Templates
Indexed by
Citedness
Buku tentang masakan tradisional Osing ini merupakan saksi dari seni olah cipta makanan pedesaan di Banyuwangi. Kekayaan dan keelokan alam Banyuwangi terpantul dalam seni kuliner kreatif dan budaya makanan yang mereka miliki. Orang-orang Osing di Banyuwangi, terutama yang bermukim di pedesaan - di antara hamparan petak sawah, rindang pekarangan, dan rimbun kebun - adalah para penjaga dan pemulia warisan kuliner kuno yang terwariskan hingga saat ini. Masyarakat Osing juga mengenal makanan ritual sesajian, yang terkait erat dengan upacara adat atau ritual tradisi yang telah terbentang dalam kurun waktu lama. Pengetahuan tentang makanan, yang menjadi sajian dalam ritual tradisi, diwariskan secara turun temurun, tidak saja dalam bentuk kasat mata makanan, tetapi juga mengenai makna dan perlambang yang tersemat di dalamnya. Semua itu terangkum di dalamnya pemahaman budaya dan spiritual yang tertanam tentang makanan kuno; syarat-syarat yang berkaitan dengan religi dalam mengolah makanan, pemilihan bahan makanan, metode persiapan makanan, keterampilan memasak, dan motivasi. Mereka hidup dalam budaya makanan yang berpadu harmonis dengan alam - dengan tanah yang bertabur abu vulkanik, beragam flora dan fauna, denyut kehidupan laut yang elusif, dan aneka bumbu rempah di bentang alam ujung timur Jawa. Makanan ritual Osing merayakan karunia kuliner tanah ujung timur Jawa yang berpagar gunung dan berhalaman laut. Ragam kuliner yang otentik ini sulit ditemukan di luar desa karena rahasia masakan ini hanya ditransmisikan secara lisan, bersama dengan tata cara olah makanan itu sendiri yang diiringi dengan ritual kepercayaan yang teguh. Buku tentang makanan ritual Osing ini sesungguhnya hanya membahas sebagian kecil dari pesona kekayaan makanan ritual di Banyuwangi. Terbagi menjadi lima bab, isi buku ini pada bagian akhir diperkaya dengan resep makanan ritual yang mudah diikuti. Buku ini juga dilengkapi dengan foto-foto tentang dapur, resep, dan hidangan ritual pada setiap bab. Panduan tahap demi tahap memungkinkan pembaca untuk menciptakan kembali budaya makanan ritual Osing yang unik dalam kenyamanan dapur mereka sendiri. Meskipun demikian, nilai paling utama sesungguhnya dari makanan ritual Osing adalah komunalitas, kerukunan yang mewujud dalam budaya makan bersama.
Alwi Hasan, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Departemen. Pendidikan Nasional Balai Pustaka.
Arifin, Winarsih Partaningrat. 1995. Babad Blambangan. Yogyakarta: Ecole Francaise d'Extreme- Orient dan Bentang.
Bastomi, Suwaji. 1992. Seni dan Budaya Jawa. Semarang : IKIP Semarang Press.
Civitello, Linda. 2011. Cuisine and Culture : A History of Food and People (3rd Edition). Hoboken, NJ, USA: John Wiley & Sons.
Gardjito, Murdijati. 2017. Kuliner Yogyakarta Pantas Dikenang Sepanjang Masa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Geertz, Clifford. 1984. Abangan, Santri, Priyayi dalam Masyarakat Jawa. Jakarta: Grafiti Pers.
Indiarti, Wiwin dkk. 2013. Pengembangan Program Desa Wisata dan Ekowisata Berbasis Partisipasi Masyarakat di Desa Kemiren Kabupaten Banyuwangi. Laporan Penelitian. Banyuwangi: BAPPEDA Kabupaten Banyuwangi.
Indiarti, Wiwin. 2015. “Makna Kultural Hidangan Ritual Tumpeng Sewu di Kemiren - Banyuwangi”, dalam Anasrullah (ed), Jagat Osing: Seni, Tradisi dan Kearifan Lokal Osing, hlm. 109-125. Banyuwangi: Rumah Budaya Osing.
Koentjaraningrat. 1979. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta: Penerbit Djambatan.
Koentjaraningrat. 1984. Kebudayaan Jawa. Jakarta: Penerbit Balai Pustaka.
Mutuku, Andrew Kyalo. 2013. “Fertility Transition and Its Determinants in Kenya: 2003-2008/9”. DHS Working Papers No. 82. Calverton, Maryland, USA: ICF International.
Rahman, Fadly. 2011. Rijsttafel Budaya Kuliner di Indonesia Masa Kolonial 1870 – 1942. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rahman, Fadly. 2016. Jejak Rasa Nusantara – Sejarah Makanan Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.