Minakjinggo Antara Stigma dan Konstruksi Identitas

Authors

Hervina Nurullita
Universitas PGRI Banyuwangi
Yuli Kartika Efendi
Universitas PGRI Banyuwangi

Keywords:

Identitas, Minakjinggo, Banyuwangi

Synopsis

Minakjinggo adalah tokoh fiktif. Minakjinggo adalah seorang tokoh dalam Serat Damarwulan. Belum diketahui secara pasti siapa penulis Serat Damarwulan. Pertunjukan Damarwulan diwujudkan dalam sebuah Kesenian Langendriyan di Yogyakarta dan Surakarta. Kepopuleran cerita ini menyebar ke berbagai daerah dan mewujud dalam berbagai bentuk seni dan sastra tentang cerita ini. Di Banyuwangi, cerita Damarwulan diwujudkan pada kesenian yang awalnya disebut juga dengan nama Damarwulan. Tetapi sekarang terkenal dengan sebutan Janger. Janger menjadi salah satu kesenian yang popular di Banyuwangi. Nanggap Janger menjadi salah satu prestise bagi beberapa kalangan masyarakat di Banyuwangi. Penggemar Janger-pun tidak bisa dianggap remeh. Jumlahnya banyak sekali, tiap grup Janger idolanya manggung berbondong-bondong menontonnya. Salah satu tokoh dalam Janger ini adalah Minakjinggo. Jika versi Yogyakarta dan Solo Minakjinggo digambarkan sebagai sosok antagonis, di Banyuwangi sebaliknya. Ada banyak karakter-karakter baik Minakjinggo yang perlu diteladani oleh masyarakat Banyuwangi. Ini dibuktikan dengan re-produksi tokoh Minakjinggo yang diyakini sebagai Raja Blambangan ke dalam berbagai bentuk patung, gambar bahkan pasemon dalam kehidupan masyarakat Banyuwangi.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, T. 1992. Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Aksoro, A. 2003. “Asal-usul Cerita Damarwulan-Minakjinggo Populer di Banyuwangi”. Jejak. Edisi 4.

Arifin, W.P. 1995. Babad Blambangan. Yogyakarta: Bentang Budaya.

Balitbangsos Depsos RI. (tanpa tahun). Tinjauan tentang Kearifan Lokal. Edisi Kedua. Jakarta: Pusat Pengembangan Ketahanan Sosial Masyarakat.

Basyari. 2014. “Nilai-nila Kearifan Lokal (Local Wisdom) Tradisi Memitu Pada Masyarakat Cirebon”. Edunomic. Volume 2 Nomor 1.

Haryono, S. 2014. “Sastra Tembang Pada Kontekstual Adegan Damarwulan Sebagai Penguasa Majapahit dalam Tari Langendriyan”. Greget. Volumen 13 No. 1 Desember 2014.

Hasanah. “Implementasi Nilai-Nilai Karakter di Perguruan Tinggi”. Jurnal Pendidikan Karakter. Volume 2 (2013).

Hidayat, dkk. 2015. “Hubungan Antara Pemahaman Sejarah Lokal Dengan Sikap Toleransi Mahasiswa Sejarah IKIP-PGRI Pontianak”. Khazanah. http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/khazanah/article/view/678/670.

Hidayatulloh, M. F. 2010. Pendidikan Karakter: Membangun Peradaban Bangsa. Surakarta: Yuma Pustaka.

Inggrid, D.E (ed). “Nawacita, 9 Agenda Prioritas Jokowi-JK”. Kompas. https://nasional.kompas.com/read/2014/05/21/0754454/.Nawa.Cita.9.Agenda.Prioritas.Jokowi-JK.(21 Mei 2014) [diakses pada 17 Agustus 2018].

Irhandaningsih. “Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi: Menyikapi Dekadensi Moral di Kalangan Generasi Muda”. Humanika. Volume 17 Nomor 1 (Juni 2013).

Irianto, A,M, dkk. 2015. “Mengemas Kesenian Tradisional Dalam Bentuk Industri Kreatif: Studi Kasus Kesenian Jathilan”. Humanika. Vokume 2 nomor 2.

Kartodirdjo, S. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta: Gramedia.

Koentjaraningrat. 1987. Pengantar Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Kusnadi. 1993. ”Simbolisme Tari Seblang”. Laporan Penelitian. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember.

Kusnoto, Y. dan Minandar, F. 2017. “Pembelajaran Sejarah Lokal: Pemahaman Kontens Bagi Mahasiswa”. Sosial Horison: Jurnal Pendidikan Sosial. Volume 4 Nomor 1 (Juni 2017).

Margana, S. 2004. Pujangga Jawa dan Bayang-bayang Kolonial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Margana, S. 2012. Ujung Timur Jawa 1763-1813: Perebutan Hegemoni Blambangan. Yogyakarta: Pustaka Ifada.

Mc Cain, J & Salter, M. 2009. Karakter-karakter yang Menggugah Dunia. Jakarta: Gramedia.

Noer, D. 2003. “Upaya Pelestarian dan Pengembangan Teater Rakyat Damarwulan”. Jejak. Edisi 4.

Nurullita, 2019. “Dari Damarwulan ke Jinggoan: Dinamika Kesenian Janger di Banyuwangi 1930an-1970. Jurnal Istoria. Volume 15 Nomor 2.

Nurullita. 2015. “Stigmatisasi Terhadap Tiga Jenis Seni Pertunjukan di Banyuwangi: Dari Kreativitas Budaya Ke Politik”. Jurnal Kajian Seni. Volume 2 Nomor 1.

PDSPK Kemdikbud. 2016. Statistik Kebudayaan 2016. Jakarta: PDSPK Kemdikbud.

Puspito, P. 1998. “Damarwulan Seni Pertunjukan Rakyat di Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur akhir abad 20” Tesis. Universitas Gadjah Mada.

Ratna, I.K. 2014. Peranan Karya Sastra, Seni dan Budaya dalam Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Samani, M. dan Hariyanto. 2017. Pendidikan Karakter Konsep dan Model. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sartini, N. W. 2009. “Menggali Nilai Kearifan Lokal Budaya Jawa Lewat Ungkapan (Bebasan, Saloka dan Paribasa)”. Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra. Volume V Nomor 1 April 2009.

Sibarani, R. 2014. Kearifan Lokal Hakikat, Peran dan Metode Tradisi Lisan. Jakarta: Asosiasi Tradisi Lisan (ATL).

Soedarsono. 2010. Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: UGM Press.

Suhalik. 2009. Mengenal Sejarah dan Kebudayaan Banyuwangi. Banyuwangi: Pusat Studi Budaya Banyuwangi.

Sujarno, dkk. 2003. Seni Pertujukan Tradisional: Nilai, Fungsi dan Tantangannya. Yogyakarta: Wahyu Indah Offset.

Supardi. 2006. “Pendidikan Sejarah Lokal Dalam Konteks Multikulturalisme”. Cakrawala Pendidikan. Februari 2006, Th. XXV, No. 1.

Thamrin, H. 2013. “Kearifan Lokal dalam Pelestarian Lingkungan (The Lokal Wisdom in Environmental Sustainable)”. Kutub-khanah. Vol. 16 No. 1 Januari – Juni 2013.

Warto. 2017. “Tantangan Penulisan Sejarah Lokal”. Sejarah dan Budaya. Tahun Kesebelas No. 1.

Wibowo, A. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, A. 2017. Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berkepribadian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widyastutiningrum, S. R. 2006. Langendriyan Mangkunegaran. Surakarta: ISI Press.

Yang, F. “Kurikulum Holistik Pendidikan Karakter”. https://www.youtube.com/watch?v=ipi1b5Icgh4&index=11&list=PL57_iKBwFMyeyp3zv9VPe2rs26Ev9Qjxq. Channel Youtube Yang Academy. (diunggah pada 9 Oktober 2017) [diakses pada 17 Agustus 2018].

Youpika, F. dan Darmiyati. “Nilai Pendidikan Karakter Cerita Rakyat Suku Pasemah Bengkulu dan Relevansinya Sebagai Materi Pembelajaran Sastra”. Jurnal Pendidikan Karakter. Volume 1 tahun 2016.

Yunus, R. 2014.Nilai-nilai Kearifan Lokal (Local Genious) Sebagai Penguat Karakter Bangsa: Studi Empiris Tentang Huyula. Yogyakarta: Deepublish.

Zuriah, N. “Rekayasa Sosial Model Pendidikan Karakter Bagi Penguatan Kewarganegaraan Multikultural di Perguruan Tinggi”. Prosiding Seminar Nasional PPKn III (2017)

Downloads

Published

June 7, 2021

Categories

HOW TO CITE