Ritual Mopo’a Huta di Gorontalo: Kajian Fungsional

Authors

Momy A Hunowu
IAIN Sultan Amai Gorontalo

Keywords:

Ritual Mopa Huta, Tradisi Islam, Gorontalo, Antropologi Agama

Synopsis

Mopoa huta atau memberi makan tanah adalah ritual tahunan yang diselenggarakan petani untuk menyelesaikan masalah kekeringan, paceklik dan penyakit massal yang mendera. Ritual ini berisi tarian mistis (dayango) diiringi tabuhan towohu selama beberapa malam. Pada hari terakhir pemimpin ritual (wombuwa) melakukan ritual pemanggilan semua makhluk halus untuk mencicipi sesajen (hantalo). Buku ini memaparkan ritual mopoa huta secara berbeda. Tulisan sebelumnya cenderung menyoroti aspek etika, sehingga ulasannya sering kali terjebak dalam deskripsi negatif seperti ajaran sesat, kafir, penghujatan terhadap Tuhan, animisme, dan penyimpangan ajaran. Dengan menggunakan pendekatan tradisi diskursif, buku ini menguraikan bagaimana relasi kuasa menciptakan, mempraktikkan dan merawat ritual mopoa huta. Pada akhirnya, aspek dan nilai ritual mopoa huta telah bertransformasi mewarnai tradisi-tradisi Islam lokal sebagaimana dapat dilihat pada ritual kematian, peringatan hari-hari besar Islam dan tradisi berkesenian.

 

 

 

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Momy A Hunowu, IAIN Sultan Amai Gorontalo

Momy A. Hunowu, lahir di Gorontalo, 9 Agustus 1972. Pendidikan S1 pada Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo Jurusan Pendidikan Agama Islam, dan lulus sarjana tahun 1997. Tahun 2002 melanjutkan studi S2 di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada program studi Sosiologi Pedesaan dengan beasiswa BPPS atas rekomendasi Universitas Alkahiraat Palu, dan lulus tahun 2004. Terangkat sebagai dosen Sosiologi di IAIN Sultan Amai Gorontalo tahun 2006. Sekarang sebagai Ketua Jurusan Sosiologi Agama di Fakultas Ushuluddin dan Dakwah. Awal tahun 2020 terdaftar sebagai mahasiswa S3 di Universitas Hassanudin Makassar pada program studi Ilmu Antropologi dan berhasil menyabet gelar doktor pada bulan Juli 2022. Selain mengampu mata kuliah Jurusan (Sosiologi), juga mengampu mata kuliah Metode Penulisan Karya Ilmiah, Metodologi Penelitian Kualitatif, dan Metode Penelitian Sosial Keagamaan. Sejak masa Pendemi 2020 hingga 2022 memiliki banyak waktu untuk menulis buku dan artikel. Buku-buku yang sudah terbit, di antaranya Linula Molalahu (Sejarah, Tradisi dan Kearifan) (2020) dan Energi Perjalanan Pulang (2021), Ikhtiar Menuju Prodi Unggul (2023), Sosiologi Keluarga Pedesaan (2024), Dunia Bermain Anak: Dari Tradisi ke Digital (2024), serta enam buah buku bunga rampai bersama kawan-kawan dosen dari berbagai komunitas dan perguruan tinggi. Menerbitkan sembilan artikel pada jurnal internasional dan nasional. Presentasi makalah pada Konverensi Internasional (2020, 2021, 2022, 2023) dan Nasional (2020). Penulis dapat dihubungi melalui surel: momyhunowu@iaingorontalo.ac.id

References

Abbas, A. (2020). Kala dayango jadi tradisi ‘keagamaan’ masyarakat Gorontalo. Lipunaratif.com, 1–13. Diakses tanggal 23 Oktober 2020. https://lipunaratif.com/kala-dayango-jadi-tradisi-keagamaan-masyarakat-gorontalo/

Abbas, T. (2021). Being friend with “demons”: Engaging non-human persons in the dayango Islam of Gorontalo [Thesis]. Centre for Religious and Cross-Cultural Studies UGM Yogyakarta.

Abdullah, I., & Azra, A. (2002). Islam dan akomodasi dalam ensiklopedia tematik dunia Islam: Asia Tenggara. Ichtiar Baru Van Hoeve.

Afriyanto. (2012). Mohumbungo pada ritual dayango di Desa Liyodu Kecamatan Bongomeme Kabupaten Gorontalo [Skripsi]. Program Studi Seni Drama, Tari, dan Musik Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Negeri Gorontalo.

Akhmad, P. (2005). Membongkar kesesatan Reiki, tenaga dalam dan ilmu kesaktian. Quranic Media Pustaka.

Amin, B., & Hassanudin. (2012). Gorontalo dalam dinamika sejarah masa kolonial. Ombak.

Foster, G. M., & Anderson B. G. (1986). Antropologi kesehatan. UI Press.

Anjum, O. (2012). Politics, law, and community in Islamic thought: The taymiyyan moment. Cambridge University Press.

Asad, T. (1993). Genealogies of Religion, Discipline and Reasons of Power in Christianity and Islam. London: The John Hopkins University Press.

Aizid, R. (2016). Sejarah Islam Nusantara. DIVA Press.

Bahua, I. (2008). Analisis usahatani jagung pada lahan kering di Kecamatan Limboto Kabupaten Gorontalo. Jurnal Penyuluhan, 4(1). https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v4i1.2168

Barthes, R. (2018). Mitologi. Kreasi Wacana. Cet. VII.

Baruadi, M. K. (2014). Tradisi sastra dikili dalam pelaksanaan upacara adat maulidan di Gorontalo. El Harakah, 16(1), 1–21. http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/2760/4688 doi.org/10.18860/el. v16i1.2760

Baruadi, M. K., & Sunarty, E. (2017). Sejarah Benteng Otanaha. Ideas Publishing.

Bell, C. M. (1997). Ritual: Perspectives and dimensions. Oxford University Press. https://voidnetwork.gr/wp-content/uploads/2016/09/Ritual.-Perspectives-and-Dimensions-by-Catherine-Bell.pdf

Bloom, B. S. (1956). Taxonomy of educational objectives: The classification of educational goals, Handbook I Cognitive Domain. Longmans, Green and Co.

Bobihoe, A. (2002). Pengertian tubo dan tata caranya. Makalah disampaikan pada Sosialisasi Adat Gorontalo di Limboto pada Juli 2002.

Bowen, J. R. (1993). Muslims through discourse: Religion and ritual in gayo society. Princeton University Press.

Creswell, J. W. (2012). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Pustaka Pelajar.

Conseicao, V. D. (2020). Studi kasus kerusakan lingkungan akibat alih fungsi lahan hutan menjadi lahan pertanian di Desa Kereana, Kecamatan Botin Lobele, Kabupaten Malaka. Universitas Widya Dharma. diakses tanggal 23 Juni 2020 http://repository.unwidha.ac.id/1942/1/FIX.pdf

Dako, A. Y., & Tamu, Y. (2016). Kalender musim masyarakat Gorontalo. UNG Press. https://repository.ung.ac.id/karyailmiah/show/3908/buku-kalender-musim-masyarakat-gorontalo.html

Daulima, F. (2004). Sumber kisah dari alkisah nomor 19 / 13 –26 September 2004.

Damis, M. (2016). Ikrar u duluwo limo lo pahalaa: Bentuk kesadaran etnis gorontalo era prakolonial. Jurnal Holistik, 9(17), 1–20. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/11017/1060

Dewi, S. K. (2016). Otoritas teks sebagai pusat dari praktik umat Islam. Jurnal Living Hadis, 1(1), 197. http://ejournal.uin-suka.ac.id/ushuluddin/Living/article/view/1074

Djohan. (2009). Psikologi musik. (Cet. 3). Best Publisher.

Fadhilah, A. (2013). Kearifan lokal dalam membentuk daya pangan lokal Komunitas Molamahu Pulubala Gorontalo. Jurnal AlTuras, XIX(1), 23–37. https://doi.org/10.15408/bat.v19i1.3696, http://journal.uinjkt.ac.id/index.php/al-turats/article/view/3696

Foucault, M. (2002). Kuasa/pengetahuan, terj. Yudi Santoso. Power/Knowledge. Bentang Budaya

Galuwo, K. (2018). Dayango: Agama leluhur orang Gorontalo. Getah Semesta. Diakses tanggal 28 Oktober 2020. http://sigidad.blogspot.com/2018/07/dayango-agama-leluhur-orang-gorontalo.html,

Geertz, C. (2013). Agama Jawa abangan, santri, priayi dalam kebudayaan Jawa (A. Mahasin dan B. Rasuanto, penerjemah). Komunitas Bambu

Geertz, C. (1981). Abangan, santri, priyayi dalam masyarakat Jawa (diterjemahkan oleh Aswab Mahasin). Dunia Pustaka Jaya.

Geertz, C. (1973). The interpretation of cultures. New York: Basic Books Inc

Geertz, C. (1971). Islam observed religious development in Morocco and Indonesia. The University of Chicago Press.

Geertz, C. (1960). The religion of Java. Free Press

Goodenough, W. H. (1994). Toward a working theory of culture. Dalam Assessing Cultural Anthropology, edited by R. Borofsky. McGraw-Hill, Inc.

Hadikusuma, H. (1993). Antropologi agama (Jilid II). Citra Aditya Bakti.

Hargo.co.id (2018, 21 Juni). Tarian dayango: Tarian ekstrim di atas bara api. https://hargo.co.id/berita/tarian-dayango-tarian-ekstrim-di-atas-bara-api/

Hidayat, F. (2010). Antropologi sakral: Revitalisasi tradisi metafisik masyarakat indigenous Indonesia. Institute for Perennial Studies.

Homans, G. C. (1962). Anxiety and ritual: The theories of Malinowski and Radcliffe-Brown (1st ed.). Routledge. https://dergipark.org.tr/tr/download/article-file/1370706

Humas Kabupaten Gorontalo (2018). Bupati saksikan ritual dayango di Talumelito. https://humaskabgor.wordpress.com/2018/06/21/bupati-saksikan-ritual-dayango-di-talumelito/#:~:text=LIMBOTO%2C%2D%20Bupati%20Gorontalo%20Nelson%20Pomalingo,hakekatnya%20mengucap%20syukur%20dan%20berdoa.

Hunowu, M. A., Pakuna, H. B., & Obie, M. (2023). Reconstruction of women’s marginalization in the tradition of khatam Qur’an. Al-Ulum, 23(1), 40–60. https://doi.org/10.30603/au.v23i1.3643

Hunowu, M. A., Hatim, B. P., Lahaji, & Obie, M. (2020). Mopo’a huta on peasant community: A ritual for harmony with nature in Molamahu Village of Gorontalo Regency - Indonesia. International Journal of Scientific Research in Science and Technology, 7(1), 220–227. http://ijsrst.com/paper/6265.pdf

Hunowu, M., & Pakuna, H. (2020). Praktik ritual Mopo’a Huta (Memberi Makan pada Tanah) pada masyarakat Gorontalo di Desa Molamahu. Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI), 1, 49–65. 10.22373/jsai.v1i1.422.

Hunowu, M. A. (2020). Linula molalahu (Editor Hatim B. Pakuna). Insan Cendekia Mandiri.

Ika, N., Anisa, U., & Zurinani, S. (2017). Pewarisan ilmu dukun dalam sistem penyembuhan. Jurnal Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 30(1), 48–58. http://dx.doi.org/10.20473/mkp.V30I12017.48-58, https://e-journal.unair.ac.id/MKP/article/view/3498/2767

Jusuf, I. (2018, 23 Januari). Nani Wartabone dan Muhammadiyah. Hargo. https://hargo.co.id/berita/nani-wartabone-dan-muhammadiyah/

Kaluku, K. (1971). Seminar Adat Istiadat Daerah Gorontalo. (tidak dipublikasikan)

Kantor Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO (KWRIU). (2019). Warisan budaya tak benda (WBTB) Indonesia. Diakses pada 13 Desember 2021. http://kwriu.kemdikbud.go.id/info-budaya-indonesia/warisan-budaya-tak-benda-indonesia/

Kau, S., & Suleman, Z. (2022). Adat Gorontalo: Antara kritik dan pledoi dalam perspektif kitab kuning. Intelegensia Media.

Kau, S. (2014). Sejarah sosial ulama Gorontalo: Studi tentang potret dan peran tokoh Islam di Gorontalo. LP2M IAIN Sultan Amai Gorontalo.

Keraf, S. (2010). Etika lingkungan hidup. Kompas Media Nusantara.

Khan, H. I. (2002). Dimensi mistik musik dan bunyi. Pustaka Sufi.

Levi-Strauss, Claude. (1997). Mitos, dukun dan sihir (Terjemahan oleh Agus Cremers & De Santo Joanes). Kanisus.

Lipoeto, M. H. (1949). Sedjarah Gorontalo: Dua lima pohalaa (X). Pertjetakan Ra’jat Gorontalo.

Malinowski, B. (1922). Argonauts of the Western Pacific. Routledge and Kegan Paul.

Miles, M. B., & Huberman, M. (1992). Analisis data kualitatif buku sumber tentang metode-metode baru. UI Press.

Mohammad, F. (2008). Reinventing local government: Pengalaman dari daerah. Kompas Gramedia.

Mulkhan, A. M. (2000). Islam murni dalam masyarakat petani (Cetakan I). Yayasan Bentang Budaya.

Nasrudin, J. (2019). Relasi agama, magi, sains dengan sistem pengobatan tradisional-modern pada masyarakat pedesaan. Hanifiya: Jurnal Studi Agama-Agama, 2(1), 42–58. https://doi.org/10.15575/hanifiya.v2i1.4270

Ngadi, M. Z. (2021). Antunga dalam ritual dayango di Desa Hutadaa Kecamatan Telaga Jaya Kabupaten Gorontalo [Skripsi]. Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia.

Ngindra, F. (1999). Upacara agama Bungan pada masyarakat Kenyah Bakung di Long Apan Baru. Dalam Kebudayaan dan Pelestarian Alam. Penelitian Interdisipliner di Pedalaman Kalimantan. WWF Indonesia.

Niode, A. S. (2007). Gorontalo: Perubahan nilai-nilai budaya dan pranata sosial. Pustaka Indonesia Press.

Nur, S. R. (1979). Beberapa aspek hukum adat tata negara Kerajaan Gorontalo pada masa pemerintahan Eyato 1673-1679 [Disertasi]. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

O’Neill, J. J. (2010). Holy warriors: Islam and demise of classical civilization. Felibri Publications.

Pakuna, H. B., Hunowu, M. A., & Obie, M. (2020). Traditional wisdom of peasant community and its integration on Islamic order in Molamahu Village of Gorontalo Regency - Indonesia. EAS Journal of Humanities & Cultural Studies, 2(2), 81–86. https://doi.org/10.36349/EASJHCS.2020.V02I02.012

Palmer, B. (2011). Petani dan pedagang; Perubahan ekonomi dan agama di Buton. Jurnal Antropologi Indonesia, 32(1), 65–82. https://www.scribd.com/document/439935952/Blair-Palmer.

Paneo, F. (2016). Kedudukan turunani dalam upacara adat pernikahan pada masyarakat Gorontalo [Skripsi]. Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik.

Pateda, M. (1977). Kamus bahasa Gorontalo - Indonesia. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Peta Molalahu. Google Earth: https://earth.google.com/web/search/desa+molamahu+kabupaten+gorontalo+indonesia/@0.71920855,122.7759745,204.8150334a,18596.14564476d,35y,0h,0t,0r/data=CpoBGmwSZgolMHgzMjc5M2VlZTM1ZjMzNzcxOjB4OTMzOWNjMTI1Yzc0YzQwNBnvaC0W0BXnPyHGj-fpkrFeQCorZGVzYSBtb2xhbWFodSBrYWJ1cGF0ZW4gZ29yb250YWxvIGluZG9uZXNpYRgCIAEiJgokCYW1oYrk8TNAEYO1oYrk8TPAGQ8O65dA2CVAITK-0ouCmFbAQgIIAToDCgEwQgIIAEoNCP___________wEQAA

Polontalo, I. (1990). Muhammadiyah di Sulawesi Utara 1928-1990. Karya Dunia Fikir.

Polontalo, I. (1997). Proses masuk dan berkembangnya agama Islam di Gorontalo [Makalah tidak dipublikasikan].

Radcliffe-Brown, A. R. (2004). Structure and function in primitive society: Essays and addresses. Routledge.

Rahimsyah. (2004). Kisah nyata dan ajaran para sufi (wali) (Edisi Baru). Penerbit Indah.

Reidel, J. G. F. (1862). Inilah pintu gerbang pengatahuwan itu (hikajatnja tuwah tanah Minahasa). Landsrukkerij.

Roro. (2019). Arti dari tari dana-dana di Gorontalo. https://budaya-indonesia.org/Arti-dari-Tari-Dana-Dana-di-Gorontalo

Rudyansjah, T. (2012). Antropologi agama: Wacana-wacana mutakhir dalam kajian religi dan budaya. UI Press.

Rusli, M. (2016). Persepsi masyarakat tentang makam raja dan wali Gorontalo. El-Harakah, 18(1), 76. https://doi.org/10.18860/el.v18i1.3417 http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/view/3417

Schielke, S. (2010). Rethinking the anthropology of Islam: How to relate big schemes and everyday life. Working Paper, 2(41). https://doi.org/10.22394/2073-7203-2023-41-3-4-304-342

Scoot, J. C. (1976). Moral ekonomi petani. LP3S.

Sedyawati, E. (1981). Pertumbuhan seni pertunjukan. Sinar Harapan.

Suhari, S. H. M. (2014). Pestisida: Mimpi buruk kedaulatan pangan di Gorontalo (2). http://degorontalo.com/pestisida-mimpi-buruk-kedaulatan-pangan-di-gorontalo-2/

Sungkowati, Y. (2007). Kerudung santet gandrung: Simbol perlawanan terhadap kaum santri Banyuwangi. Jurnal Diksi, 14(2), 166–178. https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/detail?page=3&id=6423#!

Suryaningsih, R. B. (2013, 14 Desember). Islamnya Kerajaan Gorontalo. Republika.co.id. https://www.republika.co.id/berita/mxrfbn/islamnya-kerajaan-gorontalo

Tafsir, A. (2006). Filsafat ilmu. Remaja Rosdakarya.

Taneko, S. B. (1987). Hukum adat: Suatu pengantar awal dan prediksi masa mendatang. Eresko.

Tawney, R. H. (1966). Land and labor in China. Beacon Press.

Tim Penyusun. (1981). Perjuangan rakyat di daerah Gorontalo: Gorontalo menentang kolonialisme dan mempertahankan negara demokrasi. Gobel Dharma Nusantara.

Tuloli, N. (1991). Tanggomo: Salah satu ragam sastra lisan Gorontalo. Intermasa.

Turner, V. (1969). The ritual process: Structure and anti-structure. Cornell University Press.

Tylor, E. B. (1871). Primitive culture: Researches into the development of mythology, philosophy, religion, language, art and custom (Vol. 1–2). John Murray.

Usmita, F., & Sari, R. (2018). Ilmu gendam: Tinjauan etnografi dan kejahatan di Indonesia. Jurnal Sosiologi, 20(1), 23–30. https://doi.org/10.23960/sosiologi.v20i1.15

Wolf, E. R. (1966). Peasants. Prentice Hall.

Downloads

Published

August 5, 2025

Categories

HOW TO CITE

Details about this monograph

ISBN-13 (15)

978-602-6303-69-1