Templates
Indexed by
Citedness
Komik adalah suatu bentuk karya seni yang menekankan kepada kesinambungan gambar dan tulisan dalam mengemukakan ide atau gagasan. Pengalaman artistik komikus ketika mencipta komik tidak hanya mendudukkan komik dalam bingkai seni rupa, namun lebih luas sebagai artefak kebudayaan. Buku Menimbang Sandhora: Telaah Komik Teguh Santosa menyajikan secara metodik sebuah kajian sosio-historis dengan pendekatan ikonografi dan ikonologi terhadap karya seni rupa berupa komik. Melalui buku ini diungkapkan bagaimana elemen-elemen visual dan verbal, baik yang bersifat aktual maupun ekspresional, membentuk tema dan konsep yang merefleksikan dinamika tahun 1970 saat komik Sandhora diterbitkan.
Hadirnya buku Menimbang Sandhora: Telaah Komik Teguh Santosa diharapkan dapat mengisi kekosongan kajian akademik terhadap komik Indonesia yang dewasa ini semakin jarang ditemui. Buku ini dapat menjadi bacaan alternatif bagi penikmat komik Indonesia, penyuka sejarah komik Indonesia, dan referensi para mahasiswa khususnya seni dan desain. Selamat membaca!
Aditya Nirwana, karena badannya yang kurus kering (dahulu) seringkali dipanggil ‘Keceng’. Lahir di Malang pada tanggal 5 April 1987. Setelah menamatkan kuliahnya di Program Studi S1 Desain Komunikasi Visual, Universitas Negeri Malang tahun 2010 kemudian melanjutkan studi di Program Pascasarjana, Institut Seni Indonesia Yogyakarta, dengan minat studi Pengkajian Seni Rupa dan minat utama Desain Komunikasi Visual. Setelah lulus hingga sekarang, bekerja sebagai dosen tetap di Program Studi Desain Komunikasi Visual, Universitas Ma Chung di Kota Malang. Saat ini sedang berupaya konsisten untuk menulis dan juga berguru pada penulis-penulis yang telah senior. Di samping menulis di jurnal-jurnal ilmiah nasional, beberapa tulisannya terserak di media massa dan juga katalog-katalog pameran seni rupa.
Abbagnano, N. (1967). The encyclopedia of philosophy vol.3. Macmillan Publishers.
Abdurahman, D. (1999). Metode penelitian sejarah. Logos Wacana Ilmu.
Adams, L. S. (1996). The methodologies of art. Westview Press.
Ajidarma, S. G. (2014). “Sastra Film” dalam Komik Teguh Santosa. Dalam Handout Preview Pameran Seni Komik Teguh Santosa Retrospeksi 1965-2000 di Malang. Galang Press.
Ajidarma, S. G. (2015b). Tulisan pengantar. Dalam A. Malik & S. Jai (Ed.), Maestro of The darkness: Teguh Santosa 1942-2000. MNC Publishing.
Aminuddin. (2014). Pengantar apresiasi karya sastra. Sinar Baru Algesindo.
Atmadiredja, G. (2012). Komik di Indonesia: Sebuah studi perbandingan antara komik lokal dengan komik asing. https://www. academia.edu/5078769/KOMIK_DI_INDONESIA_SEBUAH_STUDI_PERBANDINGAN_ANTARA_KOMIK_LOKAL_DENGAN_KOMIK_ASING
Ardika, I. G. (2003). Mengungkap perjalanan sanggarbambu. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Bittner, W. (2006). Das abenteuer in der literatur. Dalam W. Bittner (Ed.), Schreiben, Lesen, Reisen. Essays und Vorträge. Athena.
Bonneff, M. (1998). Komik Indonesia. Kepustakaan Populer Gramedia.
Breckler, S. J. (1984). Empirical validation of affect, behavior, and cognition as distinct components of attitude. Journal of Personality and Social Psychology, 47(6), 1191–1205. https://doi.org/10.1037//0022-3514.47.6.1191
Carey, P. (2014). Takdir: Riwayat Pangeran Diponegoro (1785-1855). Penerbit Buku Kompas.
Carrot Academy. (2013). Diskusi perkembangan komik Asia bersama Prof. John A. Lent. Carrot academy. Retrieved April 11, 2022, from http://www.carrotacademy.com/diskusi-perkembangan-komik-asia-bersama-prof-john-a-lent/
Dahana, R. P. (2001). Kebenaran dan dusta dalam sastra. Indonesia Tera.
Duncan, R., & Smith, M. J. (2009). The power of comics: History, form, & culture. The Continuum, International Publishing Group Inc.
Eisner, W. (1990). Comics & sequential art (6th ed.). Poorhouse Press.
Eriyanto. (2001). Analisis wacana: Pengantar analisis teks media. LKIS.
Feldman, E. B. (1967). Art as image and idea. Prentice – Hall, Inc.
Gie, K. W. (2014). Put On. Pustaka Klasik.
Groensteen, T. (2007). The system of comics. University Press of Mississippi.
Groensteen, T. (2013). Comics and narration. University Press of Mississippi.
Herlambang, W. (2012). Congress for cultural freedom di Indonesia. Boemipoetra boekan milik antek imperialis: Djoernal sastra. Penerbit Boemipoetra.
Herlambang, W. (2014). Kekerasan budaya pasca 1965: Bagaimana Orde Baru melegitimasi anti-komunisme melalui sastra dan film. Marjin Kiri.
Junaedhi, K. (1991). Ensiklopedia pers Indonesia. PT Gramedia Pustaka Utama.
Kartika, D. S., & Perwira, N. G. (2004). Pengantar estetika. Penerbit Rekayasa Sains.
Kasmana, K., Sihombing, R. M., & Irfansyah. (2014). Ciri visual komik strip Sunda Opat Madhab Setan dalam Majalah Manglé. Jurnal Visual Art & Design ITB, 6(2), 69–88.
Koendoro, D. (2007). Yuk, bikin komik. Dar! Mizan.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar ilmu antropologi. Rineka Cipta.
Kroeber, A.L., & Talcott, P. (1958). The concepts of culture and of social system. American Sociological Review, 23(1), 582.
Langer, S. K. (2006). Problematika seni. Sunan Ambu Press.
Lent, J. A. (2014). Cartooning in Indonesia: An overview. Dalam J. A. Lent (Ed.), Southeast Asian cartoon art: History, trends and problems. McFarland.
Lent, J. A. (2015). Asian comics. Univ. Press of Mississippi.
Liliweri, A. (2005). Prasangka dan konflik: Komunikasi lintas budaya masyarakat multikultur. Penerbit LKIS.
Lombart, D. (2008). Nusa Jawa: Silang budaya kajian sejarah terpadu, bagian I: Batas-balas pembaratan. Gramedia Pustaka Utama.
Lubis, I. (2009). Komik fotokopian Indonesia 1998 – 2001. ITB Journal of Visual Art and Design, 3(1), 57–78. https://doi.org/10.5614/itbj.vad.2009.3.1.5
Madjid, M. D., & Wahyudhi, J. (2014). Ilmu sejarah: Sebuah pengantar. Prenada Media Group.
Makka, A.M. (1968). Sunarto PR: Pelukis merdeka. Angkatan Bersendjata. Diakses pada 26 Agustus, 2016, dari http://archive.ivaa-online.org/khazanahs/detail/1946.
Matzkowski, B. (2001). Wie interpretiere ich Lyrik Basiswissen: Grundlagen der analyse und interpretation (2nd ed.). Bange.
McCloud, S. (1994). Understanding comics. HarperPerennial.
McGrath, E. A. (2006). Sejarah pemikiran reformasi. BPK Gunung Mulia.
Mitchell, W. J. T. (2005). What do pictures want?: The lives and loves of images. University of Chicago Press.
Panofsky, E. (2008). Meaning of The visual arts. Anchor Books.
Petersen, R. S. (2011). Comics, manga, and graphic novels: A history of graphic narratives. World Wide Web.
Poedjawijatna. (2005). Pembimbing ke Arah alam filsafat. Rineka Cipta.
Poesponegoro, M. D., & Notosusanto, N. (1993). Sejarah nasional Indonesia jilid vi. Balai Pustaka.
Rachmanadji, D. (2012). Awal eksistensi komik Indonesia sebagai produk budaya nasional. Jurusan Seni Dan Desain Universitas Negeri Malang.
Robbins, S. P. (2007). Perilaku organisasi (1st ed.). Salemba Empat.
Rokhmansyah, A. (2014). Studi dan pengkajian sastra: Perkenalan awal terhadap ilmu sastra. Graha Ilmu.
Rosidi, A. (2013). Ikhtisar sejarah sastera Indonesia. Pustaka Jaya.
Rosidi, A. (2015). Lekra bagian dari PKI. Pustaka Jaya.
Ruttkowski, W., & Reichmann, E. (1974). Das studium der Deutschen literatur. National Carl Schurz Association.
Saraceni, M. (2001). The language of comics. Routledge.
Setiawan, H. (2003). Kamus Gestok. Galang Press.
Sindhunata. (2011). Rasa perimbangan: Rahasia hidup beruntung dan bahagia. Dalam Hermanu (Ed.), Ilustrasi grafis Cheng Li. Bentara Budaya Yogyakarta.
Soekito, W. (1989). Kelahiran seorang sastrawan, pemulihan fungsi intelektual. Majalah Sastra Horison, 237–243.
Subhan, A. (2012). Analisis penggunaan kata-kata tabu dala puisi-puisi W.S. Rendra sebagai pengaruh persentuhannya dengan kebudayaan Barat. Linguistika Akademia, 1(1), 1–16.
Sumardjo, J. (2000). Filsafat seni. Penerbit ITB.
Supangkat, J., & Zaelani, R. A. (2006). Ikatan silang budaya: Seni Serat Biranul Anas. Art Fabrics dan KPG.
Supartono, A. (2000). Lekra Vs Manikebu: Perdebatan kebudayaan Indonesia 1950-1965. STF Driyarkara.
Suroto, S. (2007). Pengantar kuratorial. Katalog pameran komik Indonesia satu dekade (konde) 9-18 Agustus 2007.
Suseno, F. M. (2003). 13 Tokoh etika sejak zaman Yunani kuno sampai abad 19. Penerbit Kanisius.
Syarifuddin. (2015). Mengingat-ingat Teguh Santosa (1942-2000). Dalam A. Malik & S. Jai (Ed.), Maestro of The Darkness, Teguh Santosa 1942-2000. MNC Publishing.
Tabrani, P. (2005). Bahasa rupa. Kelir.
Tangkilisan, Y. B., & Iskandar, M. (2010). Penulisan sejarah: Pemikir kebudayaan. Direktorat Nilai Sejarah, Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.
Teeuw, A. (2013). Sastra dan ilmu sastra. Pustaka Jaya.
Teeuw, A. Galestin, Th.P., Robson, S.O., Worsley, P.J.& Zoetmulder P.J. (1969), Siwaratrikalpa of mpu Tanakung. The Hague: Martinus Nijhoff.
Toer, P. A. (2003). Realisme sosialis dan sastra Indonesia. Lentera Dipantara.
Valiandra, D. (2014b). Tentang komik The Godfather Teguh. Dalam S. Jai & A. Malik (Eds.), Maestro of the darkness: Teguh Santosa 1942-2000. Dewan Kesenian Jawa Timur.
Valiandra, D. (2015a). Kawah Candradimuka Sanggar Bambu. Dalam A. Malik & S. Jai (Ed.), Maestro of darkness: Teguh Santosa 1942-2000. Penerbit MNC.
Wellek, R., & Warren, A. (2014). Teori kesusastraan. Gramedia Pustaka Utama.
Wicaksono, A. (2014). Pengkajian prosa fiksi. Penerbit Garudhawaca.
Widayat, A. (2001). Kethoprak: Seni pertunjukan dan seni sastranya, media menuju konteks multikultural. Proceding Seminar Nasional Pemberdayaan KBJ III, 1–11.
Winarto, J. (1969). Sunarto PR: Sebuah profil. Sinar Harapan. Diakses pada 26 Agustus, 2016, dari http://archive.ivaa-online.org/ khazanahs/detail/1900.
Yudiono, K. S. (2010). Pengantar sejarah sastra Indonesia. Grasindo.
Zaidan, A. R., Mujiningsih, E. N., & Santosa, P. (1998). Unsur erotisme dalam cerpen Indonesia 1950-an. Pusat Pembinaan Dan Pengembangan N Nasional
Zainuddin, M. (2010). Pluralisme agama: Pergulatan dialogis Islam-Kristen di Indonesia. UIN-Maliki Press.
Zuliati. (2014). Ikonografi karya Sudjojono “di depan kelamboe terboeka.” Journal of Urban Society’s Arts, 14(1), 1–16.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.