Templates
Indexed by
Citedness
Ekonomi kreatif tenun lekat dengan keterlibatan perempuan, yang pada awalnya memproduksi tenun untuk kepentingan kelestarian budaya. Di NTB dan NTT khususnya, jumlah perempuan penenun ditemui lebih banyak. Melihat potensi ekonomi kreatif di Indonesia khususnya desain fesyen yang menduduki peringkat kedua nilai tambah PDB nasional, perkembangan industri tenun patut dipertimbangkan. Meskipun demikian, kebijakan yang mendorong peningkatan peran perempuan dalam aktivitas produksi industri ini seyogianya diantisipasi. Buku ini mengulas dua fokus tersebut: apakah pemerintah sudah mematangkan kebijakan yang mengembangkan jenis ekonomi kreatif ini, dan apakah arah kebijakan tersebut melindungi berbagai peran yang dijalankan perempuan. Dalam pendekatan dan kerangka analisis berbasis gender, kita akan melihat berbagai isu yang kemudian muncul. Memberikan best practices dan knowledge sharing, buku ini sangat tepat dibaca untuk lebih memahami dinamika industri ekonomi kreatif berbasis tenun dan keterkaitannya dengan pemberdayaan perempuan. Selain itu, buku Perempuan dan Ekonomi Kreatif Tenun: Perspektif Gender diharapkan dapat memperkaya buku-buku dengan tema sejenis di Indonesia, hingga menjadi masukan dalam penentu arah kebijakan. Selamat membaca!
Peneliti ASEAN Studies Center Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Gadjah Mada, Indonesia. Memiliki passion dalam bidang komunikasi dan gender, hak-hak asasi perempuan dan anak, komunikasi kesehatan, serta media baru di Indonesia dan Asia Tenggara. Bidang lain yang menjadi kualifikasinya adalah news anchor dan presenter televisi di sebuah stasiun televisi grup Jawa Pos. Selain itu, Putri juga seorang praktisi media dan komunikasi dengan latar belakang pendidikan doktoral yang berfokus pada New Media Studies, School of Media and Communication, Shang- hai Jiao Tong University, Tiongkok. Surel: putrirakhmadhani@gmail.com.
Staf pengajar dan peneliti di Departemen Manajemen dan Kebijakan Publik, FISIPOL UGM. Ia juga merupakan research fellow di the ASEAN Studies Center. Minat kajiannya adalah kebijakan pendidikan, collaborative governance, dan gender. Saat ini ia tengah menempuh pendidikan doktoral di bidang Educational Policy and Leadership di University at Albany-State University of New York, Amerika Serikat melalui beasiswa Fulbright-DIKTI. Ia mendapatkan gelar Master di bidang yang sama dari The Ohio State University. Semenjak bergabung di FISIPOL, ia telah melakukan riset yang relevan dengan minat kajiannya, seperti gender responsive policy yang tertuang dalam buku ini, pendidikan inklusif bagi penyandang disabilitas, dan pengungsi anak. Surel: a.kustulasari@ugm.ac.id.
Staf pengajar dan peneliti di Departemen Politik dan Pemerintahan, FISIPOL UGM. Ia menyelesaikan studi S-1 di Departemen Politik dan Pemerintahan UGM, dan menuntaskan gelar Master di program Human Right and Democracy in Southeast Asia (HARD SEA) Pascasarjana Ilmu Politik Fisipol UGM-National University of Singapore. Saat ini dia sedang menyelesaikan studi doktoralnya di University of Melbourne, Australia dengan konsentrasi Anthropology and Development Studies. Riset yang digeluti fokus pada studi demokrasi dan politik lokal, gender dan politik, pemberdayaan perempuan, politik dan pemerintahan desa, serta studi pembangunan dan masyarakat adat. Ia menulis beberapa artikel baik di jurnal internasional maupun jurnal nasional dan juga editor sekaligus kontributor buku bertajuk Rezim Lokal di Indonesia: Memaknai Ulang Demokrasi Kita, diterbitkan oleh Yayasan Obor Indonesia. Surel: novabayo@ugm.ac.id.
Peneliti senior di Pusat Riset Politik, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) [dahulu bernama Pusat Penelitian Politik-LIPI] dengan kepakaran di bidang gender dan politik; politik dan pemerintahan. Dewi adalah pendiri dan koordinator tim Gender dan Politik di Pusat Riset Politik BRIN. Dewi merupakan Sekretaris Jenderal Asian Association of Women’s Studies (AAWS) 2020–2022. Dewi meraih gelar Sarjana Ilmu Politik (cumlaude) dari Universitas Diponegoro (2000), Master di bidang Studi Asia Tenggara (spesialisasi gender di Asia Tenggara) dengan predikat First Class Honours diperoleh dari Australian National University (2007). Dewi meraih gelar Doktor bidang Area Studies dari Graduate School of Asian and African Area Studies (ASAFAS) Kyoto University Jepang (2012) dengan disertasinya diterbitkan menjadi buku berjudul: Indonesia Women and Local Politics: Islam, Gender and Networks in Post-Suharto Indonesia (National University of Singapore Press & Kyoto University Press, 2015). Publikasi kunci: Kurniawati Hastuti Dewi (ed), Gender and Politics in Post-Reformasi Indonesia: Women Leaders within Local Oligarchy Networks (Springer, 2022); Kurniawati Hastuti Dewi,“Motherhood Identity in the 2019 Indonesian Presidential Elections: Populism and Political Division in the National Women’s Movement”, Contemporary Southeast Asia 42, no. 2 (August 2020): 224–50; Kurniawati Hastuti Dewi, “Indonesia: Local Advocacy for Suffrage” in The Palgrave Handbook of Women’s Political Rights, Franceschet, Susan, Krook, Mona Lena, Tan, Netina (eds.) (Palgrave Macmillan 2018). Karya lainnya dapat ditemukan di Southeast Asian Studies, Asian Journal of Women’s Studies, Asian Studies Review, SOJOURN: Journal of Social Issues in Southeast Asia, Asian Women, Indonesian Feminist Journal. Surel: kurn008@brin.go.id.
ASEAN. (2015). ASEAN economic community blueprint 2025. ASEAN. https:ditjenppi.kemendag.go.id/assets/files/publikasi/doc_20180504_aec-blueprint-2025.pdf
Aufa, F. & Mulyati, S. (2008). Ekonomi Kreatif: Perekonomian Berbasis Seni sebagai alternatif pembangunan perekonomian Indonesia[Paper]. Institut Pertanian Bogor.
Bilton, C. (2007). Management and creativity: From creative industries to creative management. Blackwell Publishing.
Birch, S. (2008). The political promotion of the experience economy and creative industries. Narayana Press.
Broderick, E. (2012, 9 Maret). Applying a gender perspective in public policy: What it means and how we can do it better. Australian Human Rights Commission. https://humanrights.gov.au/about/news/speeches/applying-gender-perspective-public-policy-what-it-means-and-how-we-can-do-it
Cabrita, M., & Cabrita, C. (2010). The role of creative industries in stimulating intellectual capital in cities and regions. Dalam S. Rodrigues (Ed.), The Proceedings of the 2nd European Conference on Intellectual Capital. Lisabon, Portugal, 29–30 Maret 2010. (175). Academic Publishing Limited.
Erfanie, S. (2010). Dinamika industri kreatif dalam perekonomian nasional: Sebuah pengantar. Dalam Erfanie, S. (Ed.), Dinamika industri kreatif dalam perekonomian nasional. LIPI Press.
Henry, C., & de Bruin, A. (2011). Entrepreneurship and the creative economy: Process, practice and policy. Edward Elgar Publishing, Inc.
Holmes, R., & Jones, N. (2010). Rethinking social protection using a gender lens: Working Paper 320. Overseas Development Institute.
Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2009 tentang Pengembangan Ekonomi Kreatif. (2009). https://jdih.kemenparekraf.go.id/asset/data_puu/7193_2610-Inpres6Tahun2009
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia. (2019, 16 Oktober). Kembangkan ekonomi kreatif bidang fesyen, Pemerintah ajak Zilingo berdayakan perempuan, UMKM, dan produk dalam negeri. Dari https://ekon.go.id/publikasi/detail/1091/kembangkan-ekonomi-kreatif-bidang-fesyen-pemerintah-ajak-zilingo-berdayakan-perempuan-umkm-dan-produk-dalam-negeri
Kementerian Perdagangan. (2008). Pengembangan ekonomi kreatif Indonesia 2025. Kementerian Perdagangan. https://library.pib.ac.id/index.php?p=show_detail&id=256
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2014, 14 Februari). Sektor fesyen topang ekspor. Kementerian Perindustrian. https://kemenperin.go.id/artikel/8586/Sektor-Fesyen-Topang-Ekspor
Lazzeretti, L. (2007). Culture, creativity and local economic development: Evidence from creative industries in Florence. Dalam P. Cooke, & D. Schwartz (Ed.), Creative regions: Technology, culture and knowledge entrepreneurship. Routledge.
LPPI., & Bank Indonesia. (2015). Profil bisnis usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). LPPI dan Bank Indonesia.https://www.bi.go.id/id/umkm/penelitian/Documents/Profil%20Bisnis%20UMKM.pdf
Manurung, M. E. (2013). Peran perempuan dalam membangun kewirausahaan kreatif busana muslim dan film di Bandung. Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, XXII(1), 1–20.
March, C., Smyth, I., & Mukhopadhyay, M. (1999). A guide to gender analysis frameworks. Oxfam GB.
Montgomery, L. (2010). China’s creative industries: Copyright, social network markets and the business of culture in a aigital age. Edward Elgar Publishing Limited.
Moser, C. (1993). Gender planning and development: Theory, practice & training. Routledge.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2016). Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 10 tahun 2016 Tentang Tata Cara Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal Nusa Tenggara Barat. (2016). https://jdih.ntbprov.go.id/sites/default/files/produk_hukum/Pergub%20No.%2010%20Tahun%202016.pdf
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2019 Tentang Ekonomi Kreatif. (2022). https://jdih.maritim.go.id/cfind/source/files/pp/2022/pp-nomor-24-tahun-2022.pdf
Phillips, R. J. (2011). Arts entrepreneurship and economic development: Can every city be "Austintatious"? Foundations and Trends® in Entrepreneurship, 6(4), 239–313. http://dx.doi.org/10.1561/0300000039
Potts, J. (2011). Creative industries and economic evolution. Edward Elgar Publishing Limited.
Rai, S. (2004). Gendering global governance. International Feminist Journal of Politics, 6(4), 579–601.
Roodhouse, S. (2011). The creative industries definitional discourse. Dalam C. Henry, & A. de Bruin, Entrepreneurship and the creative economy: Process, practice and policy (8–10). Edward Elgar Publishing Limited.
Saptari, R. (2000). Networks of reproduction among cigarette factory women in East Java. Dalam J. Koning, M. Nolten, J. Rodenburg, & R. Saptari, Women and households in Indonesia: Cultural notions and social practices. Curzon Press.
Scott, E. (2022, 1 Desember). Arts and creative industries: The case for a strategy. Dari https://lordslibrary.parliament.uk/arts-and-creative-industries-the-case-for-a-strategy/
Setiawan, B., & Suwarningdyah, R. N. (2014). Strategi pengembangan tenun ikat Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(3), 353–367.
Setyaningsih, S. (2012). Women empowerment through creative industry: A case study. International Conference on Small and Medium Enterprises Development. Procedia Economic and Finance.
Simatupang, T. (2007, 1 Agustus). Gelombang ekonomi kreatif. Pikiran Rakyat.
Simatupang, T. (2008). Perkembangan Industri Kreatif. SMB ITB.
Soetjipto, A. W., & Adelina, S. (2013). Suara dari desa: Menuju revitalisasi PKK. Marjin Kiri.
Status of Women Canada. (1996). Gender-based analysis: a guide for policy making. Staigh Associates Limited.
Tan, M. (2022, 14 Maret). Realizing the potential of over 71 Million MSMEs in Southeast Asia. Southeast Asia Development Solutions - Asian Development Bank. https://seads.adb.org/solutions/realizing-potential-over-71-million-msmes-southeast-asia
Therik, J. (2012). Ragam-ragam tenunan Nusa Tenggara Timur. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur .
Throsby, D. (2010). The economics of cultural policy. Cambridge University Press.
UNCTAD. (2008). Creative Economy Report 2008. UNCTAD.
United Nations Industrial Development (UNIDO). (2014). UNIDO Gender Newsletter No.4. https://www.unido.org/sites/default/files/2014-03/UNIDO_Gender_Newsletter_NO.4_A4_0.pdf
UNDP (2012). Gender and economic policy management initiative: Asia and the Pacific. Retrieved from https://www.undp.org/asia-pacific/publications/gepmi-module-02-%E2%80%93-gender-responsive-policy-analysis
Weckerle, C., Gerig, M., & Söndermann, M. (2008). Creative industries Switzerland: Facts, models, culture. Zurich University of the Arts.
World Health Organization. (2011). Gender mainstreaming for health managers: a practical approach. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44516/9789241501064_eng.pdf
World Intellectual Property Organization (WIPO). (2006). WIPO intellectual property handbook. WIPO Publication. https://www.wipo.int/edocs/madrdocs/en/2006/madrid_2006_2.pdf
Widiastiti, A. A. (2012). Resistensi perempuan Bali pada sektor Industri Kreatif di Desa Paksebali, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Jurnal of Cultural Studies, 1(1), 1–10.
Association of Southeast Asian Nations (2016). ASEAN strategic plan for culture and arts 2016 – 2025. The ASEAN Secretariat. https://asean.org/wp-content/uploads/2021/01/ASEAN-Strategic-Plan-for-Culture-and-Arts-2016-2025.pdf
Association of Southeast Asian Nations (2020). ASEAN comprehensive recovery framework: Implementation plan. The ASEAN Secretariat. https://asean.org/book/asean-comprehensive-recovery-framework-implementation-plan/
Association of Southeast Asian Nations (2021). The ASEAN creative economy: culture identity and the business of creativity. The ASEAN Secretariat. https://theaseanmagazine.asean.org/edition/creative-economy/
Babo, G. (2020, 28 Agustus). Dibalik bersarung tenun di lingkup ASN Pemerintah Provinsi NTT. BKD Prov NTT. https://bkd.nttprov.go.id/article/dibalik-bersarung-tenun-di-lingkup-asn-pemerintah-provinsi-ntt
Buchoud, N. J. A. (2022). A creative recovery: A G20 roadmap and special focus on Indonesia. Dalam T. Sonobe, N. J. A. Buchoud, T. G. Tiong, S. Baek, N. S. Hendriyetty, & E. P. Sioson (Eds.), Creative economy 2030: imagining and delivering a robust, creative, inclusive, and sustainable recovery (1–9). Asian Development Bank Institute.
Corner, L. (1997, Oktober). Rural development and poverty alleviation in ASEAN: A gender perspective. A background paper to the ASEAN Senior Officials Meeting on Poverty Alleviation and Rural Development, Kuala Lumpur.
Howkins, J. (2001) The creative economy: How people make money from ideas. Allen Lane.
Leinbach, T. R. (Ed.). (2004). The Indonesian rural economy: mobility, work and enterprise. Institute of Southeast Asian Studies.
March, C., Smyth, I., & Mukhopadhyay, M. (1999). A guide to gender analysis frameworks. Oxfam GB.
Marzaman, A. (2013). Indonesia’s creative industry towards the ASEAN economic community. Journal of World Trade Studies, 4(1), 67–79.
Moser, C. (1993). Gender planning and development: Theory, practice & training. Routledge.
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010-2030. (2011). https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/SKPT/8%20Sumba%20Timur/P_NTT_1_2011%20rencana%20tata%20ruang%20daerah.pdf
Peraturan Gubernur Nomor 14 Tahun 2017 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2014 tentang Disiplin Kerja PNS Lingkup Pemerintah Provinsi NTB. (2014). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/93331/pergub-prov-nusa-tenggara-barat-no-14-tahun-2
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2009 tentang Perubahan Pertama Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2007 tentang Pakaian Dinas Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah. (2009). https://jdih.baliprov.go.id/uploads/produk-hukum/peraturan/2009/PERMENDAGRI/Permen_53_2009.doc
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 52/M-DAG/PER/7/2015 tentang Ketentuan Impor Tekstil dan Produk Tekstil. (2015). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/128975/permendag-no-52m-dagper72015-tahun-2015
Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (2013). https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/5349/pp-no-17-tahun-2013Peraturan Walikota Kupang Nomor 5 Tahun 2010 tentang Pakaian Dinas dan Atribut Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Kupang. (2010). https://docplayer.info/40479851-Walikota-kupang-peraturan-walikota-kupang-nomor-5-tahun-2010.html
Rosyadi, S., Kusuma, A.S., Fitrah, E., Zayzda, N.A. & Pimoljinda, T. (2022), Barriers of public policy faced by SMEs of creative economy in Indonesia. International Journal of Law and Management, 64(1), 32–48. https://doi.org/10.1108/IJLMA-02-2020-0061
Sonobe, T. (2022). Preface. Dalam T. Sonobe, N. J. A. Buchoud, T. G. Tiong, S. Baek, N. S. Hendriyetty, &N., E. P. Sioson (Eds.), Creative economy 2030: imagining and delivering a robust, creative, inclusive, and sustainable recovery (xviii). Asian Development Bank Institute.
Therik, J. (2012). Ragam-ragam tenunan Nusa Tenggara Timur. Kupang: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Nusa Tenggara Timur .
UNDP (2012). Gender and economic policy management initiative: Asia and the Pacific. https://www.undp.org/asia-pacific/publications/gepmi-module-02-%E2%80%93-gender-responsive-policy-analysis
World Bank. (2005). Gender responsive social analysis: A guidance note. https://documents1.worldbank.org/curated/en/217381468313758622/pdf/351370REV0GenderGuidelines0SANS.pdf
World Health Organization. (2011). Gender mainstreaming for health managers: A practical approach. World Health Organization. https://apps.who.int/iris/handle/10665/44516
ASEAN. (2015). ASEAN economic community blueprint 2025. https://www.asean.org/storage/2016/03/AECBP_2025r_FINAL.pdf
Aufa, F & Mulyati, S. (2008). Ekonomi kreatif: Perekonomian berbasis seni sebagai alternatif pembangunan perekonomian Indonesia. Institut Pertanian Bogor.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Timur. (2017). Kabupaten Lombok Timur dalam angka 2017. https://lomboktimurkab.bps.go.id/publication/2017/08/11/64ed2d794d5335ba27991438/kabupaten-lombok-timur-dalam-angka-2017.html
Bakker, S. (1984). Filsafat kebudayaan: sebuah pengantar. Kanisius.
Holmes, R., & Jones, N. (2010). Rethinking social protection using a gender lens : Working Paper 320. Overseas Development Institute.
Manurung, M. E. (2013). Peran perempuan dalam membangun kewirausahaan kreatif busana muslim dan film di Bandung. Jurnal Studi Pembangunan Interdisiplin, XXII(1), 1–20.
Moser, C. (1993). Gender planning and development: theory, practice & training. Routledge.
Al-Hibri, A., Mudzhar, M. A., & Abdullah, M. A. (Ed). (2001). Wanita dalam masyarakat Indonesia. Sunan Kalijaga Press.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2016). Peraturan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor 10 tahun 2016 Tentang Tata Cara Pemberian Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal Nusa Tenggara Barat. (2016). https://jdih.ntbprov.go.id/sites/default/files/produk_hukum/Pergub%20No.%2010%20Tahun%202016.pdf
Septarini, E. C. (2016, Desember 14). Dorong UMKM kreatif, Bank Indonesia NTB bentuk klaster tenun. Bisnis.com. https://ekonomi.bisnis.com/read/20161214/87/612010/dorong-umkm-kreatif-bank-indonesia-ntb-bentuk-klaster-tenun
Soetrisno, L. (1997). Kemiskinan perempuan dan pemberdayaan. Kanisius.
Status of Women Canada. (1996). Gender-based analysis: a guide for policy making. Staigh Associates Limited.
Throsby, D. (2010). The economics of cultural policy. Cambridge University Press.
UNDP (2012, 27 Juli). Gender and economic policy management initiative: Asia and the Pacific. https://www.undp.org/asia-pacific/publications/gepmi-module-02-%E2%80%93-gender-responsive-policy-analysis
World Health Organization. (2011). Gender mainstreaming for health managers: a practical approach. https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/44516/9789241501064_eng.pdf
Babo, G. (2020, 28 Agustus). Dibalik bersarung tenun di lingkup ASN Pemerintah Provinsi NTT. BKD Prov NTT. https://bkd.nttprov.go.id/article/dibalik-bersarung-tenun-di-lingkup-asn-pemerintah-provinsi-ntt
Del Solar, M. E. (2019). Highland peasant weavers: Empowered women, heritage keepers and home providers. Incakunaq Ruwaynin Project, Cusco, Peru. TEXTILE, 17(2), 168–181.
Hanif. H., & Kurniawan, N. I. (2009). Menuju bekerjanya tata pemerintahan lokal yang baik: Partisipasi, transparansi, akuntabilitas. Monograph on Politics and Government, 3(1), 1–84.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. (2017). Sinergi Pemerintah, LSM, dan masyarakat adalah kunci pengentasan masalah perempuan dan anak. Diakses pada 27 Januari 2020, dari http://www.kemenpppa.go.id/index.php/page/read/29/1417/sinergi-pemerintah-lsm-dan-masyarakat-kunci-pengentasan-masalah-perempuan-dan-anak
March., C., Smyth, I., & Mukhopadhya, M. (2000). A guide to gender- analysis framework. Oxfam GB.
Moser, C. (1993). Gender planning and development: Theory, practice & training. Routledge.
Nugroho, C., Nurhayati, I. K., Nasionalita, K., & Malau, R. M. U. (2021). Weaving and cultural identity of Batak Toba women. Journal of Asian and African Studies, 56(6), 1165–1177.
Purnawan, F. (2004). Kain untuk suami. Indofood Sukses Makmur.
Seko, S. (2019). Kota Kupang kembali raih trofi Kota Layak Anak. Diakes pada 12 April 2022, dari https://kupang.tribunnews.com/2019/07/24/kota-kupang-kembali-raih-trofi-kota-layak-anak
Peraturan Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor 1 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2010–2030. (2011). https://kkp.go.id/an-component/media/upload-gambar-pendukung/SKPT/8%20Sumba%20Timur/P_NTT_1_2011%20rencana%20tata%20ruang%20daerah.pdf
Peraturan Walikota Kupang No. 5 Tahun 2010 tentang Pakaian Dinas dan Atribut Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Kota Kupang. (2010). https://adoc.pub/download/walikota-kupang-peraturan-walikota-kupang-nomor-5-tahun-2010.html
Setiawan, B., & Suwarningdyah, R. N. (2014). Strategi pengembangan tenun ikat Kupang provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, 20(3), 353–367.
Van Etten, S. (2010). Weaving development: Cultural preservation and economic improvement in Cochabamba, Bolivia. Anthropology Honors Projects, 6. https://digitalcommons.macalester.edu/anth_honors/6
Connell, R. W. (2008). Gender: A short introduction. Polity Press.
Crenshaw, K. (1991). Mapping the margins: Intersectionality, identity politics, and violence against women of color. Stanford Law Review, 43(6), 1241–1299. https://doi.org/10.2307/1229039
Dewi, K. H. (2015). Indonesian women and local politics: Islam, gender and networks in post-Suharto Indonesia. NUS Press, Kyoto University Press.
Dewi, K. H. (2023). The city, PKK leaders, and women's empowerment. Asian Journal of Women's Studies, 29(1), 121–135. https://www.tandfonline.com/doi/abs/10.1080/12259276.2023.2170047
Eisenstein, H. (1984). Contemporary feminist thought. Unwin Paperbacks.
Harding, S. (1987). The method question. Hypatia, 2(30). http://www.jstor.org/stable/3810120.
Lykke, N. (2010). Feminist studies a guide to intersectional theory, methodology and writing. Routledge.
Saptari, R. (2000). Networks of reproduction among cigarette factory women in East Java. Dalam J. Koning, M. Nolten, J. Rodenburg, & R. Saptari (Ed.), Women and households in Indonesia: Cultural notions and social practices. Routledge.
Soetjipto, A. W., & Adelina, S. (2013). Suara dari desa: Menuju revitalisasi PKK. Marjin Kiri.
Avanza, G. (2021). The status of women weavers as heritage bearers: Accounts of social transformation and empowerment in the Province of Canchis, Cuzco, Peru. International Journal of Intangible Heritage, (16), 78–88. DOI: 10.35638/ijih.2021..16.008
Del Solar, M. E. (2019). Highland peasant weavers: Empowered women, heritage keepers and home providers. Incakunaq Ruwaynin Project, Cusco, Peru. TEXTILE, 17(2), 168–181. https://doi.org/10.1080/14759756.2018.1474003
Jackson, P. (2002). Commercial cultures: Transcending the cultural and the economic. Progress in Human Geography, 26(1), 3–18.
Nugroho, C., Nurhayati, I. K., Nasionalita, K., & Malau, R. M. U. (2021). Weaving and cultural identity of Batak Toba women. Journal of Asian and African Studies, 56(6), 1165–1177.
Van Etten, S. (2010). Weaving development: Cultural preservation and economic improvement in Cochabamba, Bolivia. Anthropology Honors Projects, 6. https://digitalcommons.macalester.edu/anth_honors/6
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.