Templates
Indexed by
Citedness
Lontar Yusup adalah sebuah puisi naratif tentang kehidupan salah seorang Nabi Islam yang amat populer, Nabi Yusuf. Kisah ini merentangkan perjalanan hidup seorang utusan pilihan Tuhan (duta nabi luwih) dari usia dua belas tahun, kala ia bermimpi tentang matahari, bulan dan sebelas bintang bersujud kepadanya, sam-pai ia naik takhta menjadi penguasa Mesir, seusai nubuatnya tentang mimpi Raja Mesir; tujuh sapi kurus memangsa tujuh sapi gemuk dan tujuh daun kering me-lahap tujuh daun hijau. Kisah Yusuf yang bermula nun jauh di padang pasir Mesir, melintasi laut dan selat, hingga sampai di ujung timur Jawa, menjelma berlarik-larik tembang sebagai Lontar Yusup Banyuwangi. Islamisasi Jawa, bagaimanapun juga meru-pakan faktor penting bagi lahirnya karya ini. Lontar Yusup, baik sebagai teks mau-pun saat didendangkan (performance), merupakan wujud dari ekspresi Islam-Jawa yang mewarnai identitas kultural masyarakat Banyuwangi, wilayah yang da-hulu merupakan pusat negeri Blambangan pada masa akhir kekuasaannya.
MANUSKRIP
Lontar Yusup. Naskah disalin oleh Carik Pak Janah pada malam Sabtu Wage jam lima Subuh tanggal 11 bulan Puasa tahun Jimawal 1829. Naskah koleksi Adi Purwadi dari Desa Kemiren, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi.
BUKU DAN ARTIKEL
Adnan, K.H.R. M. 1981. Tafsir al-Qur' an Suci (basa Jawi). Bandung: Alma'arif.
Ali, Hasan. 2002. Kamus Bahasa Daerah Using – Indonesia. Banyuwangi: Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi.
Arifin, Winarsih P. 1995. Babad Blambangan. Yogyakarta: Ecole Francaise d'Extreme-Orient dan Yayasan Bentang Budaya.
Arps, Bernard. 1990. “Singing the life of Joseph: An all-night reading of the lontar Yusup in Banyuwangi, East Java”, dalam Indonesia and Malay World, November 1990. DOI: 10.1080/03062849008729747.
Arps, Bernard. 1992. Tembang in two traditions: performance and interpretation of Javanese literature. London: School of Oriental and African Studies-University of London.
Arps, Bernard. 1992b. “Yusup, Sri Tanjung, and Fragrant Water; The adoption of a Popular Islamic Poem in Banyuwangi, East Java”, dalam V. J. H. Houben, H. M. J. Maier, and W. van der Molen (eds), Looking in Odd Mirrors; The JavaSea, hlm. 112–145. Leiden: Vakgroep Talen en Culturen van Zuidoost-Azië en Oceanië, Rijksuniversiteit te Leiden.
Barried, S.B. dkk. 1994. Pengantar Teori Filologi. Yogyakarta: Badan Penelitian dan Publikasi Fakultas Seksi Filologi (BPPF), Fakultas Sastra, Universitas Gadjah Mada.
Beatty, A. 1999. Varieties of Javanese Religion. An Anthropological Account. Cambridge: Cambridge University Press.
Bell, Roger T. 1991. Translation and Translating. Theory and Practices. New York: Longman.
Coolsma, S. 1913. Soendaneesch-Hollandsch woordenboek. Leiden, A.W. Sijthoff.
De Graaf, H.J. dan Th. G. Th. Pigeaud, 1983. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa: Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Jakarta: Grafiti Pers.
Fathurahman, Oman, dkk. 2010. Filologi dan Islam Indonesia. Jakarta: Kementerian Agama RI Badan Litbang dan Diklat Pustlitbang Lektor Keagamaan.
Djamaris, Edward. 1977. “Filologi dan Cara Kerja Penelitian Filologi”, dalam Bahasa dan Sastra. Jakarta: Pusat Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Gaur, Albetine, 1994, A History of Caligraphy. London: British Library.
Katsir, Ibnu. 2018. Kisah Para Nabi:Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi Sejak Adam A.S hingga Isa A. S. Penerjemah Saefullah MS. Jakarta: Qisthi Press.
Kromoprawirto, Mas. 1867. Kawruh Aksara Pegon. Madiun.
Margana, Sri. 2012. Ujung Timur Jawa 1763-1818: Perebutan Hegemoni Blambangan. Yogyakarta: Pustaka Ifada.
Moertono, Soemarsaid. 1983. “Kata Pengantar”, dalam Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa. Peralihan dari Majapahit ke Mataram. Jakarta: Grafiti Press.
Musonnif, Ahmad. “Perbandingan Tarikh Studi Komparatif Kalender Masehi, Hijriyah dan Jawa Islam,” dalam Jurnal Dinamika Penelitian 11 No. 1 Juli 2011.
Mustafa, Kiyahi Bishri. tt. Al-Ibriz: li-ma’rifat tafsir al-Qur'an al- ‘aziz, bi al-lugha al-Jawiyya. AI-juz' 12. Kudus: Menara Qudus.
Naim, A dan Hendri S. 2011. Kewarganegaraan, Suku Bangsa, Agama dan Bahasa Sehari-hari Penduduk Indonesia: Hasil Sensus Penduduk Indonesia 2010. Jakarta: Badan Pusat Statistik.
Pigeaud, Th. 1932. “Aanteekeningen betreffende den Javaanschen Oosthoek”. TBG 72/1, hlm. 215-313.
Pigeaud, Th. 1963. Java in the 14th Century. A Study in Culture History. The Hague: Martinus Nijhoff.
Poerbatjaraka, R.M. Ng, P. Voorhoeve, dan C. Hooykaas. 1950. Indonesische Handschriften. Bandung: AC. Nix & Co.
Poerbatjaraka, R. M. Ng. 1954. Kepustakaan Djawi. Jakarta-Amsterdam: Djambatan.
Poerwadarminta, W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Batavia: J.B. Wolters, Groningen.
Pudjiastuti, Titik dan Hardjana HP. 1981. Kitab Yusuf. Jakarta: Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Pudjiastuti, Titik. 2009. ”Tulisan Pegon Wujud Identitas Islam Jawa, Tinjauan atas Bentuk dan Maknanya”. Suhuf, Vol 2. No. 2 2009, hlm. 271-284.
Saputra, Heru S. P. 2007. Memuja Mantra; Sabuk Mangir dan Jaran Goyang Masyarakat Suku Using Banyuwangi. Yogyakarta: LkiS.
Scholte, Joh. 1927. “Gandroeng van Banjoewangi”. Dja?wa, volume 7, hlm. 144-153.
Siswandi. 2001. “Pupuh Durma dalam Serat Yusuf Banyuwangi (Sebuah transliterasi, Terjemah, Pemetaan Bentuk dan Telaah Makna)”. Skripsi. Universitas Jember.
Stoppelaar, J.W.de. 1927. Balambangansch Adatrecht. Wageningen: H. Veenman.
Sudjana, I Made. 2001. Nagari Tawon Madu : Sejarah Politik Blambangan Abad XVIII. Kuta-Bali : Larasan-Sejarah.
Sugono, Dendy et al. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa (Edisi Keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Winter, C.F. 1983. Kamus Kawi – Jawa. Yogyakarta: Proyek Javanologi.
Wolbers, Paul Arthur. 1992. “Maintaining Using Identity Through Musical Performance; Seblang and Gandrung of Banyuwangi, East Java –Indonesia”. Disertasi Ph.D. Urbana-Champaign: University of Illinois.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.