamus pengolahan mineral dan batu bara Puslitbang Teknologi Mineral dan Batu bara. Bandung: Badan Litbang Energi dan Sumber Daya Mineral.

Suyartono. (2003). Good mining practice, konsep tentang pengelolaan pertambangan yang baik dan benar (2nd ed). Semarang: Studi Nusa.

Zulkarnaen, I., & Agustinus, E. T. S. (1996). Temperature control in system MgO-SiO2-H2O, X-Ray difraction evidentes. Dalam Dampak regionalisasi dan globalisasi industri dan perdagangan terhadap lembaga litbang, Pusat Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi LIPI. Bandung: Prosiding Seminar Nasional Geoteknologi LIPI.

Ajrina, P. (2016). Pengembangan jalur interpretasi wisata sejarah Kebun Raya Bogor. (Skripsi). Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Antunes, C. H., Dias, L., Dantas, G., Mathias, J., & Zamboni, L. (2016). An application of so systems methodology in the evaluation of policies and incentive actions to promote technological innovations in the electricity sector. Energy Procedia, 106, 258–278.

Ardianti, N. T. (2005). Nilai ekonomi ekoturisme Kebun Raya Bogor. (Tesis). Program Studi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Bell, S. & Morse, S. (2010). Rich pictures: A means to explore the ‘sustainable mind? Sustainable Development, 21(1), 30–47.

Bell, S. & Morse, S. (2012). How people use rich pictures to help them think and act. Systemic Practice and Action Research, 26(4), 331–348.

Bluman, A. G. (2009). Elementary statistics: A step by step approach. New York: McGraw-Hill Education.

Burge, S. (2015). An overview of the so system methodology. Dalam S. Burge, System thinking: Approaches and methodologies. Warwickshire, Britania Raya: Burge Hughes Walsh Limited.

Cagarbiosfer. (2014). Konsep cagar biosfer. Diakses pada 17 September 2017 dari https://cagarbiosferwakatobi.wordpress.com/2014/05/10/ konsep-cagar-biosfer/.

Checkland, P. B. (1988). Information systems and systems thinking: Time to unite?. International Journal of Information Management, 8(4), 239–248.

Checkland, P. (1999). So systems methodology in action. London: John Wiley & Sons Ltd.

Checkland, P. & Poutler, J. (2010). So systems methodology. Dalam M. Reynolds & S. Holwell (Eds.), Systems approaches to managing change: A practical guide, 191–242. London: Springer-Verlag.

Corte, V. D., Sciarelli, M., Cascella, C., & Gaudio, G. D. (2015). Customer satisfaction in tourist destination: e case of tourism o er in the city of Naples. Journal of Investment and Management, 4(1–1), 39–50. doi:10.11648/j.jim.s.2015040101.16

DeCanio, S. J., Catherine, D., & Keyvan, A. A. (2000). e importance of organizational structure for the adoption of innovations. Management Science, 46(10), 1285–1299.

Ekayani, M. (2014). Wisata alam sebagai jembatan ekonomi dan ekologi di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Risalah Kebijakan Pertanian dan Lingkungan, 1(1), 40–45.

Ekayani, M. & Nuva. (2012). Could ex-situ conservation play e ective role to bridge ecotourism and biodiversity? Case of multipurpose management of Bogor Botanic Garden, Indonesia. Dalam Proceeding of Ecotourism Research Symposium: Ecotourism for Global Peace. Seoul, Korea Selatan: Marubooks Publishing Co.

Ekayani, M. & Nuva. (2013). Economic of ecotourism. Dalam Opportunities and challenges of ecoutourism in ASEAN countries. Seoul, Korea Selatan: Jungmin Publishing Co.

Fauzy, N. (2017, April 3). Hasil “karya” pengunjung usil rusak keindahan Kebun Raya Bogor. Tribunnews. Diakses dari http://bogor.tribunnews. com/2017/04/03/hasil-karya-pengunjung-usil-rusak-keindahan-kebun- raya-bogor.

Gabc?anova?, I. (2011). e employees: e most important asset in the organization. Human Resources Management & Ergonomics, V, 1–12.

Hengky, S. A. & Kikvidze, Z. (2018). Tourism sustainability in the Bogor Botanical Gardens, Indonesia. Urban Forestry & Urban Greening, 30, 8–11.

Herath, G. (2017). Sustainable tourism development in Asia: Evaluation of the potential and challenges. Dalam P. O. de Pablos & Z. M. Aung (Eds.), Tourism and opportunities for economic development in Asia, 77–100. Hershey, Pennsylvania: IGI Global.

Hotimah, O., Wirutomo, P., & Alikodra, H. S. (2015). Conservation of world heritage botanical garden in an environmentally friendly city. Procedia Environmental Sciences, 28, 453–463.

Isterah. (2014). Dampak ekonomi dan strategi pengelolaan Kebun Raya Bogor sesuai daya dukung kawasan wisata. (Skripsi). Ekonomi dan Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Itika, J. S. (2011). Fundamentals of human resource management: Emerging experiences from Africa. Leiden: African Studies Centre.

Jovanovic?, S. & Ilic?, I. (2016). Infrastructure as important determinant of tourism development in the countries of Southeast Europe. Ecoforum, 5(1), 288–294.

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil & Menengah. (2009). Kajian model pengelolaan agroekoturisme oleh koperasi. Jakarta: Kementerian Koperasi & UKM.

Lestari, T. R. (2008). Analisis formulasi strategi pengembangan usaha galeri taman hias Kebun Raya Cibodas. (Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

LIPI. (2017). Laporan tahunan pusat konservasi tumbuhan Kebun Raya. Bogor: LIPI.

Martin, E. (2008). Aplikasi metodologi sistem lunak untuk pengelolaan kawasan hutan rawan kon ik: Kasus hutan penelitian Benakat, Sumatera Selatan. (Tesis). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Milasari. (2010). Analisis dampak ekonomi kegiatan wisata alam: Studi kasus Taman Wisata Tirta Sanita, Kabupaten Bogor. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Nugroho, L. A. (2017, 25 Februari). Pengunjung Kebun Raya Bogor sum- bang 10 ton sampah per tahun. Tribunnews. Diakses dari http://www. tribunnews.com/regional/2017/02/25/pengunjung-kebun-raya-bogor- sumbang-10-ton-sampah-per-tahun.

Purnomo, D. W., Magandhi, M., Kuswantoro, F., Risna, R. A., & Witono, J. R. (2015). Pengembangan koleksi tumbuhan kebun raya daerah dalam kerangka strategi konservasi tumbuhan di Indonesia. Buletin Kebun Raya, 18(2), 111–124.

Purnomo, D. W., Hendrian, R., Witono, J. R., Kusuma, Y. W. C., Risna, R. A., & Siregar, M. (2010). Pencapaian Kebun Raya Indonesia dalam target 8 global strategy for plant conservation (GSPC). Buletin Kebun Raya, 13(2), 40–50.

PKT KR LIPI. (2017a). Laporan kinerja 2017. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

PKT KR LIPI. (2017b). Menapak tilas Kebun Raya Jompie Parepare. Parepare: Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Parepare dan PKT Kebun Raya LIPI.

PKT KR LIPI. (2017c). Kaleidoskop Kebun Raya Liwa 2007–2017. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI.

PKT KR LIPI. (2018). Re eksi 10 tahun pembangunan Kebun Raya Batam 2008–2018. Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI.

Rondinelli, D. A. (1997a). A methodological application of sustainable microregional development. Dalam S. Sepu?velda & R. Edwards, Sustainable development social organization, institutional arrangements and rural development, 315–412.

Rondinelli, D. A. (1997b). Spatial analysis for regional development: A case study in Bicol River Basin of the Phillipines. Tokyo, Jepang: United Nations University Press.

Ross, S. & Wall, G. (1999). Ecotourism: Towards congruence between theory and practice. Tourism Management, 20(1), 123–132.

Salim, M. R. (2010). Analisis strategi pengembangan Kebun Raya Bogor sebagai objek wisata. (Skripsi). Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sita, P. V. (2017). Dampak ekonomi dan analisis kelembagaan wisata alam laut pasir Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sorensen, C. G., Fountas, S., Nash, E., Pesonen, L., Bochtis, D., Pedersen, M., Basso, B., & Blackmore, S. B. (2010). Conceptual model of a future farm management information system. Computer and Electronics in Agriculture, 72(1), 37–47.

Tran, X., Nguyen, M., Luu, H. K. T., Ngo, N., Tran, M., Nguyen, N. B., & Tran, H. (2017). Impact of advertising and public relation on tourism development in Da Nang, Vietnam. Dalam Information Resources Management Association, Brand culture and identity: Concepts, methodologies, tools, and applications. Hershey, Pennsylvania: IGI Global.

Tugjamba, N. & Gantumur A. (2017). Enviromental protection and tourism: Tourism in the protected areas in Mongolia. Dalam P. O. de Pablos & Z. M. Aung (Eds.), Tourism and opportunities for economic development in Asia, 77–100. Hershey, Pennsylvania: IGI Global.

Wang, W., Liu, W., & Mingers, J. (2015). A systemic method for organizational stakeholder identi cation and analysis using so systems methodology (SSM). European Journal of Operational Research, 246(2), 562–574. doi:http://dx.doi.org/10.1016/ j.ejor.2015.05.014.

William, B. (2005). So system methodology. Fellogg Foundation. Diakses pada 25 Februari 2012 dari http://users.actrix.co.nz/bobwill.

Wilson, B. (2001). So systems methodology conceptual model building and its contribution. New Jersey: John Wiley & Sons Inc.

Witono, J. R. (2012). Rencana pengembangan Kebun Raya Indonesia. Bogor, Indonesia: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI.

Wu, T. P. & Wu, H. C. (2018). Tourism and economic growth in Asia: A bootstrap multivariate planel granger casuality. International Journal of Tourism Research, 20(5), 1–10. doi:http:/doi.org/10.1002/jtr.2243.

Yoeti, O. (2008). Ekonomi pariwisata: Introduksi, informasi, dan implemen- tasi. Jakarta: Kompas.

Downloads

Published

December 4, 2019

Categories

HOW TO CITE