Templates
Indexed by
Citedness
Tinggalan arkeologis bukan hanya sekadar warisan yang bersifat romantisme (gabe) melainkan tugas untuk perbaikan di masa yang akan datang (aufgabe). Buku ini mengungkap kearifan lokal dari sudut pandang arkeologi lanskap dengan pendekatan geoarkeologi. Kearifan lokal yang digali dari artefak arkeologi selain merupakan kekayaan yang harus dilestarikan, juga dapat digunakan untuk membaca perubahan lingkungan dan mengenali faktor-faktor yang menjadi ancaman di masa yang akan datang. Semoga buku ini dapat menjadi pelengkap atas terbatasnya publikasi mengenai kearkeologian di wilayah Sesar Semangko, Provinsi Lampung.
Rusyanti lahir di Cirebon, 16 Agustus 1983. Menempuh studi S1 dan S2 Arkeologi di Universitas Indonesia. 10 tahun terakhir meneliti kepurbakalaan di wilayah Lampung dan beberapa situs percandian di Jawa Barat. Karya tulis bidang arkeologi di antaranya telah dimuat dalam jurnal ilmiah, bagian dari buku, dan prosiding. Saat ini bekerja sebagai Peneliti Muda di Balai Arkeologi Jawa Barat dengan spesialisasi Arkeologi Klasik (Hindu-Buddha), redaktur jurnal ilmiah Purbawidya Balai Arkeologi Jawa Barat dan jurnal ilmiah Naditira Widya Balai Arkeologi Kalimantan Selatan, dan dosen luar biasa di Program Studi Antropologi Universitas Padjadjaran.
Ananta Purwoarminta lahir di Gunungkidul 23 Juni 1983. Lulus S1 di Program Studi Geografi Fisik dan Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada pada 2005. Menyelesaikan pendidikan S2 di Program Studi Teknik Geologi, Sekolah Pascasarjana, UPN “Veteran” Yogyakarta pada 2012. Saat ini bekerja sebagai peneliti di bidang geohidrologi di Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI. Sebelum di LIPI pernah terlibat dalam penelitian geoarkeologi yang salah satunya untuk mengungkap keberadaan danau purba di sekitar Candi Borobudur dengan pendekatan paleogeomorfologi. Beberapa tulisan terkait geoarkeologi telah dimuat di berbagai jurnal nasional dan internasional. Penulis juga berkontribusi dalam penulisan buku Borobudur as Cultural Landscape yang diterbitkan oleh Kyoto University Press tahun 2015. Saat ini sedang melanjutkan studi S3 di Institut Teknologi Bandung.
Agel Vidian Krama lahir di Kerinci 17 Juli 1988. Menempuh pendidikan S1 di Program Studi Pendidikan Geografi Universitas Negeri Padang, melanjutkan studi S2 di Program Studi Magister Geografi Universitas Indonesia, dan saat ini sedang melanjutkan studi S3 di Program Studi Teknik Geodesi dan Geomatika, Institut Teknologi Bandung. Dan bekerja sebagai dosen di Program Studi Teknik Geomatika, Institut Teknologi Sumatra. Bidang keilmuan yang ditekuni, yaitu Geoinformatika, yang berkaitan dengan kajian spasial, 3D, bencana, dan managemen. Beberapa karya tulis di bidang spasial di antaranya telah dimuat pada jurnal nasional.
Abrianto, Octaviadi, Nanang Saptono, N. L. (2012). Some consideration Location of “Bhumi Jawa.” Purbawidya: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi Vol.1. No.2, 1(October 2010), 277–288.
Adhyatman, S. (1999). Zhangzhou (Swatow) Keramik: Sixteenth to seventeenth Centuries Found in Indonesia. Jakarta: The Keramik Society of Indonesia.
Agus, Yondri, L., & Saptono, N. (1995). Laporan Hasil Penelitian Lingkungan dan Tinggalan Arkeologis di Situs Klasik Hara Kuning, Kabupaten Lampung Barat. Propinsi Lampung. Bandung.
Ambary, H. M. (1984). Further Notes on The Classification of Ceramics From The Excavation of kota Cina. In Studies on Ceramics. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Amran, F. (2014). Menjari Jejak Masa Lalu Lampung. (U. Z. Karzi, Ed.) (2014th ed.). Lampung: LaBRAK.
Amran, F. (2017a). Meniti Jejak Tumbai di Lampung: Zollinger, Kohler, dan PJ. Veth-- Lampung Tumbai 2015. (U. Z. Karzi, Ed.) (Cetakan pe). Bandar Lampung: Pustaka La BRAK.
Amran, F. (2017b). Meniti Jejak Tumbai di Lampung: Zollinger, Kohler, dan PJ Veth. (U. Z. Karzi, Ed.). Bandar Lampung: Pustaka La BRAK.
Anschuetz, K. F., Wilshusen, R. H., & Scheick, C. L. (2001). An Archaeology of Landscapes: Perspectives and Directions. Journal of Archaeological Research, Vol.9(June), 157–211.
Aribowo, S. (2016). Arsitektur sesar aktif Segmen Kumering di antara Danau Ranau hingga Lembah Suoh, Sumatra bagian selatan [Tesis tidak diterbitkan]. Fakultas Teknik Geologi, Universitas Padjadjaran.
Aston, M. (1985). Interpreting the Landscape: Landscape Archaology and Local History. London: Routledge.
Atmodjo, J. S. (1999). Vademekum Benda Cagar Budaya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Atmodjo, B.S.W. (2004). Faktor Pendukung Tumbuh dan Berkembangnya Kerajaan-Kerajaan di Daerah Aliran Sungai di Pedalaman Kalimantan Selatan. In G. Kasnowihardjo, Wasita, & A. Nuralang (Eds.), Sungai dan Kehidupan Masyarakat di Kalimantan (Cetakan pe, pp. 25--45). Banjarbaru: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komisariat Daerah Kalimantan.
Aubert, M., Setiawan, P., & Oktaviana, A. A. (2018). Palaeolithic Cave Art in Borneo. Nature, 564(November), 254–257.
BAPPEDA Lampung Barat. (2016). Rencana RT RW Kabupaten Lampung Barat. BAPPEDA Lampung Barat.
Bapelitbang Tanggamus. (2011). Laporan Rencana RT RW Kabupaten Tanggamus. Tanggamus.
Bellier, O., Bellon, H., Sébrier, M., Sutanto, & Maury, R. C. (1999). K-Ar age of the Ranau Tuffs: Implications for the Ranau caldera emplacement and slip-partitioning in Sumatra (Indonesia). Tectonophysics, 312(2–4), 347–359. https://doi.org/10.1016/S0040-1951(99)00198-5
Bemmelen, R. W. van. (1949a). The Geology of Indonesia. The Hague Netherlands: The Hague: Govt. Print. Office.
Bemmelen, R. W. Van. (1951). De Geologische Geschiedenis van Indonesie. Den Haag: N.V. Uitgever II WP. Van Stockum En Zoon.
Boechari. (2012a). Perbanditan di dalam Masyarakat Jawa Kuno. In E. Wurjantoro, N. Susanti, & H. Djafar (Eds.), Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti (pp. 155–182). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
Boechari. (2012b). Some Considerations on the Problem of the Shift of Mataram’s Centre Government from Central to East Java in the 10th Century. In N. Susanti, H. Djafar, E. Wurjantoro, & A. Griffiths (Eds.), Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti (pp. 155–183). Jakarta: Gramedia.
Boedi, O.B. (2004). Fungsi Menhir Pada Masa Islam di Jawa Bagian Barat. In Agus Aris Munandar (Ed.). Teknologi dan Religi Dalam Perspektif Arkeologi. (pp 55-63). Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komda Jabar-Banten.
BPDASHL-WSS. (2010). Karakteristik DAS Way Semangka dan Semangka DS Laporan Penelitian Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Way Sekampung -Seputih. Bandar Lampung.
Bronson, B. (1977). Exchange at the Upstream and Downstream Ends: Notes Towards a Functional Model of the Coastal State in Southeast Asia. In Karl L. Hutterer (Ed.), Economic Exchange And Social Interaction in Southeast Asia Perspective From Prehistory, history, and ethnography (pp. 39–52). Michigan.
Bukri, Sayuti, H., Soepangat, S., Kutoyo, S., Kartadarmadja, S., Gonggong, A., … Sutjianingsih, S. (1997). Sejarah Daerah Lampung. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Kantor Wilayah Propinsi Lampung Bagian Proyek Pengkajian dan Pembinaan Nilai-Nilai Budaya Lampung.
Burbank, D. W., & Anderson, R. . (2012). Tectonic Geomorphology. UK: Wiley-Blackwell.
Butzer, K. W. (1994). Archaeology as Human Ecology. Cambridge: Cambridhe University Press.
Cortesao, A. (2018). Suma Oriental Karya Tome Pires: Perjalanan Dari Laut Merah ke Cina dan Buku Francisco Rodrigues. (A. Cortesao, Ed.). Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Daldjoeni, N. (1995). Geografi Kesejarahan I: Peradaban Dunia (Edisi Kedu). Bandung: Alumni.
Damais, L. C. (1995). Epigrafi dan Sejarah Nusantara Pilihan Karangan Louis-Charles Damais. Jakarta: Pusat Penelitian dan Dokumentasi EFEO Jakarta.
Deng, Z., Hung, H., Carson’, M. T., Oktaviana, A. A., Hakim, B., & Simanjuntak, T. (2020). Validating Earliest Rice Farming in the indonesian Archipelago. Scientific Reports, 10(10984), 1–9.
Desiani, A. (2003). Stabilisasi Lempung Lunak P Rimau (Sumsel) Menggunakan Semen dan Bahan Kimia. Jurnal Teknik Sipil, Vol.1 No.1(Oktober), 1–64.
Djafar, H. (1995). Prasasti Batu Dari Sumberhadi Daerah Lampung Tengah. Jurnal Penelitian Balai Arkeologi Jawa Barat, Vol.1(April), 1–3.
Elmhirst, R. (2018). Departing From Java to Lampung: Locating Javanese Diasporic Practices in Indonesia’s Transmigration Resettlement Programme. In R. M. Hoefte & Peter Meel (Eds.), Departing From Java (No.66, pp. 27--53). Oxford: Nordic Institute Of Asian Studies (NIAS) Press.
Fadilla, H. A. (1999). Beberapa Teori Psikologi Lingkungan. Buletin Psikologi, Tahun VII(No.2), 7–19.
Fauzi, R., & Simanjuntak, T. (2016). Harimau Cave and the Long Journey of OKU Civilization. (T. Simanjuntak, Ed.). Gadjah Mada University Press.
Goodman, D. J., & Ritzer, G. (2003). Teori Sosiologi Moderen. Cetakan ke-6. Jakarta: Prenada Media.
Higham, C. (2002). Early Cultures of Mainland Southeast Asia. Bangkok: River Books Ltd.
Hodder, I. (1991). Post Processual Archaeology and a Current Debate. In R. E. Preucell (Ed.), Processual and Post Processual Arcaheology: Multiple Ways of Knowing The Past. Illinois: Center for Archaeological Investigations. Southern Illinois University at Carbondale, USA.
Hunt, C. ., & Rabett, R. J. (2014). Holocene Landscape Intervention and Plant Food Production Strategies in Island and Southeast Asia. Journal of Archaeological Science, Vol.51(November), 22–33. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.jas.2013.12.011
Indradjaya, A. (2011). Bentuk dan Ragam Hias Tembikar Margomulyo, Banyuasin Palembang. Siddhayatra, 22–30.
Indradjaya, A., & Hardiati, E. S. (2014). Awal Pengaruh Hindu Buddha di Nusantara. Kalpataru Majalah Arkeologi, 23(1), 17–33.
Intan, M. F. S., Indradjaya, A., Rangkuti, N., & Wiyana, B. (2015). Kehidupan Purba di Lahan Gambut. (B. B. Utomo, Ed.). Surakarta: Aksarra Sinergi Media.
Iqbal, P., & Yanti, E. D. (2014). Karakteristik Fisik dan Kimia Lempung Lampung Barat dalam Penggunaannya sebagai Bahan Baku Pembuatan Keramik (West Lampung Clay Physical and Chemistry Characteristics in Its Use as Raw Material for Ceramic Production). Publikasi Ilmiah Pendidikan Dan Pelatihan Geologi, 10(1/Juni), 1--8.
Jackson, J. (1975). The Chinatown of Southeast Asia: Traditional Component of the City’s Central Area. Pacific Viewpoint, Vol.16(No.1).
Kherustika, Z., Purwanti, & Fesdian, F. (2003). Gerabah Koleksi Museum Negeri Propinsi Lampung “Ruwa Jurai.” (B. Y. Barmawi, Ed.). Bandar Lampung: Dinas Pendidikan Propinsi Lampung.
Koentjaraningrat. (2011). Pengantar Antropologi I (Cetakan ke). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Kumoro, Y., Anwar, H. ., Comaluddin, Yunarto, Nur, W. H., & Sukaca. (2009). Potensi Kebencanaan Geologi dan Kerentanan Sosial sebagai dasar Penyusunan Tata Ruang di Kabupaten Tanggamus Propinsi Lampung. In Peran Puslit Geoteknologi dalam Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan Mitigasi Kebencanaan di Indonesia (pp. 107--122). Bandung: Puslitbang Geoteknologi LIPI.
Kuswartojo, T. (2018). Kaca Benggala: Perkembangan Habitat Manusia di Indonesia. (A. Murcahyani, F. S. Pradifta, W. Kusmaningtyas, & M. A. Yahya, Eds.). Bandung: Ukara Lawang Buana.
Laili, N. (2005). Fungsi dan Peranan Batu Bergores Dalam Tradisi Megalitik. In A. A. Munandar (Ed.), HASTALELEKA: Kumpulan Karya Mandiri dalam Kajian Paleoekologi, Arkeologi, Sejarah Kuna, dan Etnografi (pp. 33–40). Jatinangor: Alqa Print Jatinangor.
Laili, N. (2011). Laporan Penelitian Arkeologi Penghunian Awal dan Interaksi di Kawasan Danau Ranau Lampung Barat. Bandung. Balai Arkeologi Bandung
Laili, N. (2012). Penghunian dan Interaksi Pendukung Situs-Situs di Kawasan Danau Ranau Lampung Barat. Purbawidya: Jurnal Hasil Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, Vol.1(No.1), 21–40.
Laili, N. (2014). Keletakan Situs Megalitik di kawasan Permukiman Sumberjaya Lampung Barat dan DAS Sekampung Lampung Timur. In K. Yulianto (Ed.), Perkembangan Permukiman di Lampung dalam Perspektif Arkeologi (pp. 25–39). Bandung: Alqa Print Jatinangor.
Liji, L. (2012). Dari Relasi Upeti ke Mitra Strategis: 2000 Tahun Hubungan Tiongkok--Indonesia. Jakarta: Kompas.
Lombard, D. (2000). Nusa Jawa Silang Budaya Kajian Sejarah Terbaru Bagian II: Jaringan Asia (Cetakan ke). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Lombard, D. (2005). Nusa Jawa: Silang Budaya: Warisan Kerajaan-Kerajaan Konsentris. Jilid 3. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Manguin, P. Y. (2014). Sifat Amorf Politi-Politi Pesisir Asia Tenggara Kepulauan: Pusat-Pusat yang Terbatas, Pinggiran-Pinggiran yang Meluas. In V. Degroot (Ed.), Kedatuan Sriwijaya: Kajian Sumber Prasasti dan Arkeologi (Edisi kedu, pp. 315–342). Depok: Komunitas Bambu.
Marsden, W. (2013). Sejarah Sumatera terj. History of Sumatra 3rd Edition. Depok: Komunitas Bambu.
Miksic, J. N. (1986). Thai and Vietnamese Pottery in Indonesia and Fifteenth-Century Trade in Southeast Asia IIIa Aspek Sosial-Budaya. In Pertemuan Ilmiah Arkeologi IV (pp. 119--237). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Muljana, S. (2005). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: LKIS Pelangi Aksara.
Munandar, A. A. (2010). Menggapai Titik Suci: Interpretasi Semiotika Perpindahan Pusat Kerajaan Mataram Kuno. In T. Christomy & U. Yuwono (Eds.), Semiotika Budaya (2nd ed., pp. 161--180). Depok: . In T. Christom Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia.
Munandar, A.A. (2005). Istana Dewa Pulau Dewata: Makna Puri Bali Abad ke-1419. Depok: Komunitas Bambu.
Mundardjito. (2002). Pertimbangan Ekologis Penempatan Situs Masa Hindu--Buddha di Daerah Yogyakarta. Jakarta: Wedatama Widya Sastra & École Fran?aise D’ Exteréme-Orient (EFEO).
Nanang Saptono. (2003). Permukiman Situs Benteng Sabut (Bujung Menggalou), Tulangbawang, Lampung. In A. A. Munandar (Ed.), Mosaik Arkeologi (pp. 97--110). Jakarta: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI).
Natawidjaya, D. H., Bradley, K., Daryono, M. R., Aribowo, S., & Herrin, J. (2017). Late Quartenary Eruption of the Ranau Caldera and New Geological Slip Rates of The Sumatran Fault Zone in Southern Sumatera Indonesia. Geoscience Letter, 4(21), 1–15.
Natawijaya, D. ., Saiman, K., Delinom, R. T., P, D., & Mahdi, C. (1993). Studi Geoteknik Gerakan Tanah dan Gempa Bumi Liwa Kabupaten Lampung Barat.
Ninie, S. (2010). Airlangga: Biografi Raja Pembaharu Jawa Abad XI. (F. Kurniawan, Ed.) (Ediisi per). Depok: Komunitas Bambu.
Nurani, I. A. (2015). Gua Kidang: Hunian Gua Kala Holosen di DAS Solo. Kalpataru Majalah Arkeologi, Vol. 24(No.1, Mei), 13—24.
O’Connor, S., & Bulbeck, F. (2014). Homo Sapiens Society in Indonesia and South-Eastern Asia. In V. Cummings, P. Jordan, & M. Zvelebil (Eds.), The Oxford Handbook of the Archaeology and Anthropology of Hunter--Gatherers (pp. 346–367). Oxford: Oxford Universiy Press.
Poesponegoro, M.D., & Notosusanto, N. (2010). Sejarah Nasional Indonesia. Edisi Pemutakhiran. (R. . Soejono & R. Z. Leirissa, Eds.) (4th Editio). Jakarta: Balai Pustaka.
Poesponegoro, Marwati Djoened, & Notosusanto, N. (1993). Sejarah Nasional Indonesia Jilid 2. Jakarta: Balai Pustaka. (B. Soemadio, Ed.) (3rd Editio). Jakarta: Balai Pustaka.
Prasetyo, B. (2015). Megalitik Fenomena yang Berkembang di Indonesia. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dan Galang Press.
Prasetyo, B. (2016). Austro--Protohistory: The dispersal of Megaliths in Indonesia Islands. In T. S. Bagyo Prasetyo, Titi Surti Nastiti (Ed.), Austronesian Diaspora A New Perspective (pp. 319--336). Yogyakarta: The National Research Centre of Archaeology and Gadjah Mada University Press.
Pratiwo. (1999). Jalan Sebagai Perwujudan dan Perubahan Kultural Masyarakat Cina di Semarang. Lembar Sejarah, Vol.2(No.1).
Prawiradisastra, S. (2013). Identifikasi Daerah Rawan Bencana Tanah Longsor di Wilayah Lampung. Jurnal Sains Dan Teknologi Indonesia, Vol.15(No. 1, April), 52--59.
Rahadhian, P. H., Saliya, Y., Astarina, I., Mariana, D., Martinus, A., Andika, G., & W, N. (2018). Eksistensi Candi Sebagai Karya Agung Arsitektur Indonesia di Asia Tenggara. (R. Emmy, Ed.). Yogyakarta: PT Kanisius.
Rahardjo, S., Haris, T., Yulianto, K., & Pojoh, I. H. E. (2011). Kota Banten Lama (Cetakan 1). Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Rangkuti, N. (2011). Tungku Perahu Kayu Agung: Jejak Tradisi Penjelajah Bahari Austronesia (Makalah pada Seminar Arkeologi “Asia Tenggara dalam Perspektif Arkeologi”). Jakarta.
Read, R. D. (2008). Penjelajah Bahari: Pengaruh Peradaban Nusantara di Afrika. Bandung: Mizan Media Utama.
Reid, A. (2015). History and Seismology in the Ring of Fire Punctuating the Indonesian Past. In D. Henley (Ed.), Environtment, Trade, and Society in Southeast Asia (pp. 62–77). Leiden: Brill Publisher.
Renfrew, C. (1990). Before Civilization: The Radiocarbon Revolution and Prehistoric Europe (3rd Editio). London: Penguin Books.
Renfrew, C., & Bahn, P. (1996). Archaeology: Theories, Methods, and Practice (6th ed.). London: Thames & Hudson.
Renfrew, C., & Bahn, P. (2005). Archaeology The Key Concepts. (C. Renfrew & P. Bahn, Eds.). London: Routledge.
Rusyanti. (2012). Keruangan Situs Tanjung Raya Lampung Barat. In H. O. Untoro (Ed.), Arkeologi Ruang: Lintas Waktu sejak Prasejarah hingga Kolonial di Situs-situs Jawa Barat dan Lampung (pp. 143--158). Bandung: Alqa Print Jatinangor.
Rusyanti. (2013). Tembikar-tembikar di Hujung Langit. Purbawidya: Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi Vol.2. No.2, 2.
Rusyanti. (2019). Identifikasi Awal Situs Masa Klasik di Leuwiliang, Bogor. Panalungtik.
Rusyanti, Krama, A. V., & Setiawidjaya, I. (2019a). Jeja-jejak Permukiman Kuno di Teluk Semangka Provinsi Lampung. Kalpataru, Vol.28(No.2), 1–16.
Rusyanti, Krama, A. V., & Setiawidjaya, I. (2019b). Jejak-jejak Permukiman Kuno di Kawasan Teluk Semangka Provinsi Lampung. Kalpataru, Vo.28(No.2), 1–16.
Rusyanti, Krama, A. V., & Setiawidjaya, I. (2019c). Lansekap Arkeologi Situs-Situs di DAS Way Semangka Kabupaten Tanggamus. Bandung.
Rusyanti, Krama, A. V., & Setiawidjaya, I. (2019d). Laporan Penelitian. Lansekap Arkeologi Situs-situs di DAS Way Semangka Tanggamus. Bandung.
Rusyanti, Krama, A. V., Setiawidjaya, I., Adra’i, A., & Hardikusmana, Y. (2019). Lansekap Arkeologi Situs-situsdi DAS Way Semangka Tanggamus, Lampung. Bandung.
Rusyanti, Laili, N., & Shanti, D. R. (2014). Laporan Penelitian Permukiman Kuno di Sekitar Situs Tanjung Raya dan Hujung Langit Kecamatan Sukau Kabupaten Lampung Barat. Bandung.
Rusyanti, Purwoarminta, A., Krama, A. ., Widyastuti, E., Setiawidjaya, I., Saripudin, D., & Hardikusmana, Y. (2018). Lansekap Arkeologi Situs-situs di DAS Way Semangka Lampung Barat. Laporan Penelitian. Bandung.
Rusyanti, Saptono, N., Widyastuti, E., Shanti, D. R., & Latifundia, E. (2017). Laporan Penelitian Arkeologi Rekonstruksi Bentuk Candi Indihiang Kota Tasikmalaya Jawa Barat. Bandung.
Rusyanti, Widyastuti, E., Purwoarminta, A., & Krama, A. V. (2018). Lansekap Arkeologi Situs-Situs di DAS Way Semangka Kabupaten Lampung Barat. Bandung.
Rusyanti. (2011). Lingga Yoni di Kompleks Keraton Cirebon. In Ali Akbar (Ed.). Arkeologi Peran dan Manfaat Bagi Kemanusiaan (pp. 167-177). Bandung: Alqa Print Jatinagor
Saiman. (1991). Aspek Gerakan Tanah di Propinsi Lampung. Laporan Penelitian Puslitbang Geoteknologi LIPI.
Santiko, H. (1996). Seni Bangunan Sakral Masa Hindu-Buddha di Indonesia (Abad VIII--XV Masehi): Analisis Arsitektur Dan Makna Simbolik. Jurnal Arkeologi Indonesia, No.2(Maret), 136--158.
Saptono, N. (1995). Situs Tambah Luhur: Permukiman Pada Tingkat III? Jurnal Penelitian Balai Arkeologi Bandung, No.2(November), 43--50.
Saptono, N. (1997). Jenjang Situs Permukiman (Pengujian Terhadap Kajian Permukiman Pola Dendritik). In E. S. Hardiati (Ed.), Pertemuan Ilmiah Arkeologi VII, Cipanas 12--16 Maret 1996 (pp. 103--116). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Saptono, N. (2004). Pola Perkampungan dan Mata Pencaharian Masyarakat. In K. Yulianto (Ed.), Perkembangan Permukiman di Lampung Dalam Perspektif Arkeologi. Jatinangor: Alqa Print Jatinangor.
Saptono, N. (2005). Lampung-Sunda Masa Klasik. HASTALELEKA: Kumpulan Karya Mandiri Dalam Kajian Paleoekologi, Arkeologi, Sejarah Kuna, Dan Etnografi, 51–66.
Saptono, N. (2007). Jenjang Permukiman dan Perkembangan Masyarakat Lampung. In S. Rahardjo (Ed.), Permukiman, Lingkungan, dan Masyarakat (pp. 63–80). Bandung: Ikatan Ahli Arkeologi Indonesia Komda Jabar Banten.
Saptono, N. (2014). Pola Perkampungan dan Mata Pencaharian Masyarakat Lampung. In K. Yulianto (Ed.), Perkembangan Permukiman di Lampung dalam Perspektif Arkeologi (pp. 63–78). Bandung: Alqa Print Jatinangor.
Sarjiyanto. (2007). Model Perkampungan Situs Tepi Sungai di Lampung Tengah: Sebuah Hipotesis. In Permukiman, Lingkungan, dan Masyarakat (pp. 1–16). Balai Arkeologi Jawa Barat.
Satari, S. (1998). Pengaruh Budaya Jawa Timur Masa Hindu-Buddha di Lampung. Evaluasi Hasil Penelitian Arkeologi Cipayung 16-20 Februari 1998. In EHPA Cipayung. Jakarta.
Shahab, A. (2009). Shahab, Alwi. 2009. Batavia Kota Banjir. Jakarta: Republika. (A. Shahab, Ed.) (Cetakan pe). Jakarta: Republika.
Sieh, K., & Natawidjaja, D. (2000). Neotectonics of the Sumatran fault, Indonesia. Journal of Geophysical Research, 105(B12), 28295. https://doi.org/10.1029/2000JB900120
Simanjuntak, T. (2010). Arkeologi Indonesia dalam Lintasan Zaman. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional. Badan Pengembangan Sumberdaya Kebudayaan dan Pariwisata kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Soegondho, S. (1995). Tradisi Gerabaha di Indonesia Dari Masa Prasejarah Hingga Masa Kini. (E. E. M. Kinnon & M. Sidharta, Eds.). Jakarta: Himpunan Keramik Indonesia.
Soehaimi, A., Widarto, D. S., Masturyono, & Effendi, I. (2002). The Seismotectonic Database as Main Parameters for Prediction of The Tectonic Earthquake Hazard Level at Liwa, West Lampung District. In Proceedings Indonesian Association of Geologist (Vol. 1, pp. 265–276).
Soekiman, D. (2011). Kebudayaan Indis: Dari Zaman Kompeni Sampai Revolusi. (N. Juwita, Ed.) (Cetakan Pe). Depok: Komunitas Bambu.
Soempono, S.L, T., Suwijanto, & Harjono, H. (1991). Potensi Bencana Alam di Lampung: Studi Kelayakan Rencana Studi Pengembangan Pusat Studi dan Informasi Kebumian Nasional di Lampung.
Steimer-Herbert, T., & Besse, M. (2016). Indonesian Megalith as the Result of the Interaction between Indigenous Peoples and Hindu--Buddhist Kingdoms. In T. S. Bagyo Prasetyo, Titi Surti Nastiti (Ed.), Austronesian Diaspora A New Perspective (pp. 301--318). Yogyakarta: The National Research Centre of Archaeology and Gadjah Mada University Press.
Sudarti, Saptono, N., Agus, Laili, N., & Boedi, O. B. (2006). Laporan Penelitian Awal Situs Keratuan-Keratuan di Lampung. Teluk Betung.
Sukendar, H. (1979). Berita Penelitian Arkeologi No.20. Laporan Penelitian Kepurbakalaan Daerah Lampung. Jakarta.
Supartoyo, Surono, & Putranto, E. T. (2014). Katalog Gempa Bumi Merusak di Indonesia Tahun 1612--2014. (M. Hendrasto, G. Suantika, & S. Hidayati, Eds.). Bandung: Kementerian Energi dan Sumberdaya Mineral Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi.
Thomas, J. (2004). Archaeologis of Place and Landscapes. In I. Hodder (Ed.), Arcaheological Theory Today (pp. 83–85). Cambridge: Cambridge University Press.
Tobing, B. D. L. (2004). Prasasti Huju? La?it 919 ?aka (997 Masehi). Universitas Indonesia.
Triwurjani, R.r. (2004). Lingkungan Alam Pendukung Budaya Mesolitik di Wilayah Karst Tuban, Jawa Timur. In Lingkungan Masa Lampau Beberapa Situs Arkeologi di Jawa Timur dan Bali (pp. 7–24). Jakarta: Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Proyek Penelitian dan Pengembangan Arkeologi.
Triwurjani, Rr. (2011). Situs-Situs Megalitik di DAS Sekampung. Jakarta: Wedatama Widya Sastra.
Untoro, H. O. (2006). Kebesaran dan Tragedi Kota Banten. (I. M. Budianto, Ed.) (Edisi pert). Jakarta: Yayasan Kota Kita.
Utomo, B. B. (2007a). Prasasti-prasasti Sumatera. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional.
Utomo, B. B. (2007b). Prasasti-Prasasti Sumatera. Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Vlekke, B. H. M. (2018). Nusantara Sejarah Indonesia. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).
Wahyudi, W. R. (2012). Tembikar Upcara di Candi Jawa Tengah abad 8—10 M. Depok: Wedatama Widya Sastra.
Wibisono, S. C. (2013). Irigasi Tirtayasa: Teknik Pengelolaan Air Kesultanan Banten Pada Abad ke-17 M. Amerta Jurnal Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, Vol.31(No.1, Juni), 153--68.
Wibisono, S. C. (2017). Bencana dan Peradaban Tambora 1815. (N. Harkantiningsih, Ed.). Jakarta: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional.
Widianto, H., & Simanjuntak, H. T. (2011). Sangiran Menjawab Dunia (Cetakan ke). Sragen: Balai Pelestarian Manusia Purba Sangiran.
Widodo, J. (1996). The Urban History of the Southeast Asian Coastal Cities (Particularly from 14th Century until mid-20th Century).
Widyastuti, E. (2011). Masa Penghunian dan Pemanfaatan Situs Tanjung Raya Lampung. In S. Rahardjo (Ed.), Arkeologi: Pola Permukiman dan Lingkungan Hidup (pp. 17–26). Bandung: Alqa Print Jatinangor.
Widyastuti, E. (2014). Bentuk Bangunan Suci Pada Akhir Masa Klasik. In E. Saringendyanti & Y. I. Syarief (Eds.), Kesatuan dalam Keberagaman (pp. 79--87). Bandung: Balai Arkeologi Bandung.
Wiradnyana, K. (2012). Indikasi Pembauran Budaya Hoabinh dan Austronesia di Pulau Sumatera Bagian Utara. Sangkhakala, XV(No.1. Mei), 99--118.
Wiradnyana, K. (2015). Budaya Austronesia di Indonesia Bagian Barat dalam Kaitannya dengan Migrasi Out of Taiwan. Sangkhakala, 18 (1), 22--39.
Wiryawan. (1999). Atlas Sumberdaya Wilayah Pesisr Lampung. (B. Wiryawan, B. Marsden, H. A. Susanto, A. K. Mahi, M. Ahmad, & H. Poespitasari, Eds.). Bandar Lampung: Pemerintah Daerah Provinsi Lampung Proyek Pesisir Lampung.
Wurjantoro, E. (1977). Catatan Tentang Data-data Pertanian di Dalam Prasasti. Majalah Arkeologi Tahun 01. No.01 September, 59—67.
Yondri, L. (2013). Gua Ketuk di Kawasan Karst Pasir Pawon Kandungan Budaya dan Pertanggalan C14. Purbawidya: Jurnal Hasil Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi, Vol.2(No.1), 67–82.
Yondri, L. (2014). Jejak Industri Litik: Bagian Awal Permukiman Di Ujung Selatan Sumatera. In K. Yulianto (Ed.), Perkembangan Permukiman di Lampung dalam Perspektif Arkeologi (pp. 9–23). Bandung: Alqa Print Jatinangor.
Zahorka, H. (2007). The Sunda Kingdoms of West Java: From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with the Royal Cnter of Bogor. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Zainuddin, H. . (2013). Asal Usul Kota-Kota di Indonesia Tempo Doeloe. (D. Bukit, Ed.). Jakarta: Change.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.