Tinjauan Kritis Ketahanan Sosial Masyarakat Miskin Perkotaan dan Perdesaan: Ruang Sosial, Kebijakan, dan Pola Kerentanan Sosial

Authors

Aulia Hadi
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK-LIPI)
Soewarsono
usat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI)
Thung Ju Lan
Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI)
Wasisto Raharjo Jati
Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI)

Keywords:

Masyarakat Miskin, Kebijakan, Ketahanan Sosial

Synopsis

Kemiskinan masih menjadi salah satu permasalahan utama yang dialami Indonesia. Tak hanya di daerah perdesaan, permasalahan kemiskinan justru kerap ditemukan di area perkotaan yang identik dengan kemajuan teknologi, industri, dan ekonomi. Ruang sosial menjadi pembeda antara kemiskinan di pedesaan dan perkotaan. Namun, keduanya memiliki kesamaan. Sama-sama memiliki kesulitan dalam mengakses sumber daya dan fasilitas umum yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan ketrampilan. Bunga rampaihadir sebagai upaya LIPI-melalui Pusat Penelitian Kependudukan-untuk menawarkan suatu model untuk membangun ketahanan sosial budaya bagi masyarakat miskin, baik di daerah perdesaan maupun perkotaan. Perspektif lintas disiplin, mulai dari ekonomi hingga sosial budaya, digunakan untuk membedah dan mencari solusi atas permasalahan kemiskinan ini.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biographies

Aulia Hadi, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK-LIPI)

Aulia Hadi adalah peneliti muda di Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK-LIPI). Ia menempuh pendidikan sarjana di Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia memperoleh gelar M.Sc. dari University of Twente, Belanda, di bidang New New Media and Communication Studies. Perempuan asal Surabaya ini memiliki ketertarikan dengan penelitian sejak duduk di bangku universitas. Ia pernah terlibat dalam penelitian tentang dampak program penang-gulangan kemiskinan di perkotaan P2KP yang diadakan di sepuluh provinsi di Indonesia. Bekerja di P2KK LIPI memberikan kesempatan baginya untuk mengembangkan ketertarikan dan keterampilannya dalam dunia penelitian. Selama beberapa tahun ia melakukan pene-litian transformasi sosial di perkotaan Pantai Utara Jawa (Pantura). Dalam penelitian tersebut, ia mencoba memahami cara warga kota mengonstruksi makna simbolik dari kotanya, cara kelompok etnis Arab di Pekalongan dan Jepara merepresentasikan identitasnya dalam kota sebagai sebuah ruang, dan keterhubungan antara ruang digital dan ruang perkotaan.

Soewarsono, usat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI)

Soewarsono, peneliti pada Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI). Ia menempuh pendidikan S-1 Sejarah FSUI 1988, kemudian mendapat-kan gelar M.A. dari Institut Etnologi Universitas Münster pada 2004. Ia menaruh minat pada masalah-masalah kebangsaan dan keindo-nesiaan. Hingga kini, ia telah menulis beberapa karya tulis, yaitu esai yang dimuat dalam buku Utan Kayu: Tafsir dalam Permainan (1998); dua bab dalam buku Penakluk Rezim Orde Baru: Gerakan Mahasiswa ’98, (1999); dan buku Berbareng Bergerak: Sepenggal Riwayat dan Pemikiran Semaoen (2000). Publikasinya yang terbaru adalah “Be-berapa Acuan Untuk Membaca ‘Ikatan Budaya’ dan ‘Nasionalisme Indonesia’ melalui Perspektif Regional atau Kedaerahan,” dalam buku Nasionalisme dan Ketahanan Budaya di Indonesia: Sebuah Tantangan (2011) dan dua bab dalam buku Jejak Kebangsaan: Kaum Nasionalis di Manokwari dan Boven Digoel (2013).

Thung Ju Lan, Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI)

Thung Ju Lan adalah peneliti senior pada Pusat Penelitian Kema-syarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2KK LIPI). Ia menyelesaikan studi Ph.D. bidang Sosiologi di La Trobe University, Australia. Ia memiliki ketertarikan pada isu-isu etnisitas dan pembangunan bangsa, khususnya kasus kelompok etnis Tionghoa di Indonesia. Beberapa publikasi terbarunya antara lain “Manokwari, ‘Kota Kebangsaan’ Yang Dilupakan,” dalam buku Jejak Kebangsaan: Kaum Nasionalis di Manokwari dan Boven Digoel (2013); “Orang Kui sebagai Komunitas Bahasa Minoritas: Persebaran dan Situasi Kebahasaan” dalam buku Etnografi Kebahasaan & Kebu-dayaan Orang Kui di Alor, Nusa Tenggara Timur (2013); Tinjauan Pustaka: “China and the Shaping of Indonesia,” 1949–1965, dalam Jurnal Masyarakat dan Budaya,; “Peranakan Chinese Community in Indonesia and Globalization,” dalam buku Peranakan Communities in the Era of Decolonization and Globalization (2015); “Agama dan Identitas Orang Tionghoa di Indonesia,” dalam buku Revolusi Tak Kunjung Selesai: Potret Indonesia Masa Kini (2017).

Wasisto Raharjo Jati, Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI)

Wasisto Raharjo Jati, memperoleh gelar Sarjana Ilmu Politik (S.I.P.) dari Departemen Politik dan Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada 2012. Sejak tahun 2014 ia bekerja sebagai staf peneliti di Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI). Riset yang diminatinya adalah tentang politik kelas menengah, gerakan politik, dan masyarakat sipil. Publikasi terbarunya adalah Politik Kelas Menengah Muslim Indonesia (2017). 

References

Agency for Toxic Substances and Disease Registry. (2014). e social vulnerability index (SDI). Diakses pada 10 Januari 2015 dari http:// svi.cdc.gov/.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Pemutakhiran data keluarga. Diakses pada 2 Februari 2015 dari http:// aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDKReports/KS/tabel93.aspx.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (2008). Peraturan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Nomor 4 Tahun 2008 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana. Diakses pada 29 Oktober 2018 dari http://www.gitews.org/tsunami-kit/en/E6/ further_resources/national_level/peraturan_kepala_BNPB/Perka%20 BNPB%204-2008_Pedoman%20Penyusunan%20Rencana%20 Penanggulangan%20Bencana.pdf.

Badan Pusat Statistik. (TT). Kemiskinan dan ketimpangan. Diakses pada 10 April 2015 dari https://www.bps.go.id/subject/23/kemiskinan-dan- ketimpangan.html%20pada%2010%20Januari%202015.

Badan Pusat Statistik. (2010). Sensus penduduk 2010. Diakses pada 2 Februari 2015 dari http://sp2010.bps.go.id/.

Badan Pusat Statistik. (2014a). Indonesia dalam angka. Jakarta: BPS Press.

Badan Pusat Statistik. (2014b). Peta statistik Indonesia 2014. Diakses pada 30 Oktober 2014 dari https://www.bps.go.id/publication/2014/08/18/ ee71d5088d3af497d6c557/peta-statistik-indonesia-2014.html.

Badan Pusat Statistik. (2018). Jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin dan garis kemiskinan, 1970-2017. Diakses pada 24 April 2019dari https://www.bps.go.id/statictable/2014/01/30/1494/jumlah-penduduk- miskin-persentase-penduduk-miskin-dan-garis- kemiskinan-1970- 2017.html.

Badan Pusat Statistik Pandeglang. (2014). Pandeglang dalam angka 2013. Pandeglang: BPS Pandeglang.

Baross, Z.Z. (1995). Prospek perubahan bagi golongan miskin kota. Dalam P. Suparlan (ed.), Kemiskinan di perkotaan: Bacaan untuk antropologi perkotaan (112–123). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Bourdieu, P. (1986). e forms of capital. Dalam J. G. Richardson (ed.), Handbook of theory and research for the sociology of education (pp. 241–258). New York: Greenwood Press.

Chambers, R. (1983). Rural development: Putting the last rst. London, Lagos, New York: Longman.

Chaudhuri, S., Jalan, J., & Suryahadi, A. (2002). Assesing household vulnerability to poverty from cross-sectional data: A methodology and estimates from Indonesia (Discussion Paper #:0102-52 Department of Economics Columbia University New York, NY 10027). Diakses pada pada 9 Februari 2014 dari https://www.researchgate.net/ publication/5005628_Assessing_Household_Vulnerability_to_Poverty_ from_Cross-Sectional_Data_A_Methodology_and_Estimates_from_ Indonesia.

Chaudhuri, S. (2003). Assessing vulnerability to poverty: Concepts, empirical methods and illustrative examples. Diakses pada 9 Februari 2014 dari http://econdse.org/wp-content/uploads/2012/02/vulnerability- assessment.pdf.

Cohen, D. J. (1995). Keadaan politik kelompok masyarakat berpenghasilan rendah di Jakarta. Dalam Suparlan, Parsudi (Ed.), Kemiskinan di per- kotaan: Bacaan untuk antropologi perkotaan (197–210). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Community and Regional Resilience Institute. (2013). De nitions of community resilience: An analysis. Diakses pada 15 Oktober 2014 dari http://www.resilientus.org/wp-content/uploads/2013/08/de nitions-of- community-resilience.pdf

Djuraidah, A. (2009). Indeks kerentanan sosial ekonomi untuk bencana alam di wilayah Indonesia. Makalah dipresentasikan pada Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta (FMIPA-UNY), 5 Desember 2009.

Djuwita, D. (2014). Evaluasi tata letak pasar modern di kota Cirebon (Kajian evaluasi peraturan walikota Cirebon nomor 23 tahun 2010). Al-Amwal, 6(2), 293–327. Diakses pada 14 April 2017 dari http:// www.syekhnurjati.ac.id/jurnal/index.php/amwal/article/view/260/229.

Flanagan, B. E., Gregory, E. W., Hallisey, E. J., Heitgerd, J. L., & Lewis, B., (2011). A social vulnerability index for disaster management. Journal of Homeland Security and Emergency Management, 8 (1), 1–21.

Fikri, A.A.H.S., Sholeh, M., & Baroroh, K. (TT). Fenomena kemiskinan perkotaan (urban poverty) di Yogyakarta: Suatu kajian struktur dan respons kebijakan. Diakses pada 28 Oktober 2018 dari http://eprints. uny.ac.id/30973/1/Artikel%20Urban%20Poverty%20Dikti%20Aula%20 dkk%20FE.pdf.

Gilbert, A., & Gugler, J. (1996). Urbanisasi dan kemiskinan di dunia ketiga (Anshori, pnrj.). Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya.

Geogra Regional Indonesia. (2019). Pro l Kota Yogyakarta. Diakses pada 23 April 2019 dari http://georegionalindonesia.blogspot.com/2011/04/ pro l-kota-yogyakarta.html

Harsono, M. A. (2005). Kemiskinan perkotaan: Penyebab dan upaya penanggulangannya. Diakses pada 23 Oktober 2018 dari http://www. rudyct.com/PPS702-ipb/09145/marliati_a_harsono.pdf

Hendro, E. P. (2014). Perkembangan morfologi Kota Cirebon dari masa kerajaan hingga akhir masa kolonial. Paramita, 24(1), 17–30. Diakses pada 27 Desember 2018 dari https://journal.unnes.ac.id/nju/index. php/paramita/article/viewFile/2861/2910

Indonesian Institute for Infrastructure Studies. (2011). Program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman (PPSP): Buku putih sanitasi Kota Serang. Diakses pada 14 April 2017 dari http://ppsp.nawasis.info/ dokumen/perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kota.serang/Buku%20 Putih%20BAB%20I%20KOTA%20SERANG.pdf

Indonesian Institute for Infrastructure Studies. (2012). Program percepatan pembangunan sanitasi pemukiman (PPSP): Buku putih sanitasi Kota Yogyakarta. Diunduh dari <http://ppsp.nawasis.info/dokumen/ perencanaan/sanitasi/pokja/bp/kota.yogyakarta/BAB2_ BPS%20YK_ Sept12.pdf.>, pada 10 Agustus 2014.

Info Cibaliung. (2010, 20 Juli). Peluang Kabupaten Cibaliung. Diakses pada 14 April 2017 dari http://informasi-cibaliung.blogspot.com/

Iskandar, S., Mahmud, A., & Muslim. (2010). Karakteristik dan akar masalah kemiskinan: Kasus pada 4 tipologi desa di Kabupaten Sumbawa. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 11(1), 122–134. Diakses pada 28 Oktober 2018 dari https://media.neliti.com/media/publications/84034-ID- karakteristik-dan-akar-masalah-kemiskina.pdf.

Jariyah, N.A., & Pramono, I.B. (2013). Kerentanan sosial ekonomi dan bio sik di DAS Serayu: Collaborative management [Susceptibility of socio economic and biophysical in Serayu watershed]. Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi Kehutanan, 10(3), 141–156.

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. (2013). Indonesia: Kemiskinan perkotaan dan ulasan program. catatan kebijakan. Diakses pada 22 Oktober 2018 dari http://ps ibrary.org/catalog/repository/ Catatan%20Kebijakan_Kemiskinan%20Perkotaan%20dan%20Ulasan% 20Program.pdf.

Kemiskinan di DIY: Gunungkidul paling miskin. (2014, November 5). Solopos.com. Diakses pada 10 Februari 2015 dari http://old.solopos. com/2014/11/05/kemiskinan-di-diy-gunungkidul-paling-miskin-5496 91.

Kuntjoro-Jakti, D., (ed). (1986). Kemiskinan di Indonesia, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Lembaga Penelitian SMERU. (2000). Peta kemiskinan Indonesia 2000. Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU.

Lestari, S. (2017, Agustus 29). Sawah beralih jadi perumahan atau industri mengancam ketahanan pangan. BBC News Indonesia. Diakses pada 11 Oktober 2018 dari https://www.bbc.com/indonesia/ indonesia-41078646.

Lewis, O. (1995). Kebudayaan kemiskinan. Dalam P. Suparlan (ed.), Kemiskinan di perkotaan: Bbacaan untuk antropologi perkotaan (3–20). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Liebow, E. (1995). Manusia dan pekerjaan. Dalam P. Suparlan (ed.), Kemiskinan di perkotaan: Bacaan untuk antropologi perkotaan (pp. 124–139). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Luth a, A.R. (2013). Menilik urgensi desa di era otonomi daerah. Journal of Rural Development, 4(2), 135–143. Diakses pada 27 Desember 2018 dari https://jurnal.uns.ac.id/rural-and-development/article/ download/1858/1760.

Martin-Breen, P., & Anderies, J. M. (2011). Resilience: A literature review. Diakses pada 9 Februari 2015 dari https://opendocs.ids.ac.uk/opendocs/ handle/123456789/3692.

Mendatu, Achmanto. tanpa tahun. Sebab munculnya prasangka. Psikologi Online, Diakses pada 14 April 2019 dari http://smartpsikologi.blogspot. com/2007/08/sebab-munculnya-prasangka.html.

Mulyani, L., & Hadi, A. (2014). Urban development in Indonesia: Contemporary problems and intervention programmes. A Research Report for OXFAM in Indonesia.

Prawoto, N. (2009). Memahami kemiskinan dan strategi penanggulangannya. Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan Volume 9, Nomor 1, April 2009: 56–68. Diakses pada 12 Oktober 2018 dari https://media.neliti. com/media/publications/30659-ID-memahami-kemiskinan-dan-strate gi-penanggulangannya.pdf.

Peta Kota Serang. (TT). Diakses pada 10 Februari 2015 dari http://peta- kota.blogspot.co.id/2011/08/peta-kota-serang.html.

Pemkot Yogya gandeng perusahaan untuk berantas kemiskinan. (2014, Juni 14). Tribun Jogja. Diakses pada 10 Maret 2015 dari http://jogja. tribunnews.com/2014/06/14/pemkot-yogya-gandeng-perusahaan-untuk- berantas-kemiskinan.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul. (2015). Peta Kabupaten Gunungkidul. Diakses pada 11 Oktober 2018 dari http://peta-kota.blogspot. com/2017/01/peta-kabupaten-gunungkidul.html.

Rachmawatik, E.A. (2011). Mekanisme survival pekerja musiman: Studi deskriptif mengenai mekanisme pekerja musiman di Pabrik Gula Gempolkrep di Kecamatan Gedep, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. (Skripsi Departemen Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga). Diakses pada 11 Oktober 2018 dari http:// repository.unair.ac.id/16970/1/gdlhub-gdl-s1-2010-rachmawati-12853- s.s.76-0.pdf.

Ranci, C. (2011). e political economy of social vulnerability: e social and political determinants of new social risks in western European countries. (Working papers du Programme Villes & territoires, 2011- 04, Paris, Sciences Po). Diakses dari http://blogs.sciences-po.fr/ recherche-villes/ les/2011/07/Ranci- e-political-economy-of-social- vulnerability.pdf.

Rini, A.S., & Sugiharti, L. (2016). Faktor-faktor penentu kemiskinan di Indonesia: analisis rumah tangga. Jurnal Ilmu Ekonomi Terapan, 01(2), 17–33. Diakses pada 28 Oktober 2018 dari https://media.neliti.com/ media/publications/98593-ID-faktor-faktor-penentu-kemiskinan-di- indo.pdf.

Rukip, M. (2009). Perlawanan petani di Sumenep: Studi atas kegagalan harga tembakau di Desa Banjar Timur. (Skripsi Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta). Diakses pada 11 Oktober 2018 dari http://digilib.uin-suka.ac.id/3708/1/BAB%20I%2C%20V%2C%20 DAFTAR%20PUSTAKA.pdf.

Rusastra, I. W, & Napitupulu, T. A. (TT). Karakteristik wilayah dan keluarga miskin di perdesaan: Basis perumusan intervensi kebijakan. Diakses pada 23 Oktober 2018 dari https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/ pd les/PROS_2008_MAK2.pdf.

Ruslan, K. (2018, 31 Juli). Apakah garis kemiskinan BPS realistis? Tempo. co. Diakses pada 28 Oktober 2018 dari https://indonesiana.tempo. co/read/127197/2018/07/31/kadirsst/apakah-garis-kemiskinan-bps- realistis.

Suyanto, B. (1996). Kemiskinan dan kebijakan pembangunan: Kumpulan hasil penelitian. Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.

Saidi, E. (2014). Social intervention for urban poor: Land and life sharing. Makalah disajikan dalam 2nd Roundtable Discussion OXFAM-LIPI, 18 Maret 2014.

Sangadji, S., Abadi, T.W., & Fauziah, L. (2015). Karakteristik kemiskinan dan penanggulangannya di Kabupaten Sidoarjo. Mimbar, 31 (2), 495–506. Diakses pada 28 Oktober 2018 dari https://media.neliti.com/media/ publications/7548-ID-karakteristik-kemiskinan-dan-penanggulangannya- di-kabupaten-sidoarjo.pdf.

Setyaningrum, P., & Giyarsih, S.R. (2012). Identi kasi tingkat kerentanan sosial ekonomi penduduk bantaran sungai Code Kota Yogyakarta terhadap bencana lahar Merapi. Jurnal Bumi Indonesia, 3(1), 261–269.

Sucipto, A. (2011, 10 November). Angka kemiskinan tetap tinggi di kota industri. Kompas.com. Diakses pada 10 November 2014 dari http:// nasional.kompas.com/read/2011/11/10/19084698/angka.kemiskinan. tetap.tinggi.di.kota.industri.

Suparlan, P. (1995) Pendahuluan. Dalam P. Suparlan (ed.), Kemiskinan di perkotaan: Bacaan untuk antropologi perkotaan (x-xxiii). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Satriawan, E. (2015) Pensasaran program berdasarkan rumah tangga dan wilayah, TNP2K. Diakses pada 21 Agustus 2019 dari http://www. tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/PensasaranRTWilayah_Satria- wan%20(002).pdf.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (2011). Indikator kesejahteraan daerah Provinsi Banten. Jakarta: TNP2K.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (2018a). For the rst time since nancial crisis percentage of Indonesian poors are below 10 percent. Diakses pada 11 Oktober 2018 dari http://tnp2k.go.id/articles/for-the- rst-time-since- nancial-crisis-per centage-of-indonesian-poors-are-below-10-percent.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). (2018b). TNP2K explains Indonesian poverty line. Diakses pada 11 Oktober 2011 dari http://www.tnp2k.go.id/articles/tnp2k-explains-indonesian- poverty-line.

Tirtosudarmo, R., Patji, A.R., ung, J. L., Soewarsono, Imelda, Humaedi, A., & Hadi, A. (2011). Transformasi sosial di perkotaan pantai utara Jawa: Studi perbandingan Cirebon dan Gresik. Jakarta: PT Gading Inti Prima.

Tirtosudarmo, R., Saidi, A., Wardiat, D., & Windarsih, A. (2011). Kudus dan Situbondo: Dinamika sosial “Kota Santri.” Jakarta: PT Gading Inti Prima.

eron, L. C., & eron, A. (2013). Positive adjustment to poverty: How family communities encourage resilience in traditional African contexts. Culture & Psychology, 19(3), 391–413. Diakses dari http:// citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc download?doi=10.1.1.925.8347&rep= rep1&type=pdf, pada 21 Agustus 2019.

Ungar, M. (2008). Putting resilience theory into action: Five principles for intervention Dalam L. Liebenberg & M. Ungar (eds.), Resilience in action (17–38). Toronto: University of Toronto Press.

Urry, J. (2017). Sosiologi ruang dan tempat (A. Novenanto, pnrj.). Jurnal Kajian Ruang Sosial Budaya, 1(1), 17–35. DOI: 1021776/ub. sosiologi. jkrsb.2017.001.1.03. Diakses pada 27 Desember 2018 dari http://jkrsb. ub.ac.id/index.php/jkrsb/article/view/23.

U.S. Department of Health and Public Services. (2016). About the Division for At-Risk Individuals, Behavioral Health & Community Resilience (ABC). Diakses pada 23 April 2019 dari https://www.phe.gov/ Preparedness/planning/abc/Pages/about.aspx.

VanBreda, A., D. (2001). Resilience theory: A literature review. Diakses pada 14 April 2019 dari https://pdfs.semanticscholar.org/8e09/ ee0f4c92847930f38c295e8994d23e5fa622.pdf.

Widyaningrum, G. L. (2018, 18 Mei). PBB: 68% populasi dunia akan tinggal di area perkotaan pada 2050. National Geographic Indonesia. Diakses pada 11 Oktober 2018 dari http://nationalgeographic.grid.id/ read/13673071/pbb-68-populasi-dunia-akan-tinggal-di-area-perkotaan- pada-2050?page=all.

Yusup, P.M., Rachmawati, T.S., & Subekti, P. (2013). Memetakan lingkup informasi penghidupan orang miskin pedesaan. Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan (JKIP), 1(1), 21–28. Diakses pada 29 Desember 2018 dari http://jurnal.unpad.ac.id/jkip/article/download/9607/4317.

Yusup, P. M., Rachmawati, T.S, & Subekti, P. (2014). Memaknai kemiskinan berdasarkan pandangan orang miskin perdesaan. EduLib, 1(1), 21–28. Diakses pada 23 Oktober 2018 dari https://www.researchgate.net/ publication/313741043_MEMAKNAI_KEMISKINAN_BERDASARKAN_ PANDANGAN_ORANG_MISKIN_PEDESAAN.

Anderson, B. (1961). Some aspects of Indonesian politics under the Japanese occupation: 1944–1945. Ithaca, New York: Modern Indonesia Project, Southeast Asia Program, Department of Far Eastern Studies, Cornell University.

Anderson, B. (1988). Revoloesi pemoeda: Pendudukan Jepang dan perlawanan di Jawa 1944–1946. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

Badan Koordinasi Penanaman Modal. (2013). Executive summary: Peluang investasi objek wisata one stop tourism di Kabupaten Pandeglang. Diakses dari https://docplayer.info/46824654-Executive-summary- peluang-investasi-di-kabupaten-pandeglang-pengembangan-objek-wi- sata-one-stop-tourism.html, pada 20 Agustus 2019.

Badan Pusat Statistik Banten. (2016). Kota Serang dalam Angka 2016. Serang: BPS.

Dianggap kurang produktif, wilayah Ciamis pernah dipinjamkan kepada Sultan Yogyakarta (2013, 6 April). Ciamis.info. Diakses pada 24 April 2019 dari http://www.ciamis.info/2013/04/dianggap-kurang-produktif- wilayah.html.

Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pandeglang. (2011). Bidang pengairan. Diakses pada 10 Mei 2016 dari http://dpupandeglang.blogspot.co. id/2011/02/bidang-pengairan.html.

Ganet. (2015, 19 Maret). Pemerintah pusat membantu perbaikan irigasi di Pandeglang. Antaranews.com. Diakses pada 29 Oktober 2015 dari https://banten.antaranews.com/berita/22498/pemerintah-pusat- membantu-perbaikan-irigasi-di-pandeglang.

Hidayat, R. (2015, 28 Februari). Pandeglang harus segera lepas predikat kabupaten tertinggal. Tribunnews.com. Diakses pada 10 Mei 2016 dari http://www.tribunnews.com/nasional/2015/02/28/pandeglang-harus- segera-lepas-predikat-kabupaten-tertinggal.

Ibnu, D. (2016). Mengapa Republik Indonesia Serikat (RIS) tidak bertahan lama dan dibubarkan? Diakses pada 10 Januari 2017 dari http:// pendidikanzone.blogspot.co.id/2016/08/mengapa-republik-indonesia- serikat-ris-tidak-bertahan-lama-dan-dibubarkan.html.

ndrawan, A. (2016, 13 Juli). Banten prioritaskan penanganan kemiskinan di 27 desa. Republika.co.id. Diakses pada 15 Agustus 2016 dari http:// nasional.republika.co.id/berita/nasional/daerah/16/07/13/oa9cz1365- banten-prioritaskan-penanganan-kemiskinan-di-27-desa.

Kecamatan Kasemen. (2018). Kependudukan. Diakses pada 18 April 2019 dari https://kasemen.serangkota.go.id/page/2-kependudukan.

Kunjungan Lapang Tim Staf Ahli Dewan Bidang Pertanian Ke Pandeglang – Banten (2015, 17 Juni). Kompasiana. Diakses pada 24 April 2019 dari https://www.kompasiana.com/yesisupartoyo/55599f76b67e617777d366ac /kunjungan-lapang-tim-staf-ahli-dewan-bidang-pertanian-ke- pandeglang-banten.

Lestari, F. C. (2008). Kemiskinan dan pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur: Studi kasus Indonesia 1976–2006 (Skripsi Departemen Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor). Diakses pada 8 November 2015 dari https://repository.ipb. ac.id/jspui/bitstream/123456789/17984/1/H08fcl_abstract.pdf.

Mansur, K. (2001). Perjuangan rakyat Banten menuju provinsi: Catatan kesaksian seorang wartawan. Jakarta: Antara Pustaka Utama.

Marihandono, D. (2008). Herman Willem Daendels: Peletak Dasar Dinas Pos Modern di Indonesia. Jurnal Kajian Wilayah Eropa, 4(3), 67–90. Diakses pada 24 April 2019 dari http://lib.ui.ac.id/ le? le=digital/20302618-JKWE-4-3-2008-67.pdf.

Masaaki, O., & Hamid, A. (2008). Jawara in power, 1999–2007. Indonesia, 86, 109–138.

Pemerintah Kota Yogyakarta (2011). Rencana aksi daerah Kota Yogyakarta. Bahan tidak dipublikasikan.

Peta Wilayah Provinsi DIY. (TT). Dalam Tambahan Lembaran Negara RI/ Penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Diakses pada 25 Juni 2015 dari http://ngada.org/uu13-2012pjl.htm#ldj.

Putra, E. P. (2015, 1 Maret). Pandeglang harus lepas status kabupaten tertinggal. Republika.co.id. Diakses pada 10 Mei 2016 dari https:// www.republika.co.id/berita/nasional/daerah/15/03/01/nki92w-pandeg- lang-harus-lepas-status-kabupaten-tertinggal.

Sullivan, J. (1986). Kampung and state: e role of government in the development of urban community in Yogyakarta. Indonesia, 41, 63– 88.

Tentang Provinsi. (2016, 17 Maret). Da ar Kabupaten dan Kota di Provinsi Banten. Diakses pada 24 April 2019 dari https://semuatentangprovinsi. blogspot.com/2016/03/da ar-kabupaten-dan-kota-di-provinsi-banten. html

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2012 Tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Diakses pada 17 April 2019 dari http://otda.kemendagri.go.id/CMS/Images/Da arSPM/ UU%20Nomor%2013%20Tahun%202012.PDF.

Wahda, N. A. (2015). Sejarah Singkat Kesultanan Banten: Abad XVI-XIX M. Diakses pada 20 April 2019 dari https://www.academia.edu/28297642/ SEJARAH_SINGKAT_KESULTANAN_BANTEN_ABAD_XVI-XIX_M.03.

Warga miskin menumpuk di Kasemen. (2017, 26 November). Kabar Banten. Diakses pada 18 April 2019 dari https://www.kabar-banten.com/warga- miskin-numpuk-di-kasemen/.

Augusta, I. (2014). Diskursus, kekuasaan, dan praktik kemiskinan di perdesaan. Jakarta: Penerbit Obor.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten. (2004). Struktur sosial budaya masyarakat Banten. Serang: Banten.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Banten. (2013). Laporan keterangan pertanggungjawaban tahun anggaran 2013. Serang: Banten.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2008). Evaluasi 3 tahun pelaksanaan RJJMN 2004–2009 bersama menata perubahan. Jakarta: Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2011). Evaluasi satu tahun pelaksanaan RPJMN 2010–2014. Jakarta: Bappenas.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2014a). Rencana kerja pemerintah 2015. Jakarta: Bappenas.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. (2014b). Perlindungan sosial di Indonesia: Tantangan dan arah ke depan. Diakses pada 16 April 2019 dari https://www.bappenas.go.id/files/5114/2889/4558/ Perlindungan_Sosial_di_Indonesia-Tantangan_dan_Arah_ke_Depan. pdf

Badan Pusat Statistik Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. (2017, 4 September). Indeks kebahagiaan Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2017 sebesar 72,93. Diakses pada 14 April 2019 dari https://yogyakarta. bps.go.id/pressrelease/2017/09/04/812/indeks-kebahagiaan-daerah- istimewa-yogyakarta-tahun-2017-sebesar-72-93.html.

Ginting, A. (2014). Ketimpangan ekonomi Indonesia di tahun politik 2014. Info Singkat, 6(2), 1–4.

Institute for Research and Empowerment. (2013). Membangun penghidupan berkelanjutan untuk penanggulangan kemiskinan. Policy Brief, 10(1), 1–4.

Kasim, M. (2006). Karakteristik kemiskinan dan strategi penanggulangannya: Studi kasus Padang Pariaman. Jakarta: Indomedia Global.

Manning, C., & E endi, T. N. (1985). Urbanisasi, pengangguran, dan sektor informal di kota. Jakarta: Gramedia

Negara, S. (2013). Membangun perekonomian Indonesia yang inklusif dan berkelanjutan. Masyarakat Indonesia, 39(1), 247–262.

Newberry, J. (2006). Back door Java: State formation and the domestic in working class Java. Peterborough: Broadview Press dan University of Toronto Press.

Nugroho, R. (2006). Kebijakan publik untuk negara-negara berkembang. Jakarta: Gramedia.

Nurhasim, M., Rahman, A.R., Cahyono, H., & Wiratama, R.T. (2014).

Model kebijakan yang memihak kelompok/orang miskin berbasis good governance. Jakarta: LIPI Press.

Kementerian Sekretariat Negara. (2015) Lampiran Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (2015-2019). Jakarta: Kemensetneg.

Soemardjan, S. (1991). Perubahan sosial di Yogyakarta. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. (2013). Kemiskinan dan perekonomian. Policy Brief, 10(1), 1–3.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2011). Pemutakhiran data keluarga. Diakses pada 2 Februari 2015 dari http:// aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDKReports/KS/tabel93.aspx.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. (2014). Pemutakhiran data keluarga. Diakses pada 2 Februari 2015 dari http:// aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/MDKReports/KS/tabel93.aspx.

Badan Pusat Statistik. (2011a). Penjelasan data kemiskinan (Press release). Diakses pada 15 Oktober 2014 dari https://www.bps.go.id/ pressrelease/ 2011/01/27/884/penjelasan-data-kemiskinan.html.

Badan Pusat Statistik. (2011b). Pendataan program perlindungan sosial (PPLS) 2011. Diakses pada 15 Oktober 2014 dari https://www.bps. go.id/news/ 2011/07/11/4/pendataan-program-perlindungan- sosial--ppls--2011--indonesian-version-.html.

Badan Pusat Statistik. (2018). Karakteristik rumah tangga miskin dan tidak miskin 2013-2017 (Diolah dari Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas)). Diakses pada 16 April 2018 Diunduh dari https://www. bps.go.id/dynamictable/2015/09/19/908/karakteristik-rumah- tangga-miskin-dan-rumah-tangga-tidak-miskin-2013-2017.html.

Bourdieu, P. (1986). e forms of capital. Dalam J. G. Richardson (ed.), Handbook of theory and research for the sociology of education (241– 258). New York: Greenwood Press.

Carloni, A.S. (2005). Rapid guide for missions: Analysing local institutions and livelihoods. Roma: Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

Chambers, R. (1983). Rural development: Putting the last rst. London, Lagos, New York: Longman.

Departemen SKPM IPB. (TT). Pro l Prof. Sajogyo. Diakses pada 14 April 2019 dari http://skpm.ipb.ac.id/pro l/tokoh/sajogyo/

Kurniawan, H. (2014, 8 Agustus). Perjuangan rakyat 1926–1927 dalam karya sastra. Sindonews.com. Diakses pada 16 Februari 2015 dari http://daerah.sindonews.com/read/889082/29/ perjuangan- rakyat-1926-1927-dalam-karya-sastra-1407411020.

Multi ah. (2011). Telaah kritis kebijakan penanggulangan kemiskinan dalam tinjauan konstitusi. Journal of Indonesian Applied Economics, 5(1), 1–27. Diakses pada 30 Desember 2018 dari http://jiae.ub.ac.id/index. php/jiae/article/download/109/138.

Nugroho, T. (2010). Mubyarto dan ilmu ekonomi yang membumi. Diakses pada 30 Desember 2018 dari http://www.academia.edu/2544200/ Mubyarto_dan_Ilmu_Ekonomi_yang_Membumi.

Oddsdottir, F., Lucas, B., & Combaz, E. (2013). Measuring disaster resilience (GSDRC helpdesk research report 1045). Birmingham, UK: GSDRC, University of Birmingham.

Purwanto, D. (2013, 28 Mei). Pemerintah mengklaim bisa atasi kemiskinan dengan cepat. Kompas.com. Diakses pada 10 Agustus 2015 dari https:// ekonomi.kompas.com/read/2013/05/28/12365849/Pemerintah. Mengklaim.Bisa.Atasi.Kemiskinan.dengan.Cepat

Putnam, R D. (1995). Tuning in, tuning out: e strange disappearance of social capital in America. Political Science and Politics, 28(4), 664– 683.

Ranci, C. (2011). e political economy of social vulnerability: e social and political determinants of new social risks in western European countries. (Working papers du Programme Villes & territoires, 2011- 04, Paris, Sciences Po). Diakses dari http://blogs.sciences-po.fr/ recherche-villes/files/2011/07/Ranci-The-political-economy-of- social-vulnerability.pdf

Resilience Research Centre. (2013a). e child and youth resilience measure (CYRM) youth measure. Canada: RRC.

Resilience Research Centre. (2013b). e resilience research centre adult resilience measure (RRC-ARM). Canada: RRC.

Sibrian, R. (ed.). (2008). Deriving food security information from national household budget surveys. Diakses pada 21 April 2015 dari http:// www.fao.org/3/a-i0430e.pdf.

Suyanto, B. (1996). Kemiskinan dan kebijakan pembangunan: Kumpulan hasil penelitian. Yogyakarta: Penerbit Aditya Media.

United States Agency for International Development. (2012). Building resilience to recurrent crisis: USAID policy and program guidance. Diakses dari https://2012-2017.usaid.gov/sites/default/ les/documents/ 1866/Building%20Resilience%20to%20Recurrent%20Crisis.pdf, pada 20 Agustus 2019.

Winderl, T. (2014). Disaster resilience measurements stocktaking of ongoing e orts in developing systems for measuring resilience. Diakses pada 10 September 2015 dari https://www.preventionweb.net/files/37916_ disasterresiliencemeasurementsundpt.pdf.

Wirartha, I. M. (2000). Ketidakadilan jender yang dialami pekerja perempuan di daerah pariwisata. Socio-Economic of Agriculture and Agribusiness (SOCA), 0(1), 1–11. Diakses pada 3 Maret 2015

Carloni, A.S. (2005). Rapid guide for missions: Analysing local institutions and livelihoods. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations (FAO).

Lewis, O. (1995). Kebudayaan kemiskinan. Dalam P. Suparlan (ed.), Kemiskinan di perkotaan: Bacaan untuk antropologi perkotaan (pp. 3–20). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Satriawan, E. (2015) Pensasaran program berdasarkan rumah tangga dan wilayah, TNP2K. Diakses pada 21 Agustus 2019 dari http://www. tnp2k.go.id/images/uploads/downloads/PensasaranRTWilayah_Satria- wan%20(002).pdf.

Suparlan, P. (1995) Pendahuluan. Dalam P. Suparlan (ed.), Kemiskinan di perkotaan: Bacaan untuk antropologi perkotaan (pp. x-xxiii). Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

TNP2K. (2019). Developments in poverty levels in Indonesia. Diakses dari

http://tnp2k.go.id/acceleration-policies/developments-in-poverty-levels- in-indonesia.

Downloads

Published

December 4, 2019

Categories

HOW TO CITE