Identifikasi Bahasa dan Kebudayaan Etnik Minoritas Kao

Authors

Endang Retnowati, dkk

Keywords:

Bahasa, Budaya

Synopsis

Menurut para Intelektual, bahasa berkaitan dengan kebudayaan. Kaitan itu juga tidak terlepas dari hubungannya dengan lingkungan sosial. Lingkungan sosial berpengaruh terhadap kehidupan bahasa dan sebaliknya. Di desa Kao terdapat kondisi kebahasaan multilangualisme. Bahasa komunikasi antaretnik adalah bahasa Melayu Ternate. Penutur bahasa Kao berjumlah 36 orang, usia penuturnya yang paling muda adalah 40 tahun. Bahasa Kao tidak digunakan di berbagai ranah, seperti ranah pendidikan, ranah adat, dan ranah administrasi/pemerintahan. Lingkungan sosial demikian berpengaruh pada kehidupan bahasa Kao sehingga bahasa Kao dapat dikatagorikan sebagai bahasa yang terancam punah. Meskipun bahasa Kao dalam kondisi terancam punah, namun masih terdapat budaya tradisional etnik Kao yang dapat bertahan lama. Hal itu karena di dalamnya terdapat pandangan hidup etnik Kao yang masih dihayati oleh mereka hingga kini. Revitalisasi bahasa dan budaya etnik minoritas sebenarnya sangat diperlukan agar keberadaan keduanya sebagai hak asasi mereka tidak menjadi punah berhadapan dengan semakin terbukanya komunikasi global, baik melalui ekonomi maupun media massa, seperti televisi dan internet. Oleh karena itu, keduanya membutuhkan perhatian pemerintah/negara.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bertens, K. 2002. Filsafat Barat Kontemporer Inggris-Jerman. Jakarta: PT Gra- media Pustaka Utama.

Bourdieu, Pierre. 1995. Outline of A eory of Practice. (Translated by Richard Nice). Cambridge: Cambridge University Press.

Fill, Alwin dan Peter Mu?hlhau?sler (ed.). 2001. e Ecolinguistics Reader: Language, Ecology and Environment. London: Continuum.

Giddens, Anthony. 1986. e Constitution of Society. Berkeley and Los Angeles: University of California Press.

Haugen, Einer. 1972. e Ecology of Language. Stanford: Stanford University Press.

Katubi. 2004. “Pendahuluan”. Bahasa dan Kebudayaan Hamap Kelompok Mi- noritas di Alor. Jakarta: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB-LIPI).

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi I. Jakarta: Rineka Cipta.

Koentjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi II. Jakarta: PT Rineka Cipta, cetakan pertama.

Magnis-Suseno, Franz. 1995. Etika Dasar Masalah-Masalah Pokok Filsafat Moral. Yogyakarta: Kanisius.

Masinambow, E.K.M. (Ed.). 1980. Halmahera dan Raja Ampat Konsep dan Strategi Penelitian. Jakarta: Lembaga Ekonomi dan Kemasyarakatan Nasional, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Risager, Karen. 2007. Language and Culture Pedagogy From a National to a Transnational Paradigm. Clevedon, Bu alo,Toronto: Multilingual Matters LTD.

_______. 2008. Language and Culture Global Flows and Local Complexity. Clevedon, Bu alo,Toronto: Multilingual Matters LTD.

Saville-Troike, Muriel. 2003. e Ethnography of Communication. London: Blackwell Publishing.

Sutrisno, Mudji & Hendar Putranto (Ed.). 2005. Teori-Teori Kebudayaan. Yogyakarta: Kanisius.

Website:

Herman R.N. “Antara Bahasa dan Budaya”, 30 Mei 2009, http://lidahtinta. wordpress.com/2009/05/30/antara-bahasa-dan-budaya/ diakses pada tanggal 20 Oktober 2011

http://ternate.wordpress.com/2009/10/18/sekilas-tentang-%E2%80%9Ccakalele- hasa-salai-jin%E2%80%9D-atraksi-ritual-tarian-perang-ritual-pengobatan- secara-gaib/

Fithri, Aqil, “Beberapa Perspektif Tentang Bahasa, Budaya dan Bangsa”, Jalan Telawi, 1 Oktober 2009, http://jalantelawi.com/2009/10/ beberapa- perspektif-tentang-bahasa-budaya-dan-bangsa/ diakses 30 Oktober 2011.

Modul:

Lembar Fakta No. 18 (Revisi 1), Hak Kelompok Minoritas. Kovenan Interna- sional tentang Hak Sipil dan Politik.

Downloads

Published

November 1, 2014

Details about this monograph

ISBN-13 (15)

978-979-799-778-6