Pengembangan Diagnostik Laboratorium untuk Meningkatkan Penatalaksanaan dan Pengendalian Difteri
Keywords:
difteri, laboratorium, penatalaksanaan, pengendalianSynopsis
Difteri harus tetap diwaspadai karena merupakan penyakit re-emerging yang sewaktu-waktu bisa meningkat secara cepat dan berpotensi menyebabkan wabah. Dalam hal ini, laboratorium memiliki peran penting dalam penatalaksanaan dan pengendalian difteri.
Pengembangan diagnostik laboratorium dengan metode konvensional sebagai gold standard pemeriksaan difteri dapat meningkatkan sensitifitas dan kecepatan hasil pemeriksaan. Pengembangan metode PCR dapat membantu dan melengkapi keterbatasan dari metode konvensional sehingga dapat digunakan sebagai pemeriksaan pendamping.
Penerapan hasil pengembangan diagnostik laboratorium dan penggabungan metode konvensional dengan PCR akan meningkatkan kecepatan, sensitifitas, dan visibilitas pemeriksaan laboratorium difteri. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan penatalaksanaan kasus dan pengendalian difteri, terutama dalam merespon secara cepat terjadinya wabah atau kejadian luar biasa (KLB) difteri di lapangan.
Keberhasilan pengembangan diagnostik laboratorium difteri harus ditunjang dengan peran aktif semua pihak terkait, meliputi klinisi dan tenaga kesehatan lain, surveilans, laboratorium, dan pemerintah, baik pusat maupun daerah. Begitu juga dengan masyarakat umum, perlu menjalankan perilaku hidup sehat dan mengikuti program pemerintah, khususnya program imunisasi.
Downloads
References
Adriati, W. E. (2018). Selektivitas Medium Agar Darah dengan Suplementasi Fosfomisin pada Identifikasi Corynebacterium diphtheriae terhadap Staphylococcus aureus dan Streptococcus sanguinis. In Repository Universitas Brawijaya.
Ahmed, O. B. (2022). Detection of Antibiotic Resistance Genes in Pseudomonas aeruginosa by Whole Genome Sequencing. Infection and Drug Resistance, 15(December), 6703–6709. https://doi.org/10.2147/IDR.S389959
Amalia, N., Sundari, S., Subangkit, S., Sunarno, S., Rudi, H. P., Sariadji, K. (2013). Identifikasi Temuan Kontak Positif Kasus Kejadian Luar Biasa Difteria di DKI Jakarta. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 23(4), 20686.
Badell, E., Guillot, S., Tulliez, M., Pascal, M., Panunzi, L. G., Rose, S., Litt, D., Fry, N. K., Brisse, S. (2019). Improved quadruplex real-time PCR assay for the diagnosis of diphtheria. Journal of Medical Microbiology, 68(10), 1455–1465. https://doi.org/10.1099/JMM.0.001070
Dangel, A., Berger, A., Konrad, R., Sing, A. (2019). NGS-based phylogeny of diphtheria-related pathogenicity factors in different Corynebacterium spp. implies species-specific virulence transmission. BMC Microbiology, 19(1), 1–17. https://doi.org/10.1186/s12866-019-1402-1
DeZoysa, A., Efstratiou, A., Mann, G., Harrison, T. G., Fry, N. K. (2016). Development, validation and implementation of a quadruplex real-time PCR assay for identification of potentially toxigenic corynebacteria. Journal of Medical Microbiology, 65(12), 1521–1527. https://doi.org/10.1099/jmm.0.000382
Febriyana, D., Sunarno, S., Hartoyo, Y., Nursofiah, S., Febrianti, T., Saraswati, R. D., Puspandari, N., Susanti, I., Khariri, K., Sariadji, K., Rukminiati, Y., Muna, F. (2021). Analisis Gen Tox Corynebacterium Diphtheriae Penyebab Difteri di Beberapa Wilayah Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 49(1), 63–70. https://doi.org/10.22435/bpk.v49i1.3844
Fitri, N., Na-Bangchang, K., Tjitra, E., Hutagalung, J., Sunarno, S., Dewi, R. M., Handayani, S., & Chaijaroenkul, W. (2023). Host susceptibility genes of asymptomatic malaria from South Central Timor, Eastern Indonesia. Parasitol Research, 122(1), 61–75. https://doi.org/doi: 10.1007/s00436-022-07696-0. Epub 2022 Oct 26.
Fitriana, F., Amalia, N., Hartoyo, Y., Nursofiah, S., Puspandari, N., Khariri, K., Sariadji, K., Muna, F., Rukminiati, Y., Rizki, A., Febriyana, D., Febrianti, T., Susanti, I., Saraswati, R. D., Sunarno, S. (2022). Polymorphisms of dtxR Gene of Corynebacterium diphtheriae Isolated from Diphtheria Outbreak in Indonesia. Jundishapur Journal of Microbiology, 15(4), 2–7. https://doi.org/10.5812/jjm-121534
Fitriana, F., Nursofiah, S., Amalia, N., Puspandari, N., Sariadji, K., Sunarno, S. (2017). Kesalahan yang Dapat Terjadi dalam Identifikasi Bakteri Penyebab Difteri (Corynebacterium diphtheriae) Menggunakan Mesin Otomatis Vitek 2. Jurnal Biotek Medisiana Indonesia, 6(2), 151–158.
Fitriana, F., Sunarno, S., Syarif, A. K., Karyana, M., Rosana, Y., Moehario, L. H. (2019). A new modified medium for Simultaneous Cystinase and elek tests of bacteria causing diphtheria. Bali Medical Journal, 8(1), 334. https://doi.org/10.15562/bmj.v8i1.1231
Guilfoile, P. G. (2009). Deadly diseases and epidemics: Diphtheria. Infobase Publishing.
Gunardi, H., Kartasasmita, C. B., Rezeki Hadinegoro, S. S., Irawan Satari, H., Oswari, H., Pusponegoro, H. D., Batubara, J. R., Akib, A. A., Hegar, B., Yanuarso, P. B., Wisnu Hendrarto, T. (2017). Jadwal Imunisasi Anak Usia 0-18 tahun: Rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia. Sari Pediatri, 18(5), 417–422.
Husada, D., Soegianto, S. D. P., Kurniawati, I. S., Hendrata, A. P., Irawan, E., Kartina, L., Puspitasari, D., Basuki, P. S., Ismoedijanto. (2019). First-line antibiotic susceptibility pattern of toxigenic Corynebacterium diphtheriae in Indonesia. BMC Infectious Diseases, 19(1), 1–11. https://doi.org/10.1186/s12879-019-4675-y
Kambang, S., Sunarno, N., Pracoyo, N. E., Putranto, R. H., Abdurrahman, N. (2016). Epidemiologi Kasus Difteri di Kabupaten Lebak Provinsi Banten Tahun 2014. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 26(1), 224–235.
Kemenkes. (2020). Permenkes RI Nomor 21 Tahun 2020. Kementerian Kesehatan RI, 9(May), 6.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes). (2018). Pedoman Surveilans dan Penanggulangan Difteri. 10–27.
Lestari, C. S. W., Dewi, R. M., Sunarno, S., Hasugian, A. R., Handayani, S., Maha, M. S., Panjaitan, S. D., Ningrum, N., Sari, M., Fairuza, F. (2023). The effectiveness of hepatitis B vaccine in toddlers based on the five-year period national basic health research (Riskesdas 2007, 2013, and 2018) in Indonesia. PeerJ, 1–23. https://doi.org/10.7717/peerj.15199
Misnadiarly, & Sunarno. (2007). Tuberkulosis Paru dan Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingginya Angka Kejadiannya di Indonesia Tahun 2007. In Buletin Penelitian Kesehatan Supplement. (pp. 56–63).
Mulyastuti, Y., Rahayu, S. I., Sunarno, S., Santoso, S., Wasito, E. B. (2017). Short communication: Investigation of diphtheria in Indonesia: Dtxr and tox genes analysis of Corynebacterium diphtheriae collected from outbreaks. Biodiversitas, 18(2), 784–787. https://doi.org/10.13057/biodiv/d180249
Mutahhar, A., Puspitasari, D., Husada, D., Kartina, L., Basuki, P. S., Moejito, I. (2020). Sensitivity of Erythromycin Against Toxigenic Strain of Corynebacterium Diphtheriae. Indonesian Journal of Tropical and Infectious Disease, 8(1), 24–28.
Downloads
Published
License

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

























